Bab 1 — Aliansi Pesta Teh
BAGIAN 1
“Semester
kedua telah dimulai... Jadi, seperti yang kalian tunggu-tunggu, permainan
manajemen akan segera dimulai!”
Setelah
upacara pembukaan berakhir dan para siswa bergerak ke
ruang kelas masing-masing, Fukushima Misono-sensei, wali kelas 2-A, mulai
menjelaskan dengan semangat yang lebih tinggi dari biasanya.
“Kurasa sebagian
besar dari kalian mungkin sudah mengetahuinya, tapi biar aku jelaskan sekali lagi. -
Permainan Manajemen adalah mata pelajaran unggulan di Akademi Kekaisaran, di mana para siswa belajar
tentang manajemen secara harfiah. Mulai sekarang, kalian akan berpartisipasi
dalam permainan ini selama satu setengah bulan, sejalan dengan pelajaran biasa.”
Aku
sudah mendapat penjelasan garis besarnya
dari Shizune-san
sebelumnya.
Meskipun
disebut permainan, Permainan Manajemen pada dasarnya adalah bagian dari
pelajaran.
Oleh
karena itu, tentu saja hal ini berdampak pada nilai akademik.
“Jika
kalian meraih hasil yang baik dalam permainan ini, maka akan berdampak pada
nilai kalian. Orang yang berhasil dalam permainan ini, artinya mereka mahir
dalam manajemen... artinya mereka cenderung dipilih sebagai anggota OSIS.”
Beberapa
teman sekelasku
menunjukkan ekspresi bersemangat.
Mereka
mungkin sedang berusaha menjadi anggota OSIS.
... Aku
juga termasuk di antara mereka.
“Baiklah,
sekarang aku akan
membagikan laptop yang akan kalian gunakan untuk permainan.”
Satu per
satu, laptop diberikan kepada setiap siswa.
Menurut
penjelasan Shizune-san, semua
laptop ini sepertinya laptop baru.
Setelah aku memeriksa speknya,
ternyata spesifikasinya sangat tinggi. Bahkan laptop
tersebut bisa dilepas monitor dan digunakan seperti tablet.
Kalau dibeli secara biasa, mungkin
harganya sekitar dua ratus ribu
yen. (TN: Sekitaran 21 juta rupiah)
“Detail
permainannya akan
dijelaskan melalui tutorial. Permainan akan dimulai besok, jadi pastikan kalian
sudah menyelesaikannya sebelum itu, ya.”
Sensei
mengakhiri pembicaraannya, dan jam pelajaran pun
berakhir.
(... Sudah dimulai...)
Aku
mengingat akhir liburan
musim panas.
Pada hari
itu, Takuma-san pernah berkata,
―Di Akademi
Kekaisaran, mulai dari semester kedua di kelas 2,
pelajaran yang sebenarnya baru dimulai.
Perkataannya
itu jelas-jelas mengacu
tentang permainan manajemen.
Takuma-san
pernah mengatakan hal seperti itu. Ia
mengatakan bahwa jika aku ingin
menjadi anggota eksekutif Grup Konohana,
maka masuk ke dalam OSIS dan
menciptakan prestasi akan menjadi langkah yang baik. ... Bagi orang biasa
seperti diriku, masuk ke dalam OSIS di akademi ini merupakan tindakan terlalu lancang,
tapi jika tidak ada pilihan lain maka
sepertinya aku harus mengincarnya.
“Yo,
Tomonari. Hari ini, kita ke sana, ‘kan?”
Setelah aku menyimpan laptop ke dalam tas,
Taisho menyapaku dengan penuh semangat.
“Tentu.
Mari kita pergi ke kafe biasa.”
Kami
sudah bertemu sebelum upacara pembukaan. Sepertinya Taisho sering pergi keluar
selama liburan musim panas, termasuk ikut dalam perjalanan dinas perusahaan
keluarganya.
“Tapi,
kamu... kulitmu jadi terlihat sedikit kecoklatan, ya.”
“Yeah,
sebab aku pergi ke pantai dan gunung! Tapi ketimbang
aku—”
Kulit
Taisho sedikit lebih gelap daripada sebelumnya. Namun, yang menarik perhatian
Taisho adalah...
“Kalian
berdua! Hari ini adalah pesta teh kita setelah sekian
lama, tau!?”
Asahi-san mendekati kami dengan gembira, kulitnya jauh lebih kecoklatan dibandingkan Taisho.
Asahi
memang memiliki kepribadian yang cerah dan ceria.
Ditambah lagi dengan kulitnya yang cokelat keemasan yang sehat, Asahi terlihat
begitu penuh semangat.
“Asahi-san, kamu benar-benar terbakar, ya.”
“Benar
kan~? Musim panas ini aku bersenang-senang sepuasnya!”
Asahi terlihat agak sombong. Dia sepertinya bangga dengan kulit terbakarnya, seolah-olah itu adalah medali kehormatan.
“Yah,
mungkin musim panas tahun depan kita akan sangat sibuk. Jadi aku mengerti perasaanmu.”
Taisho
berkata begitu dengan lirih.
Liburan
musim panas bagi siswa kelas tiga SMA pasti akan sangat sibuk dengan ujian
masuk perguruan tinggi. Mungkin para siswa Akademi
Kekaisaran akan menghadapi acara yang lebih besar daripada
ujian masuk perguruan tinggi.
“Aku minta
maaf karena terlambat.”
Saat aku sedang berbincang-bincang dengan
Taisho dan yang lainnya, Hinako
datang menghampiri.
Sepertinya
dia disambut oleh sejumlah teman sekelas dengan antusias di luar kelas. Jika kami melihat ke luar kelas, tampaknya
ada beberapa siswa dari kelas lain yang juga datang untuk bertemu Hinako, tapi karena tidak mungkin
bertemu semuanya, mereka
harus menyerah hari ini. Hinako
juga pasti sudah lelah.
“Konohana-san... sepertinya kamu tidak
terlalu terbakar matahari.”
“Aku
melakukan beberapa langkah pencegahan. Karena situasi di rumah.”
“Begitu ya.
Rasanya bagus sekali diperlakukan seperti seorang Ojou-sama. Aku sendiri pernah terbakar
matahari sejauh ini, tapi tidak ada yang menghentikanku. Mereka malah bilang 'itu
cocok padamu'...”
Asahi-san tampak agak terguncang. Hati
seorang gadis memang rumit.
Saat aku
memikirkan itu, aku ingat bahwa saat kursus musim panas, Shizune-san tampaknya telah mengolesi tabir surya pada Hinako.
Sepertinya,
bahkan sebagai nona muda
dari keluarga Konohana, dia
bahkan tidak diizinkan untuk terbakar matahari dengan bebas... Asahi-san sepertinya mengidamkan perlakuan
seperti seorang putri seperti itu.
Menurutku,
Asahi-san sendiri sudah layak diperlakukan
seperti seorang putri.
◆◆◆◆
Ketika
kami menuju ke kafe, sudah ada dua siswi yang duduk di sana.
Ada Tennouji-san dengan rambut pirang roll-panjang yang ikonik, dan juga
Narika, yang kekurangan kemampuan berkomunikasi dan
dikenal dengan sebutan “Cool Beauty”.
“Akhirnya
sudah datang!! Permainan
manajemen!!”
Saat kami
duduk, Tennouji-san
langsung mengucapkan hal itu
dengan sangat antusias.
“Sebelum
itu... Tennouji-san,
mari kita saling bekerjasama di semester kedua ini.”
“Oh...
ahem, iya,
benar sekali. Pertama-tama, mari kita saling menyapa."
Tennouji-san terlihat agak menyesal ketika Asahi-san tersenyum getir.
“Sama-sama,
mari kita saling bekerjasama di semester kedua ini... Aku sangat senang bisa
bertemu kalian semua tanpa kekurangan satu pun dari anggota yang hadir di sini.”
Sikap
Tennouji-san tidak terlalu berlebihan.
Karena
para siswa Akademi Kekaisaran
semuanya berasal dari keluarga politikus atau pengusaha, mereka mungkin harus
pindah sekolah bahkan di tengah semester karena keterikatan dengan keluarga
mereka.
Namun,
kami telah memastikan sebelumnya bahwa kami berenam
tidak akan menghadapi masalah seperti itu.
Aku
merasa sangat bersyukur bisa menghabiskan semester kedua bersama mereka semua yang sudah bersama denganku sejak pesta teh pertama.
“Moyakojima-san juga sama, mohon kerja samanya, ya.”
“Oh,
ya! Aku mengandalkanmu!”
Mungkin
karena gugup, Narika berkata dengan wajah yang tegang.
“Narika,
wajahmu terlihat sangat tegang, tau.”
"Ugh... ba... baru-baru ini aku jarang bertemu orang, jadi...”
Saat kami
bertemu kembali, seharusnya Narika telah sedikit berkembang dibandingkan saat
terakhir kita bertemu... Tapi tmana
mungkin dia kembali ke titik awal, ‘kan?
Aku jadi agak khawatir.
“Pertemuan
kali ini diselenggarakan oleh Tennoji-san, apa ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan?”
“Yeah.
Meskipun aku ingin
berkumpul setelah sekian lama, topik utamanya adalah ini.”
Ketika
aku bertanya, Tennouji-san
berkata sambil meletakkan laptop di atas meja.
“Sebelum
kita masuk ke dalam topik
utama, apa kalian semua sudah memahami tentang permainan manajemen ini?”
Ketika
ditanya seperti itu, sebagian besar orang mengangguk.
“Maaf.
Aku tahu garis besarnya, tapi tidak terlalu mendetail...”
“Ak-Aku juga sama..."
Ketika
aku mengangkat tangan, Narika juga mengikuti.
“Baiklah, kalau begitu, aku akan menjelaskannya sekilas. Sebenarnya, kalian akan
bisa memahaminya setelah menjalani tutorial, tapi itu mungkin akan memakan
waktu.”
Ketika
aku mendapat penjelasan tentang permainan dari Shizune-san sebelumnya, dia juga mengatakan
bahwa “Ini
adalah pelajaran khusus, jadi sebaiknya kalian mendengarkan penjelasan lebih
detail dari teman sekelas setelah semester kedua dimulai.” Jadi, aku merasa bersyukur
mendapat penjelasan langsung. Meskipun Sensei juga sudah menjelaskan pada awal jam wali kelas pagi tadi,
Permainan Manajemen adalah mata pelajaran unggulan di Akademi Kekaisaran. Jadi,
meskipun aku adalah murid pindahan, sepertinya sebagian besar siswa sudah cukup
paham tentang permainan ini... meskipun sepertinya
Narika jadi pengecualian.
“Permainan
Manajemen adalah jenis permainan simulasi manajemen. Pemain akan menjadi
pengusaha dan mengelola satu atau lebih perusahaan selama tiga tahun dalam
permainan.”
Aku juga
tahu tentang permainan simulasi manajemen. Saat aku masih di sekolah
sebelumnya, itu adalah genre yang sangat digemari oleh teman-temanku. Beberapa
permainan yang terkenal adalah yang memungkinkan pemain menjadi walikota dan
membangun kota, serta yang mengelola peternakan.
“Ada
berbagai jenis perusahaan yang bisa dikelola, mulai dari industri manufaktur,
toko ritel, sekolah, bandara, taman hiburan, dan lain-lain. Namun, kamu tidak sembarangan bisa memilih,
ada beberapa pilihan yang disesuaikan berdasarkan latar belakang keluarga dan
prestasi, jadi kalian harus memilih dari pilihan yang ada. Misalnya, dalam
kasus Miyakojima-san, pasti akan ada opsi untuk
memilih perusahaan pembuat perlengkapan olahraga, bukan?”
“Yeah,
orangtuaku juga mengatakan agar aku memilih perusahaan pembuat perlengkapan
olahraga.”
“Setiap
siswa seharusnya bisa memilih perusahaan yang sesuai dengan industri
keluarganya. Itu akan membuat simulasi menjadi lebih realistis.”
Meskipun
program ini disebut sebagai permainan, tetapi pada dasarnya
ini adalah sebuah pembelajaran.
Tujuannya bukanlah untuk bermain, melainkan untuk belajar. Keterbatasan dalam
memilih perusahaan adalah hal yang wajar.
“Pilihan
apa yang dimiliki Tennouji-san dan Konohana-san?”
Aku mengutarakan
pertanyaanku.
Sebagai
contoh, bisnis grup Konohana
mencakup bank kota, perusahaan perdagangan umum, industri
berat, dan property. Apa semuanya akan disediakan
sebagai pilihan?
“Kami
diberi pilihan untuk menjadi manajer
dalam grup perusahaan.”
Begitu
rupanya. Jadi, posisi seperti yang dimiliki oleh
Kagen-san bisa dipilih.
“Posisi
yang dipilih oleh pemain pada awalnya disebut sebagai posisi awal. Posisi awal
tidak hanya mencakup jenis industri, tetapi juga modal dan jumlah karyawan yang
bisa dipilih.”
Tentu
saja, pilihan untuk skala perusahaan juga akan berbeda tergantung pada latar
belakang keluarga dan prestasi.
Posisi
awal yang bisa kupilih
adalah sebuah perusahaan IT yang berukuran menengah ke bawah.
“Satu-satunya
pengecualian adalah bahwa ada beberapa posisi awal yang dapat dipilih dengan
bebas oleh setiap siswa. Misalnya, restoran atau usaha ritel kecil seharusnya
termasuk dalam kategori ini.”
Di
sebelahku, Narika berbisik, “Apa toko permen dan cemilan juga termasuk...?”
Meskipun
sistem permainan mengizinkan
hal tersebut, aku yakin kalau orang
tua Narika tidak akan mengizinkannya.
“Loh? Tapi,
bukankah rasanya akan tidak adil jika posisi
awal memiliki perbedaan? Jika kita bersaing berdasarkan pendapatan, orang yang
bisa memilih perusahaan besar akan memiliki keuntungan, sementara orang yang
hanya bisa memilih perusahaan kecil dan menengah akan menjadi kurang
menguntungkan, bukan...?”
“Kamu
hebat sekali bisa menyadari hal yang
penting, ya~ Tomonari-kun.”
Asahi-san berkata dengan senang.
“Seperti
yang dikatakan Tomonari-kun, dalam permainan ini, karena posisi awal setiap
pemain berbeda, kriteria penilaian tidak hanya berdasarkan pada tingkat
pendapatan. Apa mereka mempunyai
manajemen yang solid atau manajemen yang inovatif, pemain perlu mengambil strategi
yang sesuai dengan diri mereka sendiri, dan hal itu akan berdampak pada nilai
mereka.”
Ketika
mendengar pernyataan Asahi-san,
Taisho juga mengangguk setuju seraya melanjutkan.
“Jujur saja, dalam kehidupan nyata, tingkat
pendapatan bukanlah segalanya. Bukan hanya kami saja,
tapi Konohana-san dan Tennouji-san
tidak semuanya mengutamakan keuntungan, ‘kan?”
“Benar
sekali.”
Hinako
mengangguk dengan tenang.
“Kupikir
alasan utama keberadaan perusahaan adalah
untuk berkontribusi kepada masyarakat, bukan penjualan. Misalnya saja, perusahaan Tennouji-san selalu dikelola dengan tujuan menciptakan
lapangan kerja.”
Saat
Hinako mengatakan itu, Tennoji-san berbalik seolah-olah terkejut.
“Ru-Rupanya kamu tahu banyak tentang perusahaanku juga, ya.”
“Tentu
saja, Tennouji-san.”
“~~~~!!
To-Tolong jangan berpikir kamu sudah menang dengan ini!!”
Melihat
rasa malunya yang gampang sekali dipahami,
entah bagaimana menghangatkan hatiku.
Tennouji-san
tidak bisa menahan senyumnya dan terus menyengir.
“Konohana-san,
apa kamu biasanya mempelajari hal seperti itu?”
“Aku
tidak selalu belajar, tetapi akhir-akhir ini aku
sering mendapat kesempatan makan
malam dengan para pengusaha, jadi aku
sering mendengar percakapan tentang dunia bisnis.”
“Konohana-san memang hebat. Sepertinya kamu akan
sukses dalam permainan manajemen juga~”
Asahi-san menunjukkan ekspresi kagum.
“Sekarang
setelah pemahaman kalian
tentang permainan sudah mendalam,
aku akan mulai membahas topik utama.”
Tennouji-san mengatakan itu setelah melihat wajah semua
orang yang berkumpul di tempat ini.
“Apa
kita berenam di sini bisa membentuk
aliansi?"
“Aliansi...?”
Saat aku memiringkan kepalaku
dengan kebingungan,
Tennouji-san melanjutkan.
“Tujuannya
adalah berbagi informasi secara teratur. Dan janji untuk tidak saling bersaing.
Hanya itu saja.”
“...Hanya itu saja?”
“Ya.
Dua hal itu sangat penting dalam permainan manajemen.”
Tennouji-san menjelaskan.
“Inti
dari permainan manajemen adalah keberadaan pemain lain. Melalui M&A dan negosiasi bisnis di balik
layar, aksi tarik-menarik yang menegangkan terjadi.”
Fufufu, Tennouji-san tersenyum licik.
M&A
adalah singkatan dari merger dan akuisisi. Ini adalah metode yang digunakan
ketika perusahaan besar menyerap perusahaan kecil, atau ketika dua perusahaan
bergabung untuk membentuk perusahaan baru.
...Tennouji-san sepertinya
menyukai hal-hal seperti itu.
Aku
mengerti pentingnya aliansi dari penjelasan tadi. - Intinya, permainan
manajemen adalah simulasi manajemen dengan elemen
online. Jadi, unsur persaingan dengan pemain lain sangat
penting.
Aliansi
harus menjadi benteng yang kuat untuk melindungi diri sendiri... dan untuk memberi kami keunggulan
persaingan. Aku yakin pasti ada
siswa lain yang akan membentuk aliansi selain kami.
“Untungnya,
kita berenam di sini tidak terlalu condong ke
satu industri, jadi menurutku
aliansi ini akan bermanfaat bagi semua orang.”
“Aku
memang bermaksud memilih industri transportasi.”
“Aku
juga bermaksud memilih industri ritel elektronik... kurasa semuanya terlihat bagus kalau kita
beragam!"
Taisho
dan Asahi-san juga
setuju.
“Dan
juga karena alasan pribadi... Aku bermaksud ingin menjadi ketua OSIS. Jadi
sejujurnya, aku ingin
memiliki beberapa sekutu.”
Ketika
Tennouji-san mengungkapkan hal itu, semua
orang terkejut.
Aku bisa
memahami kalau orang yang mengatakan kalau dia ingin menjadi anggota OSIS
adalah Tennouji-san. Oleh karena
itu, kita harus saling mendukung sebisa kita...
suasana seperti itu tercipta, jadi aku
dengan ragu-ragu membuka mulutku.
Jika aku tidak mengatakannya sekarang, lantas kapan lagi?
“Sejujurnya,
aku juga sedang mengincarnya.”
“Eh!?”
“Ya-Yang benar,
Itsuki!?”
Tennouji-san
dan Narika mengeluarkan suara terkejut.
Taisho
dan Asahi-san
sama-sama terkejut. Karena aku sudah
memberikan penjelasan ringan kepada Hinako sebelumnya,
jadi dia tidak terkejut, tetapi.... entah kenapa dia terlihat tidak puas. Hinako menatap ke arahku dan Tennouji-san
secara bergantian, dan
sedikit menggembungkan
pipinya.
“Aku menyadari
bahwa aku tidak layak untuk mengincar posisi semacam itu...
tapi aku akan mencoba berusaha sebaik mungkin.”
Bagiku, menyatakan tujuanku untuk bergabung dengan OSIS merupakan pernyataan yang
memerlukan keberanian.
Bagaimanapun
juga, di sini adalah sekolah bergengsi yang dihadiri
oleh anak-anak dari keluarga kaya. Secara tertulis,
aku dikatakan sebagai pewaris dari
perusahaan menengah, tetapi sebenarnya aku
hanyalah seorang warga biasa. Aku tidak
benar-benar layak menjadi anggota OSIS yang menyatukan semua siswa. .... Apa
ini semacam lelucon?
Hal tersebut mungkin adalah pernyataan
yang bisa membuat orang lain keheranan.
Akan tetapi...
“Tentu
saja! Dengan senang hati, dengan senang hati—kamu harus mengincarnya!”
Bertentangan
dengan dugaanku, Tennouji-san justru sangat
mendukungku.
“Karena
kamu memiliki keberanian untuk membuat yang mustahil menjadi mungkin, aku tidak setuju kalau kamu tidak layak mendapatkannya,
Tomonari-san.”
“Jangan
berlebihan seperti itu... Aku
sudah cukup kesulitan hanya dengan mengimbangi
semua orang.”
“Kamu harus menyadari seberapa istimewanya dirimu karena berhasil mencapai itu hanya dalam
beberapa bulan setelah pindah.... Aku akan merasa sangat terbantu jika Tomonari-san bisa berada di sisiku ketika aku bergabung dengan OSIS nanti.”
Tennuoji-san membayangkannya dengan ekspresi yang mempesona.
Dia
mungkin memuji keberanianku
karena dia mengetahui identitasi asliku.
Sebenarnya,
aku berhasil bertahan bahkan melalui
pelajaran spartan dari Shizune-san dan Tennouji-san... Aku memiliki keyakinan yang lebih
besar dari orang lain dalam hal keberanian.
“Apa Konohana-san tidak tertarik untuk
bergabung dengan OSIS?”
Asahi-san bertanya demikian.
“Aku
memiliki keadaan keluargaku sendiri, jadi itu
cukupp sulit...”
“Oh
begitu ya... Yah, tidak ada yang bisa
dilakukan kalau memang begitu.”
Asahi-san setuju dengan rasa kecewa.
Hinako
adalah salah satu murid terbaik
di Akademi Kekaisaran. Oleh karena itu, ada banyak siswa yang menginginkan Hinako bergabung dengan OSIS.
Tentu
saja, hal yang sama juga
berlaku untuk Tennouji-san. Tidak diragukan lagi
bahwa Tennouji-san memiliki banyak pendukung.
...Sebenarnya,
itu bukanlah karena masalah
keluarganya, tapi masalah pribadi Hinako
sendiri.
Hanya dengan
berpura-pura menjadi seorang Ojou-sama
yang sempurna saja sudah menguras tenaganya.
Apabila dia terpilih sebagai anggota OSIS, staminanya
akan terkuras habis.
Dengan
latar belakang dan prestasi Hinako, seharusnya pilihan masa depannya sangat
luas, bahkan tanpa prestasi sebagao anggota OSIS.
Itulah sebabnya Kagen-san mungkin mengatakan bahwa dia
tidak perlu menjadi anggota OSIS.
Tennouji-san juga sebenarnya tidak mengincar jabatan di OSIS
hanya demi prestasi saja. Aku kembali teringat percakapanku dengan Tennouji-san
di pantai selama liburan musim panas... Tennouji-san ingin bergabung dengan OSIS untuk menjalani jalan yang
berbeda dari Hinako.
“Meski
demikian... kamu masih
punya semangat untuk permainan, bukan, Konohana Hinako?”
Tennouji-san
memelototi Hinako dengan semangat bertarung yang membara.
Setelah
meneguk tehnya, Hinako meletakkan cangkirnya lalu menjawab.
“Tentu
saja. Mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang baik satu
sama lain.”
Meskipun
dia tidak tertarik untuk bergabung dengan OSIS,
tapi Hinako berencana tetap serius dalam menghadapi permainan untuk
menjaga citra Ojou-sama sempurna.
Apakah
itu karena dia memiliki tujuan tertentu, atau karena sifat aslinya... ketika
Hinako yang biasanya ramah menunjukkan wajah serius, dia memancarkan aura yang luar
biasa.
Aku
pernah merasakan suasana serupa dari Takuma-san sebelumnya. Bagaimanapun juga, Hinako dan Takuma-san memang kakak beradik. Walaupun Hinako tidak menyukai fakta tersebut.
Namun,
saat melihat Hinako seperti itu, Tennouji-san
justru tidak bergeming dan malah tersenyum
tanpa rasa takut.
“Kalau
begitu, kita masing-masing harus menyelesaikan tutorialnya, dan aku ingin menghentikannya untuk hari
ini, tapi… ada satu hal terakhir yang paling penting.”
Hal yang paling penting?
Ketika
kami memiringkan kepala dengan bingung,
Tennouji-san bseketika berdiri.
“Kita
harus menentukan nama aliansi kita!”
Memangnya
itu benar-benar hal yang paling penting...?
Tapi aku mengerti perasaannya. Memiliki
nama akan membuat semuanya lebih jelas dan terasa lebih seru.
“Bagaimana
dengan 'Aliansi Hexagon'? Karena secara
harfiah, itu berarti aliansi enam orang.”
“Hmm,
aku ingin nama yang lebih khas untuk
kita.”
“Bagaimana
dengan 'Tim Kemewahan'? Karena itu mengacu
pada total aset kita semua.”
“Menurutku,
nama yang begitu terdengar agak... tidak menyenangkan.”
Asahi-san dan Taisho masing-masing
mengusulkan saran mereka, tapi nama yang mereka usulkan masih kedengaran ambigu.
Yah, kalau Taisho sepertinya mengusulkan nama itu sebagai candaan saja.
Mungkin
aku juga harus memberikan ide. ...... Saat aku berpikir
begitu, Hinako mengangkat tangannya.
“Sederhana
saja, bagaimana kalau dengan nama 'Aliansi Pesta Teh'?”
“Kuuh...
kamu sungguh hebat, Konohana
Hinako. Kamu memang
tahu betul bahwa 'sederhana adalah yang terbaik'...”
Kamu terlalu
banyak memikirkannya.
Meskipun
begitu, aku juga merasa bahwa nama 'Aliansi
Pesta Teh'
itu bagus. Kedekatan kami yang ada di sini pasti karena acara teh yang kami
selenggarakan, dan itu benar-benar mencerminkan hubungan kami.
“Baiklah,
mari kita gunakan nama itu. Dengan ini, kita mendirikan Aliansi Pesta Teh pada hari ini!”
Suara
sorak-sorai dan tepuk tangan bergema bersamaan.
“Sekarang
mari kita bubar. Karena aku
tidak ingin kalah dari rivalku.”
Tennouji-san
memberikan salam terakhir, lalu pergi dari tempat itu.
Sekarang setelah kupikir-pikir lagi... Bagaimana logikanya bisa memiliki
rival di dalam aliansi?
◆◆◆◆
Setelah acara pesta minum teh
selesai.
Aku
kembali ke mansion dan segera memulai tutorial untuk permainan manajemen.
“Permisi”
Ada ketukan
di pintu, dan Shizune-san serta
Hinako masuk ke dalam kamarku.
Sepertinya
dia membuatkanku minuman. Aku mengambil cangkir dari nampan Shizune-san.
“Hah,
hari ini minumnya kopi?”
“Aku mendengar dari Ojou-sama kalau kamu baru saja minum
teh di pesta teh sepulang sekolah.”
Seperti
yang diharapkan dari
Shizune-san. Keramahtamahannya sebagai pelayan memang sangat unggul.
“Terima
kasih banyak. Maafkan aku. Bukan hanya
Hinako, tapi aku bahkan
menggunakan Shizune-san seperti pembantuku
sendiri.”
“Aku
pembantu Itsuki-san?”
Sialan, aku
mungkin saja mengatakan sesuatu yang tidak perlu.
“Maaf, aku
mungkin terlalu terbawa suasana.”
“Tidak...
Kurasa ada kemungkinan untuk itu.”
Memangnya
kemungkinan semacam itu
benar-benar ada...?
Tapi, sepertinya dia tidak terlihat jengkel sama sekali.
Shizune-san sekilas memandang laptop di atas
meja.
“Jadi,
bagaimana dengan perkembangan permainan
manajemennya?”
“Aku
merasa bimbang
dalam menentukan posisi awalnya. Ternyata pilihan yang
tersedia lebih banyak dari yang kukira...”
“Kalau
begitu, kamu harus
benar-benar memikirkannya dengan serius.”
Tampaknya
Shizune-san segera memahami rintangan apa
yang sedang kuhadapi.
“Ojou-sama
juga harus sedikit belajar dari Itsuki-san.
Kamu belum menyelesaikan tutorial-nya, kan?”
“Mustahil...
Ngantuk... Akan kulakukan nanti...”
“Ya ampun...
Yah, hari ini kan sudah lama tidak masuk ke
akademi, jadi kubiarkan saja
kali ini.”
Shizune-san menghela napas dengan pasrah.
“Hinako,
kalau kamu mengantuk, kamu boleh memakai tempat tidurku.”
“Eh,
itu... Tidak, itu...”
“Kamu tidak datang untuk tidur? Lalu,
untuk apa?”
Mungkin
ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.
Aku
melihat ke arah Hinako. Wajahnya terlihan memerah dan dia memalingkan pandangannya.
“Umm...
Ak-Aku datang untuk...”
“?”
“...Tidur!”
“Baiklah,
jangan sampai kamu tidur
terlalu lama dan sulit bangun malam nanti, oke.”
Hinako
langsung menjatuhkan diri ke tempat tidur.
Aku merasa
ada yang berbeda dari biasanya... Tapi, mungkin
itu hanya khayalanku saja?
“Itsuki-san, boleh aku melihatnya sebentar?”
“Tentu.”
Shizune-san menatap layar laptop.
Wajahnya
sempat mendekat dan membuatku
sedikit gugup, tapi kemudian dia membuka mulut dengan ekspresi
serius.
“Seperti
dugaanku, kamu
memilih industri yang berrkaitan dengan IT, ya.”
“Aku tidak
ada masalah dengan pemilihan industrinya, tapi aku bingung dengan ukuran
perusahaannya...”
Secara
spesifik, aku bingung harus memulai dengan berapa jumlah karyawan.
Apakah
1000 orang, 100 orang, atau bahkan memulai bisnis dari awal. Ada banyak pilihan tersedia.
“Apa memang
sebaiknya aku harus memulai
dari perusahaan besar supaya
lebih stabil?”
“Tidak
juga. Misalnya saja jika kamu memilih perusahaan
publik yang sudah
melantai di bursa saham,
ada risiko akuisisi. Jika diakuisisi, ruang lingkup
kegiatanmu akan terbatas.”
“Begitu
ya...”
Saat ini,
mengelola perusahaan publik pasti sulit bagiku.
Kalau
begitu, mungkin sebaiknya aku harus memulai dengan perusahaan yang
lebih kecil saja...
(... Ini adalah
kesempatanku untuk benar-benar mengembangkan masa depanku)
Tujuan
utamaku saat ini adalah menjadi salah satu eksekutif di Grup Konohana. Agar
bisa mendapatkan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan itu, posisi apa
yang sebaiknya kupilih?
“...
Shizune-san. Kalau seandainya aku
benar-benar ingin menjadi pengusaha di masa depan, jalur karier seperti apa yang
bisa kupilih?”
“Cara
paling pasti adalah masuk ke perusahaan kecil-menengah
yang kesulitan mencari penerus, lalu mewarisi posisi direkturnya.”
Karena cuma
Takuma-san saja
satu-satunya yang mengetahui kalau aku ingin menjadi salah
satu eksekutif Grup Konohana, jadi pertanyaan tiba-tibaku ini mungkin terlihat
aneh. Tapi, jawaban Shizune-san
malah sangat spesifik.
Sepertinya
Shizune-san mengakui bahwa aku juga
merupakan bagian dari dunia kelas atas.
Aku
sangat bersyukur.
“Apa warisan kepemimpinan itu lebih
pasti daripada memulai sendiri?”
“Kalau
dilihat dari kecepatan, memulai bisnis sendiri memang lebih cepat. Tapi jika
ingin perencanaan hidup yang lebih stabil, aku sarankan untuk mewarisi kepemimpinan.
99% perusahaan di Jepang adalah perusahaan
tingkat kecil-menengah, dan banyak yang menghadapi masalah pewarisan. Jadi ada banyak pilihan yang tersedia.”
Ah,
begitu rupanya.
Dengan
semakin menurunnya angka kelahiran, masalah suksesi ini mungkin jadi sangat
serius terutama bagi perusahaan-perusahaan lokal.
“Tapi
menurutku, dalam kasus Itsuki-san,
ada baiknya kamu
memulai perusahaan dari awal agar bisa mempelajari
seluk-beluk manajemen.”
“...Benar
juga.”
Aku tidak
boleh salah dalam membedakan tujuan dan cara mencapainya.
Tujuan permainan manajemen ini adalah mempelajari
manajemen, sementara bermain dengan baik hanyalah sebagai sarana untuk mencapai
tujuan itu.
Ketika aku
berpikir mengenai apa yang seharusnya kulakukan untuk masa
depanku sendiri...
“...
Aku sudah memutuskan. Aku akan memulai bisnisku sendiri.”
“Kurasa itu
pilihan yang bagus.”
Aku
segera menerapkan keputusanku itu dalam game.
Posisi
awalku adalah sebagai direktur perusahaan IT yang baru
saja didirikan.
Tutorialnya sudah selesai.
Jadi kelanjutannya bisa kulakukan besok.
Aku
sedikit tegang... Seberapa kompetitif ya diriku di hadapan teman-teman akademi?
“...
Jangan khawatir.”
Aku mendengar
suara Hinako dari belakangku.
“Hinako,
rupanya kamu belum tidur, ya.”
“Mm.”
Hinako mengangguk
kecil.
“Apapun
yang dipilih Itsuki, semuanya pasti akan baik-baik saja.”
“Apa maksudmu...?”
“Jika
terjadi apa-apa... Aku akan melindungimu.”
Aku
memiringkan kepalaku saat Hinako dengan percaya diri mengatakan itu padaku.
——Pada
saat itu, aku masih belum memahami
apa yang dikatakan Hinako.
◆◆◆◆
Keesokan
harinya. Upacara pembukaan permainan manajemen diadakan di auditorium Akademi Kekaisaran.
Para
siswa kelas 2 SMA yang telah berkumpul
mendengarkan pidato tamu undangan dengan ekspresi serius, lalu mereka kembali ke kelas masing-masing dengan wajah penuh
semangat.
“Akhirnya
dimulai juga ya.”
“Ya begitulah.”
Setelah
kembali ke ruang kelas,
aku mengangguk untuk menanggapi
ucapan Taisho
“...
Aku tak menyangka Menteri
Perekonomian, Perdagangan dan Industri yang akan datang.”
“Selain
itu, ada banyak juga orang-orang penting
lainnya yang datang. Yah, kebanyakan memang keluarga dari siswa kita sih.”
Aku
menghela napas lelah, dan Taisho hanya bisa
tersenyum masam.
Di
upacara pembukaan itu, ada banyak
tamu undangan dari kalangan pebisnis ternama, seperti CEO perusahaan besar dan
CEO perusahaan rintisan unicorn. Suasananya sangat berwibawa dari awal hingga akhir.
Setelah sekian lama, aku kembali dibuat terpesona oleh atmosfer Akademi Kekaisaran.
Apakah
teman-teman sekelasku tidak terkejut? Saat aku berpikir demikian sambil melihat
sekeliling kelas...
“Hei, kamu memilih apa untuk posisi
awalmu?”
“Aku
memilih perusahaan farmasi dengan omset
200 miliar yen pertahun.”
“Wah,
industri yang hampir sama ya. ... Bagaimana kalau sepulang sekolah kita
bicarakan lagi? Mungkin kita bisa
kerja sama.”
“Itu sangat
menolongku. Akan kusiapkan berkas-berkasnya dulu.”
Teman-teman sekelasku sudah memikirkan strategi permainannya.
Aku
mendengar berbagai pembahasan tentang game, seperti
kapitalisasi pasar, investasi, dan lain-lain.
“Mereka
semua terlihat sangat serius ya.”
“Tentu
sajalah. Rasanya
tidak berlebihan untuk mengatakan
bahwa siapa pun yang memenangkan permainan manajemen akan memenangkan Akademi Kekaisaran.”
“Apa iya?”
“Sebagian
besar siswa di sini akan menjadi politikus atau pengusaha, iya ‘kan? Jadi, kemampuan manajemen itu merupakan status yang sangat
penting.... Permainan manajemen
ini jelas-jelas indikator
untuk memperlihatkan siapa yang terbaik. Jika kamu mendapat nilai yang bagus, selain bisa menjadi anggota OSIS, kamu bahkan bisa mendapat banyak kemudahan lainnya.”
Aku mulai dibuat semakin mengerti.
Di
Akademi Kekaisarran, siswa
yang mendapatkan hasil terbaik dalam permainan
manajemen adalah siswa paling unggul
dan menjadi panutan. Karena itu, mereka juga akan mendapat kepercayaan dari
para guru, dan hasil bagus dalam permainan
bisa memberi dampak besar pada kehidupan akademik mereka ke depannya.
Maka dari
itu, aku juga harus
serius dalam menghadapi game ini.
Tubuhku
bergetar sedikit. ... Aku ingin percaya itu hanya gemetar semangat.
“Kita bisa
mulai menjalankan permainan sepulang sekolah, akan tetapi, meski
baru hari pertama, sepertinya semua orang tak bisa bersantai-santai.”
Taisho berkata sambil tertawa.
Permainan
manajemen tidak dapat dimainkan 24 jam sehari.
Dari
Senin hingga Kamis, permainan ini hanya tersedia dari pukul 16:00 hingga 21:00
...... yaitu waktu sepulang
sekolah. Pada hari Jumat dan Sabtu, permainan dapat dimainkan sepanjang hari,
dari jam 9 pagi sampai jam 11 malam. Sekolah ditutup pada hari Jumat selama
periode ini. Dan tidak ada permainan pada hari Minggu.
Permainan
Manajemen cukup serius, baik dari segi permainan itu sendiri maupun sikap para
siswa, tetapi itu dijadwalkan
dengan baik sehingga siswa dapat mencurahkan waktu untuk melakukan tugas sekolah di luar
permainan.
Shizune-san juga memberitahuku bahwa aku boleh melewatkan pelajaran tata krama selama permainan berlangsung. ...Aku akan mencoba yang terbaik untuk menyeimbangkan ini dengan jadwal belajar rutinku.