[LN] Saijou no Osewa Jilid 5 Bab 3 Bagian 1 Bahasa Indonesia

Bab 3 Mempelajari Seni Cinta Bersama Orang Biasa

Bagian 1

 

Keesokan paginyaAku belajar dalam diam seperti biasanya.

Hari ketiga sejak kedatangan ke rumah ini. Sepertinya sudah saatnya bagi kami untuk mulai merasa tenang. Aku tidak bisa memikirkan tempat lain untuk mengajak hianko berkeliling, setelah mengunjungi pusat perbelanjaan dan sekolah. Selain itu, Hinako juga pasti merasa kelelahan kalau keluar setiap hari, dia ingin bersantai di dalam ruangan hari ini.

(... Mungkin aku harus meninjau ulang kursus musim panas juga)

Aku sudah selesai mengulas semua tata krama makan dan pelajaran di akademi yang diajarkan oleh Shizune-san. Saat ini, aku memutuskan untuk mengulas kembali materi yang dipelajari selama kursus musim panas. Meskipun materi yang dipelajari selama kursus musim panas bersifat spesifik, tapi aku yakin kalau itu pasti akan berguna di masa depan.

Tiba-tiba, aku melihat ada pesan yang masuk ke ponselku.

... Tennouji-san?

Setelah melihat nama pengirimnya, aku segera memeriksa isinya.

 

Tennouji-san: Maaf kalau ini terlalu mendadak, tapu aku ingin mengundangmu ke dalam sesi belajar bersama desuwa!!

 

Hanya dengan membaca pesannya saja, aku merasa seolah-olah bisa mendengar suara Tennouji-san. Pesan tersebut masih berlanjut.

 

Tennouji-san: Demi mempersiapkan kembali pembelajaran di akademi, bagaimana jika kita semua memusatkan semangat belajar kita?

 

Hal ini persis seperti yang sedang aku sadari belakangan ini.

Bagiku, ini adalah tawaran yang tidak bisa ditolak. Saat pertama kali kami mengadakan sesi belajar bersama di akademi, aku bisa berkonsentrasi dengan baik, dan aku yakin para siswa dari Akademi Kekaisaran yang bonafid bisa belajar dengan serius sampai akhir.

 

Itsuki: Tolong izinkan aku untuk ikut berpartisipasi juga.

 

Segera setelah aku membalas pesan, tanda sudah dibaca segera muncul di layar smartphone-ku. Meski demikian, balasan dari Tennouji-san tidak langsung datang.

Setelah menunggu sekitar satu menit, aku menerima pesan baru dari Tennouji-san.

 

Tennouji-san: Apa aku boleh meneleponmu sekarang?

 

Mungkin dia berpikir bahwa karena kami berdua langsung membaca pesan tersebut dengan cepat, jadi lebih baik menelepon daripada berkirim pesan.

Ketika aku menjawab, “Iya, tidak masalah,” smartphone-ku langsung bergetar.

Ha-Halo desuwa!

Dia bahkan menggunakan desuwa di telepon...

Sudah lama tidak berjumpa.

“Ya, sudah lama sekali! Sejak kursus musim panas tempo hari!

Aku bisa mendengar suara gembira Tennouji-san.

Dia terlihat bersemangat dan ceria seperti biasanya. Ketika mendengar suara Tennouji-san, entah bagaimana aku juga merasa semangat.

“Aku merasa kalau kamu pasti akan tertarik dengan ajakan ini.”

Yah, aku berada dalam posisi di mana aku harus bekerja dua kali lebih keras daripada orang lain untuk mengimbangi.

“Kamu sudah bekerja dua kali lebih keras dari orang lain. Kamu tetaplah pekerja keras seperti biasanya.

Aku merasa Tennouji-san tersenyum di ujung telepon.

“Ah-Ahem, mari kita kembali ke topik pembicaraan... Kapan jadwal Itsuki-san punya jadwal kosong?

Aku merasa bahwa volume suaranya sedikit meninggi saat dia memanggil namaku.

Aku mengerti maksudnya. Aku memang mengerti, tapi ...... aku memilih untuk mengabaikannya karena suatu alasan.

“Aku selalu siap kapan saja.

“Jadi Itsuki-san selalu siap kapan saja?

Iya.

Percuma saja, kurasa aku tidak bisa mengelaknya.

Dengan memanggilku seperti itu, kurasa itu adalah pernyataan bahwa dia ingin aku berbicara dengan nada yang natural dan bukan dengan bahasa yang sopan..

Aku mengerti. Aku mengerti tapi...

Saat ini, Hinako dan Shizune-san juga berada di belakangku...

Maafkan. Aku hanya bisa berbicara seperti ini karena situasiku...

“Kamu sedang bersama seseorang, kan?

Seperti yang kamu duga.”

Syukurlah dia cepat tanggap.

Suara percakapan kami mungkin terdengar samar, dan seandainya aku akan bergabung dengan sesi belajar bersama, aku harus membagikan informasi tersebut kepada Hinako dan yang lainnya. Jika begitu, aku juga harus memberitahu mereka bahwa orang yang mengajak adalah Tennouji-san. Jadi jika aku tidak menggunakan bahasa sopan sekarang, mereka akan mengetahui kalau aku berbicara dengan Tennouji-san dalam bahasa yang lebih santai.

Tennouji-san menghela nafas dengan penuh kekecewaan.

“Kupikir kita bisa berbicara lebih santai jika lewat telepon...

Maaf...

“Padahal kupikir kita bisa melakukannya setelah sekian lama...

Dia terlihat lebih kecewa dari yang kuduga.

Karena Tennouji-san biasanya penuh semangat, aku merasa bersalah karena sudah membuatnya merasa sedih.

“Ka-Kalau begitu, mari kita lakukan itu nanti saat sesi belajar bersama.

“Di sesi belajar bersama...?

Ya. Mari kita berbicara saat kita berduaan.”

Aku tidak tahu bagaimana kita akan berduaan, tapi .......Aku akan mengusahakannya entah bagaimana caranya.

Janji ya?”

“Iya.”

...Baiklah, aku akan memaafkanmu.

Sepertinya suasana hati Tennouji-san telah membaik.

“Jadi, mengenai sesi belajar bersama nanti, apa kamu sudah menentukan anggotanya, Tennouji-san?

Tidak, aku belum memutuskannya. Aku berharap bisa melibatkan anggota yang sama seperti sebelumnya...

“Taishou dan Asahi-san sepertinya sedang menikmati perjalanan mereka.

Iya. Aku juga mendapat kabar dari mereka.

Mereka berdua menghabiskan paruh pertama liburan musim panas mereka dalam perjalanan perusahaan, dan sekarang, mereka menikmati perjalanan bersama keluarga di paruh kedua. Mereka bertanya kepadaku, apa yang aku inginkan sebagai cendera mata, dan aku memberitahu mereka, bahwa sesuatu yang sederhana saja sudah cukup. Barang yang mahal tidak baik untuk hati, jadi sesuatu yang murah pun tidak masalah.

“Kalau begitu, aku akan memastikannya dulu dengan Konohana-san.

Ya, silahkan saja. Aku akan mencoba untuk berbicara dengan Miyakojima-san.

Aku juga harus bertanya padanya saat itu tentang tanggal yang tersedia.

Ya, itu benar.

Aku tidak tahu tentang Narika, tapi aku yakin kalau Hinako akan baik-baik saja.

Belakangan ini, Hinako sering ikut dalam pertemuan semacam ini.

“Selain itu, jika kamu tidak keberatan, aku akan dengan senang hati mengundang Hirano-san juga.”

“Itu benar. Yuri juga merupakan salah satu orang yang rajin belajar, jadi aku akan menghubunginya.

Rasanya sungguh melegakan ketika kenalan berteman dan saling akrab dengan kenalan.

Setelah kursus musim panas, sepertinya Tennouji-san mulai menganggap Yuri sebagai temannya.

Dan hal lain yang harus dipikirkan adalah...

Lokasinya, bukan?

Persis seperti yang dikatakan Tennouji-san.

“Aku tidak keberatan jika menyelenggarakannya di rumahku, tapi ini adalah acara terakhir musim panas, jadi aku ingin mengadakannya di lingkungan yang berbeda dari biasanya.

Rumah anak-anak dari kalangan kelas atas umumnya memiliki atmosfer yang elegan dan mewah seperti di Akademi Kekaisaran. Karena dia ingin suasana yang unik dan berbeda dari biasanya... bagaimana dengan rumah Narika? Meskipun rumah Narika juga elegan dan mewah, tetapi nuansa gaya Jepangnya mungkin tidak bisa dirasakan di tempat lain.

Namun, tiba-tiba ada sesuatu yang terlintas di pikiranku.

Lingkungan paling unik yang bisa aku usulkan saat ini adalah...

Maaf, apa kamu bisa menunggu sebentar?

Setelah mendapat persetujuan dari Tennouji-san, aku meletakkan ponselku di atas meja sejenak.

Kemudian, aku berbicara kepada-san Shizune yang sedang mengerjakan dokumen di ruang tamu.

Shizune-san, aku sedang berbicara dengan Tennouji-san sekarang...

Tidak masalah, kok.

Shizune-san langsung menjawab sebelum aku menuntaskan perkataanku.

“Aku sedikit mengerti situasinya. Kamu ingin mengadakan sesi belajar bersama di rumah ini, bukan?"

Ehm, ya. Niatnya aku akan mengusulkannya sekarang...

Tidak masalah sama sekali.

Shizune-san langsung menanggapinya.

Meskipun dia sangat responsif, tapi ada satu hal yang membuatku khawatir.

Ehmm, jadi... mengingat situasi grup Konohana sekarang, mungkin lebih baik jika keberadaan Hinako tidak terlalu diketahui oleh orang-orang di sekitarnya. .....

Hinako diizinkan meninggalkan mansion untuk menghindari kekacauan. Namun, jika tempat persembunyiannya diketahui publik, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab bisa saja mendekatinya.

Mata Shizune-san melebar sesaat setelah mendengar kekhawatiranku.

Tapi kemudian dia tersenyum lembut dan menjawab.

Jangan khawatir. Sebagian besar masalah itu sudah kami selesaikan.

“Benarkah?

Kami memutuskan untuk membiarkan Ojou-sama keluar dari mansion karena kami takut keadaan akan menjadi tidak terkendali, tapi sekarang kami memiliki rencana untuk menyelesaikan masalah ini secara damai, jadi itu tidak lagi menjadi masalah.

Aku yakin ada banyak orang yang bergerak tanpa sepengetahuanku.

Namun, aku bisa menawarkan tempat ini kepada mereka tanpa ada satu pun tanda ada rasa kekahawatiran.

Aku mengambil kembali smartphone yang ada di atas meja.

Halo, Tennouji-san? Aku mempunyai saran lokasi untuk sesi belajar kita nanti...

Aku sempat khawatir, apakah semua orang bisa berkonsentrasi di rumah seperti itu, tetapi ketika aku mengusulkannya, Tennouji-san tampak sangat antusias. Meskipun ini adalah sesi belajar, namun ini adalah acara terakhir liburan musim panas. Aku ingin menjadikan sesi belajar bersama ini tidak hanya bermanfaat, tetapi juga yang menyenangkan.

...Mungkin persis seperti yang dikatakan Takuma-sama.

Shizune-san menatapku yang sedang berbicara dengan Tennouji-san dan bergumam.

Seharusnya aku memberitahumu tentang situasinya dari awal.

Setelah mengatakan itu, Shizune-san kembali mengerjakan dokumennya.

 

◆◆◆◆

 

Keesokan harinya sekitar tengah hari.

Ada tiga gadis datang yang datang ke rumah.

“Ja-Jadi ini rumah Itsuki...?

Narika memandangi bagian luar rumah dengan ekspresi gugup di wajahnya.

Lebih tepatnya, dulu, sih.”

Aku hanya menyewanya selama sepuluh hari, ini bukan rumahku lagi. Semua perabotannya disewa melalui kontak Shizune-san.

Ohohohoho! Ini mirip seperti rumah anjing!

Ucap Tennouji-san sambil melihat ke arah rumah.

Kurasa memang begitu.”

“Ak-Aku hanya bercanda saja desuwa! Baru-baru ini aku melihat percakapan seperti ini di manga shoujo yang berjudul Versailles Plum, jadi aku hanya ingin mengatakannya saja!

Aku tahu itu hanya candaan, tetapi aku tidak tahu harus berkata apa sebagai balasannya, jadi aku hanya menanggapi sebisanya saja.

Tennoji-san, apa kamu membaca manga shoujo?

Eh, iya, aku membacanya. Aku meminjamnya dari teman sekelas beberapa hari yang lalu...

Saat Yuri bertanya kepadanya, Tennoji-san menjawab dengan ekspresi yang tampak sedikit malu-malu.

Hirano-san, apa kamu pernah datang ke rumah Itsuki beberapa kali?

Hmm. Kalau dipikir-pikir, baru pertama kalinya aku ke sini juga...

Yuri melihat ke bagian luar rumah dan menjawab pertanyaan Narika.

Aku bisa menebak alasan di balik perkataannya..... Sejujurnya, keluargaku bukanlah tipe orang yang dapat dengan bangga kuperkenalkan kepada teman-temanku.

“Baiklah, kalau begitu, silakan masuk..... Meskipun tempatnya agak sempit.”

Aku membuka pintu depan dan mempersilakan mereka bertiga untuk masuk.

Kemudian, Hinako yang duduk di depan meja, muncul sambil memberi sapaan kecil.

Halo semuanya.”

Hah? Konohana-san?

Narika terlihat terkejut.

Karena aku tiba lebih dulu, jadi aku harus menunggu di dalam.”

Itulah yang aku putuskan.

Gadis-gadis ini tahu bahwa aku tinggal di rumah keluarga Konohana, tetapi aku takut dengan reaksi mereka jika aku mengatakan bahwa aku tinggal bersama mereka di rumah kecil ini. Jadi aku menyembunyikan sepatu, tempat tidur dan pakaian ganti Hinako dan Shizune-san di bagian belakang lemari pakaian.

Ngomong-ngomong, Shizune-san juga beranjak dari tempat duduknya. Rupanya, dia khawatir jika dia, si pelayan, berada di sini, suasananya mungkin akan mirip dengan kafe akademi...

Kupikir ukurannya sekitar empat setengah tikar tatami, tapi ternyata tidak terlalu sempit, ya.”

Yah, aku tinggal di sana bersama keluargaku yang beranggotakan tiga orang.

Aku membalas perkataan Yuri yang sedang mengamati rumah.

“Jadi ini adalah rumah yang pernah ditinggali Tomonari-san...

“Jadi ini adalah rumah tempat Itsuki dibesarkan...

Tennouji-san dan Narika dengan gugup mengamati keadaan rumah. Aku merasa sedikit malu jika mereka terus memperhatikannya seperti itu.

“Kamu tidak mempunyai tempat tidur, ya?

“Aku tidur di lantai dengan futon terbentang.

Itsuki! Tali apa yang menggantung di langit-langit ini!? Boleh aku menariknya!?

Itu untuk meyalakan dan mematikan lampu. Iya, tidak masalah.”

Ruangan menjadi gelap sesaat, lalu segera menjadi terang kembali.

Karena rumah Narika adalah rumah besar bergaya Jepang, jadi aku mengira suasana interiornya hampir serupa, namun jika diingat-ingat baik-baik, aku belum pernah melihat jenis lampu dengan tali gantung di rumah Naruka. Lain ceritanya dengan lampu tidur dan sejenisnya...Rumah Narika sepertinya sudah direnovasi dengan baik menjadi modern dengan tetap mempertahankan suasana Jepang.

Tiba-tiba aku menoleh ke arah Hinako dan melihatnya sedang menatap kedua gadis yang sedang bersemangat itu dengan mata yang tenang. Sepertinya hanya Hinako satu-satunya yang tetap tenang... tapi hari pertama dia juga bertingkah sama seperti mereka.

Meja itu terlalu kecil untuk digunakan banyak orang, jadi aku menghubungkan dua meja dan meletakkannya di tengah. Di sekelilingnya disiapkan bantal untuk lima orang.

Masing-masing dari setiap orang duduk di sana.

“Yah, baiklah, hari ini adalah sesi belajar dengan gaya yang merakyat. Aku tidak bisa menjamin bahwa kalian akan merasa nyaman, tapi aku berharap kalau kalian bisa merasa seperti sedang di rumah sendiri.”

Tennouji-san dan Naruka masih gelisah, tapi bukannya karena merasa tidak nyaman, tapi reaksi mereka malah lebih mirip seperti anak-anak di taman hiburan.

Aku membawa sesuatu seperti ini untuk berjaga-jaga...

Yuri mengeluarkan beberapa cemilan manis dari dalam tasnya.

Kue-kuenya agak berkelas, mungkin karena dia memperhatikan dan memepertimbangkan para anggota sesi belaajr bersama.

“Aku juga membawanya.”

Ak-Aku juga membawa sesuatu.

Tennoji-san dan Narika juga tampak membawakan teh dan makanan ringan mereka sendiri. Tennouji-san membawa scone, sedangkan Narika membawa kue castella. Keduanya dibungkus dengan kertas kado yang tampak mewah.

(Gawat. Jika aliran percakapan terus berlanjut, Hinako akan terpaksa ikut.)

Hinako tidak membawa apa-apa. Tidak heran. Dia sudah berada di rumah ini sejak awal.

……Apa boleh buat.

Aku berdiri dan mengambil barang-barang yang kusembunyikan di pintu dan rak dapur.

“Sebenarnya, aku juga menerima sesuatu seperti ini dari Konohana-san.”

Setelah berkata demikian, aku menaruhnya di atas meja.

Keripik kentang?

Yuri mengangkat suaranya dengan nada ragu.

“Iya. Karena kita mengadakan sesi belajar di lingkungan yang berbeda dari biasanya, jadi sepertinya dia menyesuaikannya dengan itu.”

“Hee~, kalau begitu aku seharusnya mengikuti contohnya.

Kali ini konsepnya adalah sesi belajar ala orang awam, sehingga ide menyantap keripik kentang dengan teh sepertinya mendapat sambutan baik. Tennouji-san dengan menyesal berkata, Gunnu.

Sebenarnya, ini adalah sesuatu yang disembunyikan aku dan Shizune-san sebagai tindakan darurat untuk membuat suasana hati Hinako menjadi lebih baik.

Aku sendiri biasanya tidak memakannya, jadi aku menantikannya.”

Tatapan mata Hinako terpaku pada keripik kentang itu sejak beberapa saat yang lalu.

Sorot matanya mirip seperti anjing pemburu.

(...Aku penasaran apa dia bisa berkonsentrasi pada pelajarannya?)

Awal dimulai sesi belajar sangat menegangkan.

Namun, saat buku pelajaran diletakkan di atas meja, semua orang tetap diam dan berkonsentrasi. Itulah cara mengubah pola pikir yang merupakan ciri khas murid Akademi Kekaisaran yang berjiwa serius. Saat aku mendongak, aku melihat Yuri sedikit terkejut, tapi aku segera berkonsentrasi pada diriku sendiri. Aku sangat memahami kenapa dia bisa terkeju dengan tingkat kesadaran ini.

Namun, jika kamu menganggapnya keras dan kaku, ternyata tidak demikian.

“Rasanya lezat sekali.

Kadang-kadang kami mengobrol satu sama lain sambil menyantap makanan manis.

Tennouji-san sedang memakan keripik kentang seolah-olah itu adalah makanan yang langka.

“Ini adalah irisan kentang yang digoreng, ‘kan? Meskipun aku khawatir dengan rasanya yang sedikit asin dan pedas, sih.”

Aku yakin bahwa reaksi Tennouji-san adalah contoh khas seorang Ojou-sama. ...Hinako, tolong berhenti memasang wajah muram itu setiap kali ada orang lain yang mengambil keripik kentang.

“Narika mungkin sudah memakannya sebelumnya, kan?”

“Iya. Mereka menjualnya di toko-toko permen. Aku terkadang membeli tiga atau lebih dalam jumlah besar.,,..Hiiihh!? Ko-Konohana-san!? Ke-kenapa kamu memelotoiku!?

Kupikir itu hanya imajinasimu saja.

Hinako benar-benar menatapnya dengan tajam.

Rupanya dia merasa iri.

...Suasananya tidak terlalu buruk, ya.

Tennouji-san tiba-tiba melihat sekeliling dan berkata demikian.

Jarang-jarang aku bisa menghabiskan waktu bersama seseorang di tempat yang begitu santai. Aku berharap ada tempat seperti ini di Akademi Kekaisaran, hanya sebuah lantai dan sebuah meja.”

“Apa kamu juga berpikir begitu, Tennouji-san?”

Aku mempunyai kepekaan untuk merasa nyaman dalam suasana ramai, tau?”

Bagi orang seperti Tennouji-san, aku mengira bahwa lingkungan semacam ini tidak akan memiliki tuntutan apa pun selain memuaskan rasa penasaran, tetapi tampaknya tidak demikian.

“Aku tidak yakin kenapa, tapi hari ini Itsuki-san nampaknya lebih santai dari biasanya. Itu mungkin karena rumah ini adalah tempat paling akrab bagi Itsuki-san.”

……Ya.”

Selain di rumah, aku juga berharap ada tempat semacam ini di akademi.

Setiap kali aku pergi ke kafe atau restoran yang elegan, aku selalu merasa gugup. Sebagai seorang pengasuh, aku tidak bisa mengatakan hal-hal naif seperti itu, tapi sejujurnya, aku ingin tempat yang lebih ramai dan suasananya santai. Jika ada tempat seperti itu di akademi, aku ingin selalu mengunjunginya secara rutin.

Saat aku memikirkan hal ini, tiba-tiba aku menyadari kalau Hinako sedang menatapku.

“Konohana-san, apa ada yang salah?”

“Tidak, umm...

Tidak biasanya bagi Hinako, yang berada dalam mode Ojou-sama sempurna, kebingungan untuk menjawab.

Tapi itu hanya sesaat. Aku adalah orang yang biasanya menjaga Hinako dan mengawasinya secara cermat, jadi, kurasa tidak ada orang lain yang menyadarinya.

...Aku sedikit penasaran dengan apa yang dipelajari Tomonari-kun.

Hinako segera memberitahuku begitu.

Sayangnya, aku tidak tahu apakah itu niat sebenarnya atau hanya alasan yang dibuat-buat.

“Aku sedang meninjau kembali apa yang sudah aku pelajari di kursus musim panas kemarin.

Meskipun kamu sudah terpilih sebagai siswa berprestasi, Itsuki masih seseorang yang berusaha sangat keras.

Kamu harus bekerja lebih keras lagi, Narika.

Sial, malah menjadi senjata makan tuan......!

Narika mengalihkan pandangannya..

Aku juga penasaran akan sesuatu, jadi aku melihat buku referensi di tangan Yuri.

Kupikir dia sedang mempelajari mata pelajaran biasa seperti bahasa Jepang atau matematika, tetapi buku referensi itu memiliki diagram dan grafik yang tidak biasa.

“Kamu sedang mempelajari apa, Yuri?"

“Aku sedang belajar untuk mendapatkan lisensi koki. Aku tidak ingin pergi ke sekolah memasak setelah lulus SMA karena aku berencana untuk mendapatkan lisensiku sambil bekerja di restoran.

Aku merasa kalau aku pernah mendengar hal seperti itu beberapa kali sebelumnya.

Yuri juga mempunyai masalahnya sendiri. Namun, tampaknya hal itu mulai membuahkan hasil. Motivasi Yuri terlihat dari buku catatannya yang berisi tulisan dan coretan.

Meski ini adalah topik yang berbeda, tapi beberapa hari yang lalu, sebuah perusahaan di Grup Konohana memecat seorang karyawan yang menyalahgunakan kekuasaan, ya.”

Ucap Tennouji-san sambil menggerakkan penanya.

Aku tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap topik tersebut dan tetap diam. Walaupun aku mengetahui cerita tersebut, tapi apa boleh mengatakannya secara alami?

Saat Yuri dan aku berada dalam masalah, Tennouji-san menghentikan penanya.

“Kalian tidak perlu terlalu tegang begitu. Kalau menyangkut rumah sebesar milik kita, kejadian skandal semacam ini pasti akan terjadi...Tapi bukan berarti itu tidak menyakitkan.”

Ya, memang benar. Aku juga merasa kalau kejadian itu sangat disayangkan.”

Hinako menganggukkan kepalanya.

Apa informasi itu sudah muncul di berita?”

Hal semacam ini tidak diungkapkan secara publik, namun ada banyak cara untuk mengetahuinya bagi orang-orang yang berkecimpung dalam industri ini. Aku mempunyai setiap informasi tentang teman....maksudku tentang pesaingku.”

Tennouji-san menjawab pertanyaan Yuri.

Dia jelas-jelas ingin mengatakan teman, tetapi aku tidak akan repot-repot untuk mengungkitnya.

Pipi Tennouji-san terlihat sedikit merah.

“Meski begitu, jarang-jarang ada pemecatan.”

Narika ikut menimpali.

Apa maksudmu?

Pemecatan adalah tindakan disipliner yang serius. Apalagi jika menyangkut pemecatan disiplin, dalam setahun pasti ada kurang dari 50 kasus. Kalau pemecatan itu karena penyalahgunaan kekuasaan, ia pasti sangat keji dan berulang kali melakukan pelanggaran.

Sering kali yang diberitakan adalah pemecatan karena penggelapan atau penipuan. Ini adalah kejahatan sebelum mereka melanggar peraturan dan regulasi perusahaan. Dalam hal ini, penyalahgunaan kekuasaan mungkin melibatkan beberapa tahap sebelum berujung pada pemecatan.

Ngomong-ngomong, perusahaan Tennouji-san tampaknya hanya menerapkan sedikit tindakan disipliner atas penyalahgunaan kekuasaan, yang jarang terjadi di dunia mengingat besarnya grup bisnis tersebut.

“Hee~...

Aku merasa kalau hal itu mungkin saja terjadi.

Saat berada di akademi, Tennouji-san menghargai hubungan yang dia miliki dengan orang lain dan perhatian serta pertimbangannya terhadap orang lain. Aku yakin kalau Grup Tennoji adalah organisasi yang menghargai orang lain.

Sepertinya kamu tahu banyak ya, Miyakojima-san. Kamu bahkan tahu tentang rumahku.”

Yah, begitulah!

Narika membusungkan dadanya dengan bangga seolah-olah dia berhasil melakukan tugasnya dengan baik.

“Semester kedua Akademi Kekaisaran akan segera dimulai. Mengingat program itu akan segera dimulai, jadi kupikir aku harus mulai mempelajari manajemen bisnis sekarang.”

Oh, kalau begitu kita mungkin akan menjadi saingan.

“Bu-Bu-Bu-Bu-Bu-Bukan begitu maksudku...

“Kamu terlalu gelisah, Miyakojima-san.”

Tennoji-san memandang Narika yang wajahnya pucat pasi, dan mencoba tertawa getir.

Program itu ......?

Apa yang mereka bicarakan?

Dengan keraguan dalam pikiranku, aku mengambil secangkir teh. Ternyata aku menengguknya sampai habis, mungkin karena isinya sudah banyak berkurang.

Aku kehabisan minuman, jadi aku akan membelinya beberapa di minimarket.

Karena kami menerima lebih banyak permen daripada yang diharapkan, jadi akhirnya aku mengonsumsi teh lebih cepat. Aku bisa saja menyajikan air putih sebanyak yang aku mau, tapi aku merasa kasihan jika harus memberikannya kepada para Ojou-sama.

Aku berdiri dan menatap ke arah Tennouji-san.

“Ngomong-ngomong, Tennouji-san, kamu bilang kamu tertarik dengan minimarket, jadi jika kamu tidak keberatan, apa kamu mau pergi bersamaku?”

Eh?... Ahhh, ya! Aku akan dengan senang hati menemanimu!

Tennouji-san berdiri dengan ekspresi yang masih sedikit bingung.

Saat kami meninggalkan rumah bersama, aku menghela nafas lega.

“Yosh, baiklah, sekarang kita bisa berbicara dengan normal.

Ketika kami mendiskusikan rencana kami untuk kelompok belajar, kami telah bertukar janji untuk berbicara berdua saja, dan aku merasa lega karena bisa memenuhi janji itu dengan sukses.

Tapi entah kenapa, Tennouji-san terus menerus menatapku.

...Entah kenapa, sepertinya kamu sudah terbiasa dengan melakukan ini, ya.”

“Eh?”

Jadi beginilah caramu merayu banyak orang, ‘kan?

“Sembarangan saja kalau menuduh orang...

Meskipun aku sendiri merasa aneh, tapi...

Siapapun pasti ingin melakukan sesuatu setelah mendengar suara kecewamu di telepon.

“Ku-Kupikir suaraku tidak terdengar begitu kecewa...

Suaranya terdengar terbata-bata, seolah-olah dia merasa kurang percaya diri.

“Aku bukan tipe orang yang merasakan jarak dalam nada bicaraku, jadi aku tidak membuat saran ini sendiri, tapi jika kamu membutuhkanku, Tennouji-san, tolong katakan saja padaku segera.'

...Aku juga tidak merasakan jarak apa pun.

Tennouji-san mengatakan demikian seolah-olah itu hal yang wajar.

Aku sudah terbiasa dengan hubungan hierarki dari pekerjaan paruh waktuku, jadi aku tidak keberatan menggunakan bahasa formal. Tapi kalau dipikir-pikir, Tennouji-san mungkin adalah orang yang sudah terbiasa dengan hal tersebut. Bagaimanapun juga, Tennouji-san adalah putri dari Grup Tennoji, yang setara dengan Grup Konohana. Aku telah menghadiri banyak sekali acara formal di mana bahasa formal merupakan hal yang penting.

“Tapi Itsuki-san, kamu berada dalam posisi untuk menyembunyikan identitasmu dari publik setiap hari.

Ugh.

“Itsuki-san kalau pakai bahasa kehormatan pasti Itsuki-san, tapi kalau kamu berbicara dengan menggunakan bahasa santai, aku merasa kamu memperlihatkan sifat aslimu.”

“Sifat asli

Bukannya aku menggunakan kepribadian yang berbeda, tapi...

“Apa jangan-jangan aku yang sekarang dan aku yang biasanya sangat berbeda...?

... Ketika kamu berada dalam nada normalmu, Itsuki-san terkadang mengolok-olokku.”

“Eh, apa iya?

“Iyalah! Selama kita kursus musim panas, Itsuki-san tertawa terbahak-bahak saat aku kesulitan membuka kaleng jus! Bahkan saat kita bermain di game center, kamu menertawakanku karena hanya aku yang tidak mengetahui peraturannya!”

“Tidak, itu sih karena Tennouji-san sangat lucu, jadi aku…”

“Tuh! Bahkan sekarang! Tuh, ‘kan!

Tennouji-san menunjuk ke arahku sambil marah-marah, tapi dia juga kelihatan manis.

Begitu ya. Mungkin persis seperti yang dia katakan, aku merasa kata-kataku keluar dengan lebih jujur ​​dibandingkan saat aku berbicara dengan bicara formal. ...Meskipun aku biasanya tidak mengatakannya dengan lantang, aku memikirkan hal yang sama di dalam hatiku.

Ah, letaknya tidak jauh dari tikungan jalan itu.... Ngomong-ngomong, Tennouji-san, kamu mengetahui apa itu minimarket?

“Tentu saja aku tahu! Tolong jangan mengejekku!

Kurasa setidaknya dia tahu tentang apa itu minimarket.

Namun, setelah memasuki minimarket, Tennouji-san menatap camilan panas di depan kasir dan bergumam dengan tatapan penasaran.

“……Contoh makanan ini kelihatannya sangat lezat.”

Hehe.

Saat aku membelikannya di kasir, Tennouji-san tampak sangat terkejut.


 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama