[LN] Otonari no Top Idol-sama Jilid 2 Bab 6 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Ronde Ke-6 — Akan Kuperlihatkan Sisi Lain Dari Arisu Yuzuki!

Bagian 2

 

Sepertinya Yuzuki sangat bersemangat, karena dia segera mengganti pakaiannya menjadi yukata di kamar mandi. Yukatanya berwarna putih polos, dengan haori (jaket pendek) yang ukurannya sedikit besar, membuatnya terlihat manis.

Setelah bermain permainan papan untuk sementara waktu, kami segera menuju jam makan malam.

Yuzuki yang tadi ceria, kini terlihat waspada saat duduk di meja.

Jangan pasang wajah seram begitu. Aku tidak akan mengeluarkan sesuatu yang aneh, kok.

Entahlah. Suzufumi kan biasanya memang suka jahil.

Aku merasa tersinggung. Aku selalu bersikap tulus kepada Yuzuki.

Nah, kira-kira menu apa yang akan disajikan ya? Mungkin hidangan Jepang khas ryokan?

Yuzuki menyibakkan rambutnya dengan angkuh.

Tebakan yang tidak buruk. Tapi hanya menyajikan makanan Jepang saja terlalu biasa. Kali ini aku bertekad memberikan Yuzuki pengalaman study tour yang benar-benar luar biasa.

Hidangan pertama adalah... ini.

Yang kuletakkan di atas meja adalah empat warna anko (pasta kacang merah), spatula, dan tusuk sate.

Melihat bahan-bahan yang sama sekali tak terduga ini, Yuzuki terlihat sangsi.

Kalau yang tradisional itu, pasti kursus membuat wagashi (kue Jepang) saat study tour di Kyoto. Nah, sekarang kita akan mengadakan... kelas membuat wagashi!

Kelas membuat wagashi...?

Meski aku sudah mengumumkan rencanaku, Yuzuki masih terlihat kebingungan.

Eh, kita akan membuat di sini? Lah Suzufumi, memangnya kamu bisa membuat wagashi juga?

Hehe, kamu pikir aku ini siapa? Mumpung ini adalah kesempatan langka, jadi selain memakannya, aku ingin kamu juga merasakan kesenangan membuat wagashi.

Wagashi yang kupilih kali ini adalah nerikiri yang bermotif bunga sakura. Adonan putih dengan adonan merah muda berlapis, berisi pasta kacang, lalu dibentuk dengan spatula dan tusuk sate menjadi kelopak bunga, dan ditambahkan kuning telur di tengahnya sebagai pistil.

Aku akan menunjukkan contohnya dulu, lalu kamu bisa mencobanya.

I-iya...

Mengesampingkan Yuzuki yang masih bingung, kami mulai membuat wagashi.

Seorang idol populer yang sering tampil di acara variety show pun ternyata baru pertama kali membuat wagashi. Dia mengamati dengan seksama setiap langkahku, ingin mempelajari tekniknya. Diperhatikan seintens itu, aku jadi sedikit malu.

Nah, sudah jadi. Lalu Yuzuki...

...

Yuzuki terlihat sangat konsentrasi dan mengukir nerikiri-nya dengan tusuk sate. Wajah seriusnya itu membuatku tak bisa mengalihkan pandangan.

Dia sesekali menyibakkan rambutnya di belakang telinganya, tapi matanya tak lepas dari wagashi di depannya. Seolah-olah hanya ada satu wagashi itu di dunianya.

Tidak sampai 5 menit, wagashi buatan Yuzuki sudah selesai. Kualitasnya tak terlihat seperti pemula.

Hmm...

Tapi Yuzuki tampaknya belum puas dengan hasilnya, dan dia mengerucutkan bibirnya.

Kamu sudah membuatnya dengan bagus, loh? Persis seperti yang asli.

Tapi punya Suzufumi jauh lebih cantik, aku jadi kesal...

Sepertinya sifat perfeksionis Yuzuki muncul saat membuatnya. Dia mendekatkan wajahnya ke meja, membandingkan dua wagashi buatan kami.

Aku sudah sering membuatnya, jadi wajar saja.

Sebenarnya sebelum berangkat, aku sudah berlatih membuat ini.

Nah, ayo kita coba memakannya sekarang. Wagashi mudah cepat habis, lho.

Tapi, anko kan banyak gula dan kalorinya...

Jangan khawatir. Dibanding kue barat, kandungan lemaknya lebih sedikit, dan ukurannya juga kecil, jadi mencicipi satu saja tak masalah.

Seperti yang diharapkan, tampaknya Yuzuki tidak bisa menolak untuk memakan hasil buatannya sendiri, dia perlahan-lahan membawa nerikiri ke mulutnya.

...Meskipun ini anko, rasanya ringan di mulut. Manisnya juga segar, mudah dimakan...

Yuzuki mengunyah wagashi itu dengan perlahan, seolah-olah sedang menikmati aromanya.

Memang rasanya jauh lebih enak kalau kita yang membuatnya sendiri, ya.

Nah, setelah pengalaman membuat, saatnya tur makan makanan khas di seluruh Jepang.

Perwakilan Osaka, takoyaki.

Perwakilan Hiroshima, tiram kukus.

Perwakilan Hokkaido, ikasumi (gurita bakar).

Saat berjalan-jalan di tempat wisata, kami terus berhenti di kios-kios makanan dan memesan berbagai macam menu. Sepertinya Yuzuki juga mulai antusias, dia membuat alasan Ini bukan makan, tapi sekadar wisata! sambil menjangkau makanan yang tersaji di meja.

Takoyakinya enak karena adonannya lembut dengan irisan jahe dan daun bawang yang harum. Tiram kukus, dagingnya kenyal dan gurih... pantas disebut 'susu laut'. Ikasumi bakar juga, pahit hatinya dinetralkan oleh segar kunyitnya, jadinya nggak bisa berhenti makan!

Diiringi laporan makan bergairah Yuzuki sebagai pengiringnya, aku kembali ke dapur untuk menyiapkan hidangan berikutnya.

Hah... Semuanya enak... Ini wisata sekolah terbaik...

Setelah menghabiskan tehnya, Yuzuki menghela napas dalam-dalam. Sepertinya tur makan dalam ruangan tadi benar-benar membuatnya puas.

Setelah pengalaman membuat dan makan-makan, saatnya masuk ke bagian inti study tour.

Inilah makan malam sesungguhnya.

Maaf sudah membuatmu menunggu, Yuzuki.

Aku meletakkan satu hidangan yang telah kusiapkan di dapur ke meja.

Makan malam hari ini adalah aneka tempura.

Apa?! Gorengan... Dan ini banyak sekali...!

Tempura adalah salah satu masakan Jepang yang sangat populer, sejajar dengan sushi dan sukiyaki. Bentuknya yang indah dengan balutan kulit yang tipis dan renyah, benar-benar seperti makanan surgawi.

“Mengeluarkan makanan goreng di saat seperti ini sangat licik tau! Bukannya hidangan ini sangat berbeda dengan menu yang telah disajikan sejauh ini!!”

“Hehe, ketika kamu sedang berada dalam mode makan sekarang, memangnya kamu bisa menolak untuk menikmati tempura?”

Menu hidangan kali ini ialah ikan, cabai hijau, terong, daun shiso, dan udang besar. Silakan dinikmati dengan saus tempura dan garam matcha sesuai selera.

“Karena sudah sampai sejauh ini, kenapa tidak dimakan saja? Kamu mau kabur sebelum pertandingan berakhir?

Uhh...

Semangat perutnya sedang berada pada puncaknya. Jika aku memerintahkan untuk mundur, bisa-bisa terjadi pemberontakan.

Tapi setelah mengernyitkan wajahnya dengan penuh keengganan, Yuzuki mendorong kembali piring berisi tempura.

...Aku tidak mau makan.

Hmm, sepertinya sulit untuk memaksanya hanya dengan semangat saja.

Aku sudah cukup puas dengan 'tur makan' ini. Rupanya menambah menu pendamping malah menjadi bumerang!

Meskipun berkata begitu, dia terus-menerus melirik tempura dengan penuh kesadaran.

“Sekarang sedang musiimnya ikan kissu dan sayuran, lho? Kenapa kamu tidak merasakan pergantian musim itu dengan lidahmu?

A-Aku tidak akan tertipu dengan rayuan manis seperti itu lagi.

Udang jumbo ini juga luar biasa, 'kan? Kamu tidak akan sering mendapatkan udang sebesar ini.

Mungkin akan dikirim kantor sebagai oleh-oleh tahun baru nanti... Mungkin.

Sambil berkata begitu, Yuzuki menutupi matanya dengan tangan, seperti anak remaja yang berusaha menghalangi pemandangan tubuh lawan jenis yang tidak senonoh.

“Aku akan bertanya sekali lagi, apa kamu benar-benar tidak mau?

...Aku tetap tidak mau.

Kalau begitu aku akan menyingkirkannya. Tidak masalah, 'kan?

...

Biasanya, saat aku mencoba menyingkirkan makanan, dia akan langsung menyambarnya. Tapi tampaknya taktik itu sudah tidak mempan lagi. Tekadnya sungguh luar biasa.

Baiklah, aku menyerah soal tempura.

Aku membawa piring berisi hidangan tempura ke dapur.

...Hore aku menang...

Yuzuki meletakkan sumpitnya dan diam-diam mengepalkan tangannya.

Akhirnya... Akhirnya aku berhasil mengalahkan godaan makanan Suzufumi! Meskipun aku melewatkan tempura berbahan segar, aku sama sekali.... tidak merasa.... menyesalinya...

Yuzuki berteriak dengan rasa penyesalan yang mendalam. Kapan lagi ada pengakuan kemenangan yang begitu tragis?

Lagipula, pertandingannya masih belum selesai.

...Suzufumi? Apa yang sedang kamu lakukan?

Di dapur, aku mengambil senjata baru. Sebuah mangkuk.

Sebagai hotel yang bekerja sama dengan produsen peralatan makan, di lemari dapur tersedia juga mangkuk nasi.

Pertama-tama, aku mengisi mangkuk dengan nasi yang masih hangat. Lalu, lima jenis tempura yang sempat disingkirkan, aku susun layaknya membangun sebuah benteng. Terakhir, aku siramkan saus yang sudah kurebus dengan campuran saus tempura, air, kecap asin, gula, dan mirin. Kastil makanan goreng yang sempurna pun siap dihidangkan.

Orang-orang menyebut hidangan ini dengan nama ten-don (tempura don).

Untuk menuangkan saus, senjata baru telah muncul. Senjata ini juga disediakan secara gratis. Namanya adalah ‘tarekake’.

Di ujung batang berwarna perak terdapat wadah berbentuk teko untuk menampung kuah. lubangnya dibagi menjadi tiga bagian, dari situ kuahnya mengalir keluar seperti pancuran.

Aku memegang tongkat untuk menuangkan saus di depan mangkuk tempura. Sekarang, babak kedua dimulai.

Pandangan mata Yuzuki yang sebelumnya berusaha keras untuk tidak melihat tempura, kini terpaku pada gerakan tanganku. Dia tidak sabar ingin melihat saus yang mengalir mengenai tempura.

Naluri merupakan entitas yang mirip seperti hantu. Tidak semudah itu untuk menghilangkannya meskipun sudah beberapa kali. Jika mudah untuk menjinakannya, istilah tiga kebutuhan dasar tidak akan semewah itu.

Nah, silakan dinikmati.

Tu-Tunggu! Jika kamu melakukan itu—

Tiga aliran saus mengalir menyelimuti tempura menjadi cokelat.

Lapisan renyah dan saus saling bercampur, menimbulkan bunyi berderak.

Rasionalitas gadis itu seketika runtuh seketika menyaksikan kelahiran tempura donburi yang baru.

 

Dari dalam keruntuhan rasionalitasnya, muncul lah seorang gadis yang setia pada hasrat makannya.

 

Selamat makan~~

Tangan kiri Yuzuki menyentuh mangkuk seolah-olah membelai pipinya dan mangkuk itu langsung diangkat ke dekat mulutnya.

Sumpit pertama menangkap udang. Yuzuki membuka mulutnya lebar-lebar dan menggigit hampir setengahnya.

Simfoni antara tekstur renyah dan udang kenyal yang masih segar, terus-menerus terulang di sudut telingaku... Udang ini sangat tebal. Dia benar-benar mendominasi panggung di tengah tempura donburi ini...

Dia terus-menerus mengaduk nasi di dalam mangkuk, membuat matanya semakin rileks.

Menyantap gorengan dan nasi bersama-sama adalah kebahagiaan yang tak terbandingkan... Nasi yang terserap bumbu saja sudah merupakan hidangan yang luar biasa

Hingga saat ini, Yuzuki belum sekali pun melepaskan mangkuknya. Sebaliknya, dia semakin condong ke depan, seperti akan terserap ke dalam mangkuk tersebut.

“Daging ikan ini begitu ringan dan lembut seperti awan Sama sekali tidak berminyak, setelah menelannya pun kita bahkan bisa lupa bahwa kita baru saja memakannya... Terong menyerap bumbu dan minyak secara maksimal, dan saat kita menggigitnya, rasa lezatnya langsung meluap keluar Teksturnya lembut, dan dalam sekejap sudah melewati tenggorokan Cabai hijau dan daun shiso berperan sebagai penyeimbang, menuntun tempura menjadi betul-betul lezat

Suara gesekan antara piring dan sumpit semakin jelas terdengar. Tampaknya pertunjukan akan segera berakhir.

Omong-omong, ada tempura yang tersisa, bagaimana kalau kita coba memakannya dengan garam matcha? Aku juga sudah menyiapkan garam kari dan garam sakura, sih...

Aku akan menghabiskan semuanya~

Tampaknya pertunjukan belum akan berakhir dalam waktu dekat.

 

 

Ugh, aku kenyang... Sudah tak muat lagi...

Setelah mencuci piring, aku kembali ke ruang tatami dari dapur. Yuzuki sedang berbaring di atas tatami dengan kedua tangan menekan perutnya, seperti seekor anjing laut. Jika dia sampai minta tambahan tempura, pantas saja perutnya kenyang. Sepertinya dia menjalani gaya hidup makan yang sangat anggun selama beberapa minggu terakhir ini.

Sepertinya aku telah membantu pembuangan gasnya. Semoga dengan ini, rencana berbaikan antara Yuzuki dan Emoto-san dapat berjalan dengan lancar.

Nah, kurasa sudah saatnya aku pamit.

Saat aku mengangkat tas Boston, Yuzuki yang berbaring langsung bangkit.

Eh, kamu sudah mau pulang?

Yuzuki duduk bersila menghadapku, matanya dipenuhi kesepian yang mirip kesendirian.

...Seharusnya kamu bisa tinggal lebih lama lagi.

Saat memesan kamar, aku sudah menyiapkan dua kamar - satu kamar Jepang dengan dapur di lantai 8, dan satu kamar Barat yang lebih murah di lantai 3.

Selain karena Yuzuki adalah seorang idola, tidak mungkin kami bisa tidur satu kamar sebagai laki-laki dan perempuan yang masih muda. Yuzuki juga pasti takkan bisa tidur nyenyak jika aku ada di sana.

Jika ada masalah, jangan ragu untuk menghubungiku. Oh ya, jangan lupa, aku akan kembali besok pagi untuk membuatkan sarapan, jadi bersiaplah, oke?

Meskipun aku mencoba membuatnya tersenyum untuk menenangkannya, reaksi Yuzuki masih terlihat datar. Mungkin dia masih ingin bermain permainan papan lebih lama. Tapi sekarang sudah hampir pukul 10 malam, aku tidak ingin dia kelelahan besok pagi karena terlalu bersemangat malam ini.

Saat aku hendak keluar dari kamar, ujung kemejaku ditarik dari bawah.

...Jika kamu tidak melepaskannya, aku tidak bisa pergi.

...Kalau begitu, Suzufumi saja yang harus menyingkirkannya.

Saat aku menoleh ke bawah, kami berdua saling bertatapan mata.

Mata berwarna kuning kecoklatannya yang tenang itu menatapku.

Sejujurnya, aku juga ingin lebih lama lagi bersama Yuzuki. Tapi itu akan terlalu berlebihan.

Jari-jari putihnya yang tadi menarik kemejaku, perlahan kembali ke posisi semula.

Yuzuki menggigit bibir bawahnya, seolah menahan emosi, tanpa mengatakan apa-apa.

Saat aku hendak mengucapkan selamat malam dengan perasaan sedih di hatiku...

Aku merasakan sentuhan pada ujung kemejaku lagi. Kali ini lebih kuat daripada sebelumnya.

...Aku sudah memutuskannya.

Ekspresi Yuzuki perlahan-lahan dipenuhi dengan rasa percaya diri.

Setelah tiga bulan tinggal bersebelahan, aku tahu betul ekspresi itu. Dia pasti baru saja mendapat ide.

Yuzuki berdiri dengan cepat dan mengumumkan,

Tour menginap selama dua hari satu malam dengan seorang idol, telah diputuskan!

...Hah?

Tiba-tiba dia ngomong apaan, sih?!

Sejak acara jumpa penggemar itu, aku belum bisa melakukan kegiatan untuk memikat Suzufumi. Sekarang waktunya untuk mengambil langkah besar!

Yuzuki berdiri dengan kedua tangan di pinggangnya, ekspresi wajahnya tampak paling bersemangat hari ini.

Tunggu dulu, tunggu dulu. Itu terlalu tiba-tiba.

Jika aku memberitahukan sebelumnya, itu tidak akan jadi kejutan lagi, 'kan? Dan aku 'kan sudah bilang? Aku akan menjadikan Suzufumi penggemar nomor satuku. Aku akan memperlihatkan sisi Arisu Yuzuki yang tak bisa dilihat di video manapun!

Yuzuki membuat pose sempurna dengan kedipan mata, dan mengarahkan jari telunjuknya ke arahku.

...Seriusan?

Aku tidak pernah menyangka kalau pengalaman pertamaku dalam menginap akan ditemani oleh seorang idol.

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama