Houkago, Famires de Volume 2 Bab 3 Bagian 1 Bahasa Indonesia

Chapter 3 — Orang yang Percaya (Bagian 1)

 

Kazemiya.”

...Tunggu dulu sebentar. Serahkan saja padaku. Jangan khawatir, semuanya baik-baik saja.

Kazemiya dengan keras kepala mengakui fakta yang sudah jelas sembari masih menatap layar ponselnya.

Tapi ini...

Jangan bilang.

“Jelas-jelas kita berdua tersesat.

“Sudah kubilang jangan bilang apa-apa!

Setelah mendapatkan baju ganti dan perlengkapan untuk kabur dari rumah serta selesai makan, waktunya sudah tepat untuk pergi ke restoran keluarga 24 jam itu. Karena jaraknya agak jauh, jadi saat kami tiba hari sudah hampir senja. Kami yang kelelahan setelah bepergian bermaksud mampir ke onsen sebelum mengunjungi restoran, dan Kazemiya sendiri yang menawarkan diri untuk memandu jalan.

Aku sudah sering dibantu oleh Narumi, jadi biarkan aku yang melakukan ini. Kamu pasti lelah, 'kan?

Jadi aku menerima tawaran Kazemiya dan mempercayakan penunjuk jalan padanya, tapi... ternyata kami tidak bisa menemukan tempat yang dimaksud dan terus berputar-putar di jalan yang sama.

...Yah, jalan di sini memang agak membingungkan, ya.

Terima kasih atas basa-basinya.

Aku serius, lho. ...Bagaimana kalau aku juga ikut mencarinya?

...Tunggu sebentar lagi.

Kazemiya kembali menggenggam ponselnya dan menatap layarnya.

“Mumpung aku sendiri yang menemukan tempatnya dan melakukan reservasi, aku ingin mengatasinya sendiri sampai akhir.

(Ah iya, benar juga. Dia kan dilarang bekerja paruh waktu. Jadi bepergian seperti ini pasti sulit baginya.)

Mungkin, bersenang-senang bersama teman dan bepergian jauh begini merupakan pengalaman pertama bagi Kazemiya, dan terasa baru serta menyenangkan baginya. Itulah mengapa dia ingin menyelesaikannya sendiri.

(Mungkin ini kebiasaan burukku.)

Saat melihat Kazemiya, aku jadi ingin selalu membantunya dan mendukungnya. Tapi mungkin itu tidak selalu baik baginya. Bahkan dengan kabur dari rumah pun begitu.

Jika dilihat dari luar, mungkin itu tampak hal sepele. Mungkin itu sesuatu yang bodoh.

Meski demikian, Kazemiya tetap berusaha maju, walaupun tersesat dan hanya sedikit demi sedikit. Meski arahnya salah, dia tidak berhenti melangkah... Sosok Kazemiya Kohaku yang seperti itu terlihat begitu mempesona dan menggemaskan.

Baiklah, aku akan menyerahkannya padamu.

...Ya, serahkan saja padaku.

Meskipun kami mengalami kesulitan karena jalanan di sekitar itu rumit dan terganggu oleh konstruksi di dekat sana, tapi akhirnya kami tiba dengan selamat di onsen tujuan kami berkat panduan Kazemiya.

Kerja bagus. Terima kasih.

...Sama-sama.

Sepertinya dia merasa kalau dirinya diperlakukan seperti anak kecil. Kazemiya yang menjawab dengan bibir cemberut, terlihat manis dan menggemaskan... Tapi kalau aku bilang begitu terang-terangan, dia pasti akan marah lagi.

Kami sudah menyimpan barang besar di loker koin dekat sini sebelumnya, jadi setelah menitipkan sisa barang, kami membayar tiket masuk di resepsionis. Daya tarik utama tempat ini adalah pemandian onsen alami, tapi juga dilengkapi dengan fasilitas lain seperti area makan, relaksasi, dan area istirahat dengan kursi bersandar. Kami berencana menghabiskan waktu di sini sampai jam tutup, lalu pindah ke restoran keluarga.

Pertama-tama, ayo ke onsen dulu. Setelah selesai, kita berkumpul kembali di area istirahat itu ya.

“Hmm, oke.

Kazemiya segera berjalan menuju area pemandian wanita, tapi dia tiba-tiba terhenti.

Ada apa?

“Kira-kira, apa di sini ada kamar pribadi enggak?

“Sepertinya cuma ada kamar khusus wanita saja, tapi...Apa kamu ingin masuk ke pemandian onsen sendirian?”

Bukan begitu.

Kazemiya menatap mataku sambil tersenyum nakal.

Kalau ada pemandian campuran, aku ingin masuk dengan Narumi. Selain Narumi, aku tidak mau dengan laki-laki lain.

 

Ap——?! Dasar bodoh, jangan ngomong sembarangan begitu!

Ahaha. Ini balasanku karena tadi kamu memperlakukanku seperti anak kecil. Sampai nanti ya.

Setelah mengatakan itu, Kazemiya menghilang menuju pemandian wanita dengan langkah ringan.

Dasar... Lelucon macam itu bisa membuat jantungku hampir copot, tau.

Aku menghela napas, lalu berjalan ke area ganti pria dan masuk ke dalam pemandian air panas. Saat tenggelam dalam air panas, kotoran dan rasa lelah di dalam badanku perlahan-lahan hilang.

Haaah...

Saat aku berendam sampai ke bahuku di sumber air panas, secara alami aku menghela napas. Sudah berapa lama ya aku tidak ke pemandian air panas? Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik, tapi kadang-kadang memang menyenangkan.

“......”

Saat aku sendirian di pemandian air panas seperti ini, pikiran jadi berputar-putar di kepalaku.

...Aku benar-benar nekat ya.

Melarikan diri dari rumah bersama Kazemiya memang tindakan yang nekad.

Aplikasi pesan pada ponselku yang notifikasi-nya kumatikan pasti memiliki setumpuk pesan dari orang tuaku. Aku sengaja tidak melihatnya, menghindari berhadapan dengan itu semua.

 

Meskipun aku membawa kabur Kazemiya, aku sendiri juga tidak bisa melakukan apa-apa. Aku tahu itu. Meskipun aku memahaminya, tapi... Aku tidak tega meninggalkan Kazemiya Kohaku sendirian begitu saja saat dia berdiri di tengah hujan, pipinya sangat basah sehingga sulit untuk membedakan apa itu air hujan atau air matanya.

Tapi aku malah bertingkah secara sembrono begini...Aku itu benar-benar payah dan bodoh, ya.”

Tanpa adanya surat izin dari wali, menginap di hotel bisa menyebabkan hal terburuk seperti dibawa ke kantor polisi.

Kalau cuma aku sendiri sih tidak masalah. Tapi jika terjadi pada Kazemiya, dia pasti yang akan lebih kerepotan. Oleh karena itu, aku tidak bisa melakukan cara itu, dan akhirnya kami hanya menghabiskan semalam di restoran keluarga, suatu solusi setengah-setengah. Sebenarnya aku ingin benar-benar membantunya. Aku ingin bisa menjadi kekuatan bagi Kazemiya. Kazemiya menganggapku dewasa, tapi itu sama sekali tidak benar. Aku hanyalah anak kecil. Anak kecil yang benar-benar tidak berdaya.

Aku pikir aku sudah terbiasa dengan perasaan tidak berdaya ini. Di masa ayahku masih ada, saat aku masih berjuang, aku merasakan itu setiap hari.

Tapi aku benar-benar tidak terbiasa. Rasa frustrasi dan kekecewaan karena ketidakmampuanku untuk membantu Kazemiya ini jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.

Kazemiya... apa dia baik-baik saja ya?

Meskipun aku tidak berdaya, aku telah membawanya pergi. Apa aku hanya menyeret-nyeretnya dengan sia-sia, dan malah membuatnya kelelahan? Pemikiran semacam itu terlintas di benakku.

Apa yang sedang dipikirkan Kazemiya sekarang? Perasaan apa yang sedang dirasakannya?

Meski mungkin hanya sementara, setidaknya aku berharap dia bisa bermimpi indah sekarang.

 

☆☆☆☆

(Sudut Pandang Kazemiya)

“Haa────...

Berendam di pemandian air panas terasa menenangkan. Kapan ya terakhir kali aku pergi ke pemandian air panas? Rasanya dulu waktu kecil aku pernah pergi bersama Onee-chan dan Mama, tapi itu sudah lama sekali.

Berendam sendirian di air panas begini membuat pikiranku jadi melayang-layang.

────Seandainya saja ada pemandian campuran, aku bisa berendam bersama Narumi...

Uwaaaaa~!!!!

Apa yang baru saja kukatakan?! Itu terdengar seperti pembalasan dendam, tapi aku benar-benar mengatakannya! Aku ini apaan, gadis mesum?! Selain itu, Narumi pasti merasa terganggu juga...

...Narumi pasti merasa terganggu ya.

Tidak mengherankan. Dibilang begitu oleh gadis sebaya pasti membuatnya tidak nyaman.

Tapi, bagiku itu bukan masalah...

Kalau orang lain mungkin aku akan merasa jijik, tapi kalau Narumi, aku tidak keberatan sama sekali. Itulah perasaanku yang sebenarnya.

Kalau Narumi juga merasa begitu, itu pasti menyenangkan...

Tapi dia pasti merasa terganggu. ...Aku yang membuatnya merasa seperti itu.

Aaah────... Aku ini benar-benar bodoh... Kabur dari rumah tanpa pikir panjang... Selalu merepotkan Narumi... Sampai-sampai membuatnya menghabiskan uang demi aku...dan bahkan membuat kami tersesat...

Tidak ada yang benar-benar bagus. Semakin aku memikirkan, semakin jelas tidak ada sisi positifnya.

Aku selalu menyusahkan Narumi... Padahal dia temanku... Aku menyusahkannya terlalu berlebihan, sampai-sampai ia mungkin akan membenciku...

Teman. Kata itu tiba-tiba membuatku merasa aneh. Sosok Narumi Kouta di hatiku, sudah tidak bisa lagi ditempatkan dalam kategori [teman] semata. Dirinya sudah menjadi sosok yang begitu besar di mataku.

Kalau itu Onee-chan sih... dia pasti tidak akan merepotkan.

Karena itulah, aku mau tak mau aku mulai membandingkannya. Karena ia merupakan sosok yang begitu berharga bagiku, bahkan keberadaan Onee-chan tiba-tiba terlintas di benakku. Onee-chan pasti tidak akan tersesat dan tidak akan merepotkan Narumi soal uang. Bahkan mungkin aku tidak akan sampai kabur dari rumah...

...Kalau itu Onee-chan, dia pasti...

Meskipun tubuhku sudah merasa rileks karena berendam di air panas, awan yang menutupi hatiku tak kunjung terangkat. Akulah yang melibatkan Narumi. Karena aku lemah. Karena aku tidak berdaya. Tapi setidaknya, aku berharap... waktu melarikan diri ini bisa sedikit menyenangkan bagi Narumi...

Setelah keluar dari pemandian air panas, aku menuju ke ruang relaksasi yang menjadi tempat berkumpulnya kami. Narumi masih belum datang. Ada pesan di ponselku, katanya ia sedang belanja. Aku tidak bisa tenang duduk di kursi santai, jadi aku memilih duduk di sofa dua tempat duduk. Suasana di dalam gedung cukup sepi, sesuai dengan jamnya. Tanpa ada kegiatan yang dilakukan, aku membuka aplikasi situs video di ponselku.

Ah...

Salah satu video yang direkomendasikan adalah MV terbaru Kuon, “Sayap salju”. Hanya sehari setelah rilis, videonya sudah mencapai 100 juta kali ditonton. Dia adalah sosok yang sangat berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan orang sepertiku.

...Menakjubkan.

MV yang dibuat dengan naskah Onee-chan itu dipenuhi dengan pujian dan komentar positif dari seluruh dunia, sampai-sampai susah menemukan komentar negatif.

Yang paling menakjubkan adalah kemampuan vokal Onee-chan. Hanya dengan mendengarnya, kamu bisa merasakan getaran di hati. Tak peduli berapa kali kamu mendengarnya, rasanya selalu terdengar segar dan bisa dinikmati. Seolah menembus armor fisik, dan langsung mencengkeram jiwamu.

...Sudah kuduga, aku memang sangat menyukai lagu Onee-chan”

Entah sudah berapa kali aku memutar MV ini. Hal yang sama juga berlaku dengan MV-MV lain.

Mulai dari single debutnya ‘Sayap malaikat’, lalu berlanjut Sugar Sheep, ‘Deklarasi Absolut Marshmallow, Bone World, Sakura Minus Red.... dan masih banyak lagi. Aku mendengarkan semua lagu Onee-chan. Bahkan sejak sebelum dia memulai debutnya sebagai Kuon.

(Kalau Narumi bertemu dengan Onee-chan...)

Tiba-tiba aku memikirkan hal itu, meski tidak ingin memikirkannya. Tapi aku tetap memikirkannya.

Narumi belum pernah bertemu langsung dengan Onee-chan. Mungkin ia masih menganggap Onee-chan sebagai orang di dunia yang jauh. Tapi, jika seandainya Narumi tiba-tiba berhadapan dengannya...

“Jika ia membandingkannya denganku...

Aku pasti tidak bisa menang. Narumi pasti akan lebih tertarik pada Onee-chan...

Apa?

Uhyaaaaa?!

Jangan terlalu terkejut begitu.

Saat aku menoleh, ternyata Narumi sudah keluar dari area pemandian air panas. Narumi yang baru keluar kamar mandi. Dia tidak mengenakan pakaian dalam, hanya mengenakan kemeja santai, ujung rambutnya masih sedikit basah, dan kulitnya sedikit memerah... Entah kenapa ia terlihat sangat sensual.

Hmm? Apa ada sesuatu di wajahku? Aneh sekali, padahal tadi saat bercermin tidak ada apa-apa...

Ti-Tidak, bukan ada apa-apa kok. Aku hanya melihat saja...

? Begitu ya. Kamu mau ini?

Narumi menawarkan kopi susu yang sepertinya dibelinya dari toko.  Di tempat seperti wisata pemandian air panas begini, kopi susu biasanya dikemas dalam botol, berbeda dengan di minimarket yang kebanyakan dalam kemasan kotak.

Ya, aku akan meminumnya. Terima kasih...

Agar jantungku yang berdebar-debar tidak ketahuan, aku menenggak kopi susu itu dengan cepat. Dinginnya dan manisnya kopi susu berhasil menenangkan jantungku.

Sementara itu, Narumi duduk di sampingku dan juga meminum kopi susunya.

“Dari tadi kamu melihat apa, Kazemiya... Ah, kamu lagi lihat MV 'Sayap salju' ya.

Ah, iya. Aku sedang melihat video Onee-chan...

Aku ketahuan. Aku harusnya mematikan ponselku. Topik pembicaraan. Aku perlu topik lain untuk dibicarakan. Aku tidak ingin ia mendengar lagu Onee-chan. Aku tidak ingin ia melihat video itu. Onee-chan jauh lebih hebat dariku. Jadi...

“Videonya keren banget ya. Katanya sudah sampai 100 juta views dalam sehari, kan?

“Apa kamu pernah melihatnya...?

Ah iya. Soalnya dia adalah kakaknya Kazemiya. Jadi aku sempat melihatnya saat videonya dipublikasikan.

Ketika Narumi menyebutnya sebagai Kakaknya Kazemiya’, hatiku merasa sedikit lega. Biasanya aku hanya dipanggil adiknya Kuon. Tapi Narumi memanggilnya dengan sebutan kakaknya Kazemiya”.

Lagu itu benar-benar berdampak kuat ya. Baik musiknya maupun videonya, rasanya menggema di hati.

Iya... Onee-chan memang luar biasa.

Tanpa sadar kami berdua memandangi pemutaran MV tersebut.

...Padahal dulu suaranya sangat jelek sekali.

Tanpa sadar komentar itu meluncur dari mulutku. Hal tersebut jadi memicu kenangan masa lalu.

Jelek? Maksudnya suaranya dulu...?

Iya. Suaranya dulu sangat buruk. Sampai-sampai suaranya cuma terdengar seperti kebisingan.

Narumi membelalakkan matanya dengan terkejut. Wajar saja. Orang-orang yang mengenal Kuon pasti sulit mempercayainya.  Sebaliknya, rasanya bakalan wajar kalau orang-orang mencelaku karena mereka menganggap kalau aku hanya merasa iri pada Onee-chan.

Iya, benar kok. Waktu itu, kalau dibandingkan denganku, suara Onee-chan masih lebih payah. Meskipun dia bisa melakukan apa saja sejak kecil, tapi suaranya benar-benar buruk, aku sampai kaget.

Jadi sejak dulu Kakaknya Kazemiya suka menyanyi ya.

Iya. Sepertinya dia memang suka bernyanyi.....Tapi waktu itu, ibu dan orang-orang dewasa lain selalu kompak bilang 'Jangan jadi penyanyi', karena suaranya memang benar-benar buruk... Tapi aku suka suara Onee-chan kok.

...Meskipun suaranya buruk?

Ya, meskipun suaranya buruk sekali.

Itu benar-benar fakta. Hanya aku, ibu, dan sedikit orang dewasa yang tahu masa lalu itu.

Oh iya, jangan salah paham ya. Bukan karena aku merasa senang bahwa Onee-chan ada kelemahan atau apa gitu. Aku beneran suka suaranya kok.

"Aku ngerti kok. Tapi aku hanya penasaran dengan alasanmu.

...Mungkin karena dia kelihatan senang sih.

Alasan kenapa aku menyukainya langsung muncul. Tanpa perlu mengingat-ingat, hal itu terucap dengan sendirinya.

Meskipun Onee-chan bisa melakukan apa saja, tapi sepertinya dia selalu terlihat bosan. Hal-hal yang bisa membuat orang lain merasa iri padanya, sepertinya dia tidak benar-benar menikmatinya. Tapi saat bernyanyi, Onee-chan kelihatan sangat senang. Iramanya berantakan dan nada-nadanya meleset, tapi hatinya benar-benar terlihat bahagia. Ketika mendengarnya, aku jadi ikut senangan... Aku selalu menantikan lagu-lagunya Onee-chan.

Ini adalah kenangan yang berharga bagiku, tapi saat berusaha mengingatnya, dadaku terasa sesak, jadi aku berusaha untuk tidak mengingatnya. Tapi dengan Narumi, aku bisa menceritakannya dengan ringan.

“Onee-chan sangat hebat lho. Dia terus berlatih setiap hari, membaca buku dan bertanya pada orang dewasa. Dia terus berusaha dan berusaha, tapi hasilnya tidak keluar-keluar. Meskipun dia tidak mendapat hasil yang memuaskan, atau bahkan orang-orang menyuruhnya untuk berhenti, tapi dia terus gigih berlatih. Aku sangat mendukungnya waktu itu. Walaupun ada rasa iri juga, bahkan aku pernah menanyakan kenapa dia terus melakukan sesuatu yang tidak jagi dia lakukan. Tapi... Tetap saja aku terus mendukungnya. Aku suka suara Onee-chan, dan aku ingin dia melakukan apa yang disukainya. Aku ingin dia tersenyum ketimbang melihat wajah bosannya.... Makanya, aku senang sekali saat usahanya berhasil.

Onee-chan memang jenius. Hampir semua hal dia bisa melakukannya tanpa berlatih. Tapi tidak dengan menyanyi.

Aku bangga bisa jadi penggemar pertama penyanyi-penulis lagu Kuon.

Aku tahu betapa kerasnya upaya yang dilakukan Onee-chan.

“Semakin aku memikirkannya, aku semakin memahami kehebatan Onee-chan. Dia sangat berbeda jauh dariku.

“Dia memang luar biasa.

Dadaku terasa sesak. Pandangan Narumi terpaku pada layar ponselku yang menampilkan video musik, dan cara dia menatap video Onee-chan membuatku tak bisa menahan rasa sakit.

...Narumi, apa kamu... ingin bertemu dengan Onee-chan?

Aku tak yakin mengapa aku bertanya seperti itu. Sebenarnya aku tak ingin menanyakan hal itu. Tapi kenapa malah menanyakannya?

“Aku tidak terlalu ingin bertemu dengannya.

Kenapa? Meski aku tidak pantas mengatakannya, tapi dia itu orang yang luar biasa, kan? Dia seorang selebriti, tau?

“Yah, bohong rasanya kalau aku tak punya minat sama sekali pada selebriti. Tapi bukan berarti aku ingin sekali bertemu dengannya.

Kalau aku yang memintanya, mungkin dia mau bernyanyi satu lagu untukmu. Sekarang kamu tadi bilang kalau dia luar biasa, kan? Kamu bisa mendengarkan lagunya secara langsung. Bahkan mungkin bisa dapat tanda tangannya, atau bertukar kontak dengannya...

Jika aku mempunyai waktu untuk itu, aku lebih ingin menghabiskan waktuku bersama dengan Kazemiya.

Narumi menjawab dengan cepat, seolah-olah itu adalah hal yang wajar.

Memang benar kalau kakak Kazemiya itu luar biasa. Aku bisa memahami kalau dia sudah berusaha dengan keras.

Video musik yang diputar di ponselku masih terus diputar. Tapi pandangan Narumi. Tanpa kusadari, pandangannya kini tertuju padaku.

Tapi aku lebih memilih untuk bersama Kazemiya Kohaku.

...Kamu yakin ingin bersamaku?

Aku lebih ingin mendengar lagu Kazemiya Kohaku daripada lagu Kazemiya Kuon. Aku lebih ingin mendapat tanda bunga mekar Kazemiya Kohaku daripada tanda tangan Kazemiya Kuon. Jika ada waktu untuk bertukar kontak dengan Kazemiya Kuon, aku lebih ingin mengobrol tentang hal-hal yang sepele dengan Kazemiya Kohaku.

“────......

Aku kehabisan kata-kata. Mulutku tak bisa bergerak dengan lancar. Aku merasa senang. Rasanya senang. Senang sekali. Tapi aku juga membenci diriku sendiri.

Maaf... Maafkan aku. Aku adalah gadis yang licik. Di dalam hatiku, aku mengharapkan kamu akan mengatakan itu padaku, Narumi.

Apa aku sudah memenuhi harapanmu?

Bodoh. Kamu terlalu memenuhinya. Selalu... Selalu...

Aku licik. Aku hanya merepotkan orang saja. Padahal aku tak bisa melakukan apa-apa. Sama sekali tidak ada. Aku hanya terus menerima. Aku membenci diriku sendiri yang seperti itu.

Oh iya, kalau dipikir-pikir, aku belum pernah mendengar nyanyian Kazemiya, ya. Aku ingin mendengarkannya.

Tidak boleh! Nyanyianku pasti lebih buruk daripada kakakku.

“Bukannya sudah kubilang? Padahal yang ingin kudengar adalah nyanyian dari Kazemiya Kohaku.”

“Jadi kamu tidak menyangkal kalau nyanyianku bakalan buruk, ya.”

“Yah, dibandingkan dengan kakakmu, mayoritas manusia tidak jago dalam bernyanyi, termasuk aku juga.”

Aku suka sifat Narumi yang seperti itu. Ia tak pernah berbohong dengan mengatakan kalau aku lebih baik dari Onee-chan atau semacamnya. Selain itu, berada di sampingnya terasa begitu menyenangkan, tenang, tapi terkadang... Tidak, sering membuatku berdebar-debar. Lama-kelamaan aku jadi semakin menyukai Narumi.

(...Mulai semakin menyukainya...)

Lambat laun batas pertemanan kami terus semakin terkikis. Perasaanku ini. Perasaan ini...

...Narumi, kamu sering pergi karaoke?

Biasa saja. Sebenarnya, aku hanya pergi karaoke dengan Natsuki, dan waktu itu biasanya aku hanya jadi pendengarnya. Ia sangat ahli bernyanyi, terutama lagu tema atau lagu pengiring dari tokusatsu kesukaannya.

“Hee, enggak nyangka banget... tapi juga bisa dibayangkan.

Kalau kamu sendiri bagaimana, Kazemiya? Apa kamu juga sering pergi karaoke?

Iya, aku sering pergi ke sana. Meskipun aku tidak sehebat Onee-chan, tapi aku suka bernyanyi. Aku selalu memeriksa lagu-lagu baru Onee-chan dan berlatih menyanyikannya.

“Aku jadi semakin ingin mendengarnya. Ayo kita pergi karaoke lain kali.

Kalau begitu, mau menyanyi bersama? Lagu tema film yang baru kita tonton itu...kalau tidak salah ada lagu duet laki-laki dan perempuan...

Mungkin karena merasa lega, tiba-tiba aku jadi mengantuk...

Iya, bagus tuh. Ayo kita nyanyikan sepuasnya lagu duet laki-laki dan perempuan.

Itu akan sangat menyenangkan... Sebenarnya... ada banyak lagu yang ingin kunyanyikan...

 

Ah, gawat, aku tidak boleh ketiduran di sini... Tapi... sedikit saja... karena sekarang...

Jadi, Narumi... ayo kita....lebih sering bersama...

Aku merasa seperti kalau aku bisa bermimpi indah sekarang.

 

☆☆☆☆

(Sudut Pandang Narumi Kouta)

Kazemiya yang duduk di sampingku, telah tidur terlelap dengan nyenyak. Hari ini dia bangun pasgi sekali, dan selama perjalanan pasti membuatnya merasa kelelahan. Jadi tertidur pun wajar saja. Sebenarnya aku ingin membaringkannya di tempat yang lebih nyaman. Tapi karena aku tidak bisa melakukannya, kurasa mungkin ini hukuman untukku.

Nngh...

Kazemiya yang sedang tidur di sampingku, mempercayakan tubuhnya kepadaku seolah-olah itu wajar. Karena setelah ini kita akan pindah ke restoran keluarga, dia mengenakan baju yang baru dibelinya, bukan baju sebelumnya. Dandanannya sangat santai, membuatku bingung harus menatap ke mana. Apalagi dia baru saja keluar dari pemandian air panas, jadi aku bisa mencium sedikit aroma sabun dan sampo, bercampur dengan wangi yang harum.

Narumi... Narumi...

Sambil membisikkan kata-kata yang bisa membuatku salting dalam tidurnya, dia menggerakkan wajahnya seperti kucing jinak dan hampir menggosokkan pipinya padaku. Rasanya begitu geli dan manis sampai-sampai aku nyaris tidak bisa mengendalikan diri.

...Dasar. Setidaknya bersikaplah sedikit waspada.

Walau aku seorang lelaki, aku tak bisa mengungkapkannya. Pada akhirnya, aku hanya bisa terus duduk di sofa ini hingga waktu tutup, supaya tidak mengganggu sang bidadari yang sedang tertidur dengan lelap.

 

☆☆☆☆

 

Setelah membangunkan Kazemiya tepat saat sebelum penutupan, kami berdua pindah ke restoran keluarga.

Karena waktunya sudah larut malam, jadi hampir tidak ada pengunjung lain di sana. Kami berencana bertahan sampai pagi... Jadi setelah memesan minuman, kami mulai mengadakan pemutaran film sebagai cara untuk mengisi malam yang panjang. Kami menyelaraskan pemutaran film yang sama di masing-masing ponsel kami dengan aba-aba ayo mulai!. Tentu saja, meskipun sudah larut malam, kami tetap memakai earphone agar tidak mengganggu pelanggan lain. Kazemiya ternyata lupa membawa headphone favoritnya di rumah, jadi kami harus membeli earphone kabel di minimarket sebelum mulai pemutaran.

Setelah menonton satu film dan mendiskusikan kesan kami, kami mengisi waktu dengan mencuci muka, menyikat gigi, dan istirahat ke toilet. Begitu bergantian menonton film dan berbagi kesan, pagi pun tiba.

Ugh... Sepertinya aku sedikit mengantuk...

Bagaimana kalau kita membuat kopi di bar minuman?

...Tolong buatkan aku cafe latte.

Siap.

Sepertinya dia benar-benar kelelahan. Biasanya pesanan pertamanya adalah teh, tapi kali ini dia meminta cafe latte.

Meski kami berada di restoran keluarga yang berbeda, aku menuangkan cafe latte ke gelas transparan yang sudah diisi es batu dari mesin minuman yang sudah kukenal. Kazemiya biasanya menunggu hingga gelembung di minuman bersoda hilang sebelum menuangkan lagi, tapi kali ini dia meminta minuman kafe, jadi mesin akan mengisi takaran yang tepat.

Ini dia.

Terima kasih...

Mencari kafein untuk menghilangkan efek mengantuk. Memang kafeinnya tidak akan langsung bekerja, tapi setidaknya Kazemiya sepertinya sedikit merasa lebih segar.

Semalam benar-benar seru sekali, ya.

Iya... Menonton bareng satu seri film memang terasa menyenangkan.

Kami menonton trilogi film aksi besar-besaran dengan santai. Kami terlalu asyik sampai terhanyut menonton seri kedua dan ketiga.

...Itu menyenangkan.

...Itu menyenangkan.

Tampaknya Kazemiya juga memikirkan peristiwa semalam dan merasakan hal yang sama denganku.

Meskipun kelihatan enggan untuk meninggalkannya, tapi bukan berarti semalam adalah satu-satunya kesenangan kita. Masih ada banyak kesenangan yang bisa kita alami hari ini, besok, dan seterusnya.

“Walaupun aku kabur dari rumah?”

Justru di situ bagusnya.

“Fufu, memang.”

Kazemiya tertawa. Senyumannya selembut sayap malaikat. Aku merasa lega saat melihatnya.

Gadis yang tadi berdiri linglung dalam kegelapan malam sembari diguyuri hujan, sudah tak ada lagi.

Nah, Narumi, kita mau ke mana hari ini?

Hmm... Pertama-tama kita perlu mencari tempat untuk beristirahat sebentar...setelah itu...bagaimana kalau kita menonton film lagi?

“Setuju, setuju. Kira-kira apa ada film yang sedang tayang di dekat sini...

“Aku akan mencarinya....Oh iya, kita juga harus mencari tempat buat tidur sebentar...

“Benar juga, aku sudah mengantuk banget.....Semuanya akan sempurna jika kita bisa menemukan tempat untuk menginap.”

Kalau begitu, kenapa kamu tidak kembali ke rumah saja? Itu paling mudah, kan?

Saat kami berdua mendengar hal itu, wajah Kazemiya langsung pucat pasi.

“Kohaku-chan.

Ada seorang wanita yang berhenti di depan tempat duduk kami. Sepertinya dia sedang menyamar. Dia mengenakan topi dan kacamata hitam. Namun, dia melepas kacamata hitamnya seolah-olah dia tidak memerlukan penghalang untuk melihat wajah adiknya. Yang muncul dari balik kacamata itu adalah──── wajah yang cantik dan berbentuk bagus, yang tampak sama persis seperti wajah Kazemiya.

Rambut pirang panjangnya terlhat sama persis seperti Kazemiya. Yang membedakannya adalah ada highlight biru di antara rambut pirangnya. Dan matanya juga berbeda──── mata kanannya berwarna emas, sedangkan mata kirinya berwarna biru. Wajahnya persis seperti orang yang muncul di TV, video, dan MV yang baru kami tonton kemarin.

Kuon──── Kazemiya Kuon.

...Onee-chan.

Dia adalah kakak perempuan dari Kazemiya Kohaku.


 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama