[LN] Reset Seishun Jilid 2 Bab 8 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Chapter 8 — Reset Toudo Tsuyoshi dan Tanaka Haru

Bagian 2

 

Kami berdua akhirnya duduk di bangku dan aku menarik napas dalam-dalam.

Tanaka, ada sesuatu yang harus kuminta maaf padamu.

Aku mendongak ke atas untuk menatap langit. Awan-awan di sana sangat indah. Ah, aku bisa menyadari keindahan itu. Kemampuan dasar manusia normal.

Aku tidak tahu pasti arti dari tindakanku tadi. Tapi, ini sangat penting. Aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja. Rasanya ada sesuatu di dalam hatiku yang terus meronta-ronta.

Iya, ada apa? Kamu kan tidak salah apa-apa, Toudo.

Tidak, aku sudah melakukan dosa yang tak termaafkan terhadapmu.

Jangan buat Tanaka bersedih. Jangan sampai membuatnya sadar kalau sebenarnya aku telah melupakan ingatanku. Aku tidak boleh menyakiti Tanaka lebih dari ini.

Kenapa aku memilih opsi itu?

――Itu hanya bentuk pertahanan diriku sendiri? Agar aku sendiri tidak terlalu sedih.

――Itu hanya bentuk pengorbanan diriku? Agar Tanaka tidak sedih.

 

“Pada hari itu... saat aku berkencan dengan Tanaka, aku... kehilangan semua ingatanku tentangmu.

 

Tanaka bersandar ke bangku dan menghela napas panjang.

Fuuh... Pantas saja. Akhirnya kamu mengatakannya juga, terima kasih. Kamu memang payah kalau soal berbohong, ya.

Aku terkejut.

Kamu menyadarinya?

Samar-samar sih, tapi Toudo kelihatan tersiksa dan sedih saat memandangku. Bahkan foto di ponselmu pun sudah hilang.

Maafkan aku, Tanaka.

“Yah, kita memang pernah berkencan dan punya banyak kenangan menyenangkan, ‘kan?

“Sepertinya begitu, tapi aku benar-benar tidak mengingatnya, tapi kenangan tersebut samar-samar terlintas di kepalaku.”

Pasti berat, ya? Tapi kamu tidak usah memaksakan diri untuk mengingatnya. Kita hanya perlu membuat kenangan baru lagi. Pergi ke pusat perbelanjaan, makan kue, minum jus, kerja sambilan...ughm....”

Tanaka perlahan-lahan menyentuh tanganku dengan lembut.

 

“Tak peduli seberapa banyak kamu kehilangan ingatanmu, aku akan terus mengingatkanmu lagi dan lagi.

 

Jiwaku bergejolak. Sesuatu yang berharga di hatiku bergejolak.

Aku mencengkeram dadaku. Aku tidak boleh membuat orang yang berharga bagiku seperti ini merasa sedih. Tanaka terlihat seperti hampir menangis.

Aku tidak suka melihat gadis-gadis menangis dalam kesedihan. Aku tidak menyukainya sejak dulu. Aku kehilangan seseorang yang penting bagiku di sekolah dasar itu. Dia adalah gadis yang selalu menangis dengan sedih.

Aku tidak ingin menyesal lagi.

Aku berpikir kalau aku bukan orang yang sama seperti sebelumnya karena kehilangan ingatan. Tapi, aku memang tetap diriku.

Tentu saja! Toudo tetaplah Toudo!

Begitu ya...

Kehangatan tangan Tanaka menjadi pemicunya, menghidupkan gejolak emosiku di hari itu.

Begitu banyak versi diriku yang tersembunyi muncul ke permukaan. Badai kenangan yang tidak kukenal menyerbuku.

Rasa sakit dahsyat yang menyerang seluruh tubuhku menyangkal sosok diriku saat ini. Rasa sakit ini adalah pembatas yang mencegahku dari menghancurkan diriku sendiri.

Hal seperti itu, lebih baik aku reset saja

Menghilangkan emosi bukanlah satu-satunya cara untuk mereset, melampaui batas adalah kemampuan yang sesungguhnya dari 'reset'. Tapi, reset yang tidak sempurna akan menghapus ingatan.

Aku tidak mempunyai ingatan tentang gadis yang ada di depanku. Kenapa aku mencoba melakukannya sendiri. Kenapa aku mencoba menyembunyikannya.

Reset hanyalah kemampuan, dan tidak ada yang salah dengan itu. Satu-satunya masalahnya adalah aku yang menggunakannya.

Kalau begitu, aku yang harus berubah.

 

Aku perlu menghadapi reset ini——

 

Sesuatu yang terukir dalam jiwaku berguncang keras. Darah di sekujur tubuhku mendidih. Aku tidak ingin merasakan hal seperti itu. Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk pisau ke jantung menjalar. Hal semacam itu hanyalah ilusi.

Yang paling penting untukku saat ini adalah——

 

Kenangan berharga antara aku dan Tanaka yang terukir dalam jiwaku ini.

 

Aku berdiri. Memandang ke atas langit. Tangan kami yang terhubung tidak dapat dilepaskan. Gejolak emosi yang muncul semakin kuat. Sekarang aku mengerti, ini adalah—— emosi.... kasih sayangku yang telah kubangun...inilah perasaan cintaku.

Aku akan mencoba memulihkan ingatan yang terhapus dengan reset. Tanaka, tolong awasi aku."

Ba-baik, Toudo. Warna matamu... tidak, aku akan mengawasimu....”

Tanaka mengangguk. Lalu aku memejamkan mataku. Pemikiran super cepatku terus meningkat. Peningkatan itu telah melampaui batas.

Pemikiran super cepat memberitahu 99,9% kemungkinan gagal. Tapi, itu tidak masalah. Gejolak emosi yang menguasaiku menolak logika dan akal sehat.

Menghilangkan emosi bukanlah satu-satunya kemampuan reset. Mencapai batas bukanlah satu-satunya reset.

Aku akan merasakan sensasi saat melampaui batas dengan reset yang tersisa samar-samar dalam diriku. Itu tidak cukup.

Aku harus melampaui itu——

Aku saat ini tidak akan menghapus ingatan orang-orang yang berharga bagiku!!

Beban di otakku menetapkan batas. Aku akan me-reset.

Mereset batas yang akan menghancurkan sel-sel otakku.

Mereset batas yang akan menghentikan detak jantungku.

Reset, reset, reset, reset -

Semuanya untuk menemukan kembali ingatanku bersama Tanaka.

Jika aku melakukan satu kesalahan saja, aku bisa kehilangan semua ingatanku dan menjadi orang yang tidak berguna.

 

Kemudian aku mendengar suara yang mirip seperti kaca pecah. 'Switch'.

 

Kata 'switch' muncul dalam benakku, tapi aku tidak tahu kekuatannya. Tapi, aku merasakan kekuatan yang mengalir.

Hari-hari yang kulewati bersama semua orang membanjiri otakku dengan dahsyat.

Pemikiran super cepat berubah menjadi pemikiran paralel.

Meskipun dinding batas terus menyerangku, ribuan pemikiran mencegahnya——

Kalau dipikir-pikir, aku sudah bertingkaah aneh sejak mereset Hanazono. Tidak mungkin aku bisa mengingat kembali ingatan dan emosi yang hilang. Itu adalah norma bagiku. Emosi yang muncul tanpa alasan membakar hatiku dengan hangat. Itu adalah hal yang mengembangkan reset, menjadi asupan untuk melampaui reset.

Reset dengan Hanazono, reset dengan Tanaka. Ini berbeda dari reset lainnya.

 

Aku tidak memanggil Hanazono dengan sebutan Hana-chan.

Aku tidak pernah menyelamatkan Tanaka dari truk.

Tapi, aku tahu hal itu. Kalau begitu— aku harus mengingatnya lagi, ingat lagi, ingat lagi, ingat lagi, ingat lagi!

 

“――――――――!

 

Emosiku yang meluap membebaskan 'kenangan' yang terukir dalam jiwaku.

 

Sejumlah informasi yang besar menyerang otakku. Bahkan pemikiran paralel tidak bisa menanganinya. Konsekuensi menghapus ingatan kini menekanku. Batasnya hampir tercapai. Lebih dari ini, aku akan menjadi orang yang tak berguna, melupakan segalanya

 

“Lebih baik aku mereset saja batas seperti itu.”

 

Reset yang ditingkatkan oleh switch——

Asalkan ada kenangan Tanaka dan Hanazono. Jangan buat mereka sedih lagi! Aku tidak akan kalah dengan diriku sendiri lagi!

Mereka sangat berharga bagiku.

Sesuatu yang menutupi jiwaku seolah melompat keluar

 

Inilah 'reset'-ku.

Kebisingan di dalam kepalaku mulai mereda. Yang kurasakan sekarang hanya kehangatan tubuh Tanaka saat kami berpegangan tangan.

Rasanya sangat hangat dan membuatku tenang...

Aku membuka mata dan memandang Tanaka.

 

Aku terpesona oleh suara nyanyi Tanaka. Tanaka yang sedang minum jus terlihat sangat manis. Aku mengambil banyak foto. Dan, aku menyelamatkan Tanaka yang hampir tertabrak truk. Syukurlah kamu baik-baik saja.

“—Eh!? Ka-Kamu, mengingatnya!?

"Aku kembali, Tanaka. Sekarang sudah baik-baik saja... Ta-Tanaka? Jangan menangis. Ingatanku sudah kembali."

Setetes air mata mengalir dari Tanaka. Tapi itu bukan air mata kesedihan.

Karena Tanaka tersenyum sangat manis

 

Selamat datang kembali, Toudo... Aku, percaya padamu."

 

Gadis di sampingku menangis. Tapi, dia terlihat sangat bahagia dan menggemaskan...

 

“Masa muda yang dimulai dari reset, ya... Aku memang lelaki yang kikuk.

 

Mataku terasa panas. Ini bukan keringat. Ini adalah air mata kebahagiaan...

Kenangan berharga yang terukir dalam jiwaku, menyatu dengan hatiku ――




Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama