Houkago, Famires de Volume 2 Bab 4 Bagian 1 Bahasa Indonesia


 

Chapter 4 — Kohaku dan Kuon (Bagian 1)

 

Membosankan.

Sudah berapa kali dia merasakan hal itu di dalam hatinya?

Membosankan.

Sudah berapa kali dia menggumamkan kata-kata itu sejak dirinya dilahirkan?

 

Bagi Kazemiya Kuon, hidup adalah sesuatu yang berulang-ulang dan diketahui.

Dia dapat memahami sesuatu hanya dengan sekali melihatnya, dan bahkan tanpa melihatnya pun, dia mampu melakukannya.

 

Seseorang pernah berkata.

Kazemiya Kuon adalah seorang anak ajaib.

 

Seseorang pernah berkata.

Kazemiya Kuon adalah gadis jenius.

 

Kata-kata biasa itu terasa terlalu lemah untuk menggambarkan── kelahiran seorang monster.

 

Bagi orang-orang seangkatannya, keberadaan Kuon mungkin bagaikan bencana alam.

Meskipun Kuon tidak memiliki teman, dia tidak merasa kesepian. Karena pada dasarnya, dia tidak memiliki minat terhadap orang lain.

Namun, bukan berarti dia tidak populer; Kazemiya Kuon selalu dikelilingi oleh orang-orang.

Walaupun dia tidak terlalu tertarik pada orang lain, tapi sejak kecil, dia telah memahami bahwa dengan membangun jaringan pertemanan, dia dapat menghindari masalah yang merepotkan.

Di permukaan, menjalin pertemanan dan bersikap seolah-olah memiliki teman-teman adalah sesuatu yang mudah baginya.

Bersosialisasi hanyalah sebuah tugas yang dapat dia selesaikan dengan baik.

Bagi Kazemiya Kuon, dunia ini hanyalah kumpulan hal-hal yang diketahui dan membosankan, dan dia merasa bosan dengan kehidupan itu sendiri.

Dia mempunyai banyak waktu senggang.

Tak ada yang menarik sejauh mata memandang.

Satu-satunya hal yang tidak diketahui Kuon adalah 'kematian'.

Oleh karena itu, terkadang dia berpikir bahwa mungkin lebih baik jika dirinya mati saja.

Namun, pada akhirnya, Kazemiya Kuon tidak memilih untuk mati.

Semua itu karena──

 

“Onee-cha, Onee-cha!

Ada apa, Kohaku-chan?

Aku sayang Onee-cha!

Hah ────?? Sayang? Kamu bilang sayang? Kamu tidak berbohong, kan? Mustahil kamu berbohong, kan? Kohaku-chan memang anak baik. Jadi, artinya kamu benar-benar tulus? Wah, keren sekali! Aku juga sayang Kohaku-chan! Sangat, sangat, sangat sayang!

 

Kazemiya Kuon adalah seorang kakak perempuan yang posesif secara alami.

Meskipun Kuon hanya dapat melihat orang lain sebagai sesuatu yang membosankan, dia dapat mencintai adiknya, Kohaku, dengan tulus.

Karena Kohaku terlalu menggemaskan.

Kuon begitu gemas dan sayang pada Kohaku, sampai-sampai dia tidak peduli jika harus mengorbankan apa pun.

Sejak kecil, Kuon telah memikirkan kemungkinan untuk hanya hidup demi memuja Kohaku selama sisa hidupnya.

Namun, pada akhirnya, Kuon menemukan sesuatu yang dapat membebaskannya dari penjara kebosanan──yakni, bernyanyi.

Kuon... Maaf, tapi sepertinya bernyanyi bukanlah bakatmu.

Sebenarnya, Kuon suka mendengarkan nyanyian. Bagi Kuon, suara yang hampa seperti miliknya tidak berarti apa-apa. Oleh karena itu, lagu dan musik yang dapat mengisi dunianya adalah sesuatu yang menyenangkan.

Pada awalnya, dia hanya menyenandungkan lagu tanpa sadar. Namun, lama-kelamaan dia pun ingin bernyanyi dan mulai bernyanyi. Tapi tanpa dia sadari, ternyata dia memiliki suara yang sangat buruk, seperti yang diungkapkan dengan tidak enak oleh ibunya.

Tidak cocok? Untukku? Bernyanyi? Jadi, aku payah?

Ya... Begitulah. Jujur saja...

Melihat ekspresi ibunya yang seperti orang yang habis memakan ulat, senyum lebar pun mengembang di wajah Kuon.

“Bukannya itu hebat?

Dirinya pun tenggelam dalam bernyanyi. Untuk pertama kalinya dalam kehidupannya, Kuon mulai berusaha keras. Dia semakin menyukai bernyanyi. Tidak bisa melakukannya dengan baik pun terasa menyenangkan. Ada hal yang tidak dia ketahui sebelumnya yang kini ada di hadapannya. Meskipun upaya Kuon tidak membuahkan hasil, dia tetap merasa senang. Tapi tampaknya orang-orang di sekitarku tidak menyetujuinya.

Berhentilah bernyanyi. Kamu tidak berbakat. Menggunakan bakatmu untuk musik itu bodoh. Itu sia-sia saja. Itu kerugian bagi dunia. Tidak ada jaminan kamu bisa hidup dari musik. Berhenti. Berhenti. Berhenti. Berhenti. Berhenti bernyanyi.

Suara-suara yang seharusnya hampa nan abstrak, kini terdengar jelas di telinganya.

Dirinya tidak pernah tahu bahwa dunia bisa begitu berisik.

Itu membuat telinganya sakit. Setiap hari, rasanya gendang telinganya akan terpelintir.

Yang paling utama── Kuon tidak bisa menerima kenyataan bahwa orang-orang meremehkan lagu dan musik yang dia cintai, karena dirinya sendiri. Dia merasa lagu dan musik yang dia sukai telah dinodai. Dan itu semua karena dirinya.

(Kalau begitu, mungkin lebih baik...)

Dirinya berhenti saja.

Jika dirinya sendiri yang menyebabkan lagu dan musik ternodai, maka lebih baik dia berhenti saja.

Aku suka suara Onee-chan yang bernyanyi.

Kata-kata yang diucapkan Kazemiya Kohaku, adiknya.

Jadi, jangan berhenti bernyanyi, Onee-chan.

Itulah yang membuat Kuon tetap melangkah di jalan bernyanyi.

Di tengah badai penolakan yang menerjang, sosok adikku bagaikan bidadari

Memikirkan adiknya, entah kenapa Kuon bisa bernyanyi dengan sangat baik.

Hebat! Kamu jenius! Bakatmu memang untuk bernyanyi! Ah, rasanya kamu terlahir untuk bernyanyi! Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!” “Hebat!

 

Kuon pun mengembangkan bakatnya sepenuhnya.

Bakat gadis yang bernama Kazemiya Kuon benar-benar terbangun.

Dia akhirnya bisa bernyanyi sepuasnya, lagu yang sangat dia sukai. Dia bisa mengabdikan hidupnya untuk itu. Dia sangat, sangat bahagia. Dia sangat bahagia, bahagia, dan bahagia.

Tapi, dia tidak menyadari satu hal.

Adik perempuannya yang memberinya kebahagiaan ini, selalu terluka.

Dia terus-menerus mengejar punggung monster yang bernama Kazemiya Kuon, mengalami kegagalan, dibandingkan, dan terluka.

Seharusnya dia membenci Kuon. Seharusnya dia sangat-sangat membenci Kazemiya Kuon.

Tapi kenapa, saat itu─ dia malah membuat Kuon tetap melangkah di jalan menyanyi?

Kuon akhirnya mengerti. Kohaku, adiknya, bukanlah tipe gadis yang akan mengejek Kuon yang bernyanyi dengan buruk. Perkataannya itu tulus dari dalam hatinya karena Kohaku menyayangi Kuon dan mendukungnya untuk tidak meninggalkan jalan menyanyi yang Kuon cintai. Karena dia memahami hal tersebut, itulah sebabnya dia tidak mengerti.

Kenapa? Kenapa Kohaku justru mendorong punggung Kuon, yang seharusnya dibencinya?

Padahal, yang paling terluka oleh keberadaan Kazemiya Kuon adalah Kazemiya Kohaku sendiri.

(Ah, begitu ya─ karena aku berpikir dengan standar manusia biasa, makanya aku tidak mengerti.)

Tak peduli bagaimana dia memikirkannya, jawabannya masih tetap tidak muncul. Namun, setelah memikirkannya lama-lama, Kuon akhirnya sampai pada satu kesimpulan.

(Akhirnya aku mengerti. Kohaku-chan adalah seorang bidadari.)

Kazemiya Kohaku adalah bidadari yang turun ke dunia ini. Hanya itu satu-satunya penjelasan yang dapat diterima Kuon.

(─ Kamu adalah bidadari yang memberiku nyanyian.)

Dan Kazemiya Kuon menjadi seorang penyembah bidadari itu.

Demi bidadari itu, dia bahkan tidak akan ragu untuk membunuh Tuhan penciptanya. Begitulah kuatnya iman seorang penyembah.

Aku tidak ingin dia terluka. Aku ingin menjaganya. Hanya itu yang kuinginkan.

Namun di saat yang sama, Kuon juga mengerti kerentanan adiknya. Kelemahannya yang mudah terluka, gagal, dan melarikan diri.

Kazemiya Kohaku adalah gadis yang lemah. Dia adalah bidadari rapuh yang akan hancur jika disentuh.

(Oleh karena itu, aku harus melindunginya.)

Kuon mulai menjauh dari rumah. Kehadirannya hanya akan menyakiti adiknya. Dengan begitu, dia juga membawa ibunya pergi dari rumah. Ibunya adalah sesuatu yang dapat menyakiti Kazemiya Kohaku.

Jika hanya lari dari rumah, itu tidak apa-apa. Itu tindakan untuk melindungi dirinya sendiri, dan pada akhirnya dia akan kembali ke rumah.

Ya. Selama pada akhirnya dia kembali, dia boleh pergi sejauh apa pun.

Tapi, dia tidak boleh benar-benar pergi dari rumah. Di dunia luar yang buruk ini, bidadari rapuh seperti adiknya tidak akan bisa hidup.

(Meskipun Kohaku-chan pasti membenciku, itu tidak apa-apa.)

Jika dia terluka di tempat yang tidak bisa dijangkau Kuon, Kuon tidak bisa menolongnya.

(Asalkan aku bisa melindungi Kohaku-chan, itu saja sudah cukup.)

Sebuah senyum getir terukir di wajahnya. Meski dia begitu ingin melindunginya, pada kenyataannya dialah yang paling melukai adiknya.

...Tidak apa-apa, Kohaku-chan. 'Kazemiya Kuon' yang kau benci ini akan pergi.

Kata-kata yang membuatnya seolah dadanya akan robek itu, terbawa angin yang berhembus di atap gedung─

Tapi aku tidak suka kalau kamu pergi seenaknya gitu.

─Dan angin itu membawa kata-kata sang bidadari.

......

Apa-apaan dengan ekspresimu itu?

Di hadapan Kazemiya Kuon, berdiri sang bidadari yang seharusnya rapuh.


 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama