[LN] Saijou no Osewa Jilid 6 Bab 1 Bagian 2 Bahasa Indonesia

 

BAGIAN 2


Sepulang sekolah.

Kami semua berkumpul di kafe dan mengadakan pertemuan dengan laptop terbuka.

Kalau begitu, pertama-tama, bagaimana kalau kita berbagi informasi mengenai posisi awal kita?”

Tennoji-san mengatakan hal demikian setelah minum teh.

“Aku menjalankan Grup Tennouji. Kami beroperasi di berbagai industri yang berbeda.

“Aku bekerja untuk Grup Konohana. Sama seperti Tennouji-san, kami bekerja di berbagai industri, termasuk perusahaan perdagangan umum besar dan industri berat.

Pilihan mereka berdua sesuai dengan yang diharapkan.

Ini adalah posisi yang akan menjadi realitas mereka di masa depan.

Ternyata nama perusahaannya sama dengan kenyataan ya.

“Namanya memang bisa diubah, tapi kebanyakan orang sengaja mempertahankannya. Supaya lebih serius.

Meskipun itu hanya dalam permainan, rasanya pasti akan berat untuk membiarkan perusahaan yang bernama sama dengan bisnis keluarga bangkrut. Tentu saja akan lebih meresap.

Selanjutnya, Narika angkat bicara.

Aku dapat Shimax, perusahaan perlengkapan olahraga. ...Sebenarnya aku ingin memulai toko jajanan dari awal, tapi orangtuaku memarahiku habis-habisan.

Yah, itu sih wajar saja...

Permainan manajemen merupakan salah satu mata pelajaran. Hal-hal seperti itu harus dilakukan dengan game komersial.

“Kalau aku Taisho, sebuah perusahaan pindahan. Seperti namanya, perusahaanku bergerak di bidang jasa pindahan.

Aku sih perusahaan J's Holdings, itu adalah perusahaan ritel elektronik.

Taishou dan Asahi-san masing-masing mengumumkan posisi mereka.

Terakhir, giliranku.

...Aku memutuskan untuk membuat perusahaan IT.

Eh? Semua orang menoleh dengan bingung.

Aku memutuskan untuk mendirikan bisnis dari awal. Rencananya di bidang IT, tapi nama perusahaannya belum ditentukan.

Tutorial hanya sampai menentukan posisi awal, jadi aku harus memikirkan kelanjutannya nanti.

Asahi-san terlihat terkejut dengan pilihanku.

Wah, Tomonari-kun... kamu cukup ambisius, ya!

Eh?

Maksudku, itu berarti kamu memilih jalanmu sendiri dan tidak mengikuti arahan keluarga, kan? Wah, meski itu baru di pemikiranmu, rasanya susah lho untuk benar-melakukannya!

Asahi-san berkata dengan mata berbinar.

Gawat... Apa aku terlihat seperti itu?

Kalau hanya salah paham, tidak masalah. Tapi kalau sampai membuatnya penasaran dengan keluargaku, itu akan merepotkan. Aku ingin menghindarinya sebisa mungkin....

Atau mungkin, ini kesempatan yang bagus untuk mempelajari struktur perusahaan lagi.

Hinako, yang mengetahui alasanku memilih posisi awal tersebut, mengulurkan tangannya padaku. Aku langsung mengangguk.

Ah, seperti yang dikatakan Konohana-san. Aku memilihnya bukan karena ambisi, kok.

Begitu ya. ...Seperti biasa kamu memang rajin belajar, ya~.

Kekaguman Asahi-san terhadapku terus berlanjut.

Di sisi lain, aku juga punya pertanyaan terhadap Asahi-san.

“Umm, tadi kamu bilang, meskipun sudah kepikiran di kepala, tapi... Apa kamu juga punya pemikiran serupa, Asahi-san?

...Yah, jangan bahas aku dulu!

Dia mengatakannya seolah-olah dia adalah pihak yang terlibat, jadi aku penasaran dan bertanya, tapi dia menghindar.

Apa mungkin dia tidak terlalu ingin meneruskan bisnis keluarganya? ...Kalau memang dia tidak mau membicarakannya, kurasa aku tidak perlu memaksanya.

“Kalau begitu, mari kita diskusikan mengenai rencana bisnis masing-masing.

Tennouji-san melihat wajah kami satu per satu.

“Tantangan utamaku adalah mempertahankan kondisi saat ini, tetapi aku juga ingin meningkatkan pendapatan setiap bisnis semaksimal mungkin.

“Aku juga sama, mempertahankan kondisi saat ini adalah tantangan terbesaku. Aku berniat mengelola bisnis secara stabil.

Tennouji-san dan Hinako masing-masing mengutarakan pendapat mereka.... Sebagai perusahaan grup raksasa, wajar saja kalau mereka lebih fokus pada mempertahankan daripada ekspansi.

“Sedangkan aku, aku ingin memperluas bisnisku.

Aku juga sama seperti Taishou-kun. ...Meskipun di dunia nyata masih sulit, orangtuaku menyuruhku setidaknya mengincar jadi yang terbesar di dalam negeri di game ini.

Asahi-san menghela napas kecil.

Perusahaan elektronik keluarga Asahi-san, J's Holdings, merupakan salah satu dari lima perusahaan ritel elektronik terbesar di Jepang. Tapi sayangnya, belum nomor 1. Meskipun di dunia nyata sulit untuk membalikkan kesenjangan tersebut, tapi di dalam game mungkin bisa diatasi dengan berbagai inovasi, itulah daya tarik game ini.

Terakhir, aku juga akan mengumumkan kebijakan bisnisku.

“Hal pertama yang kulakukan adalah menjalankan bisnis pada jalurnya.”

Tennouji-san mengangguk.

Tidak ada yang bisa dimulai kecuali hal ini terjadi terlebih dahulu.

“Apa kamu sudah memutuskan layanan apa yang akan dikembangkan?”

Umm... aku benar-benar baru memikirkan ide kasarnya saja.

Jika ingin membuat perusahaan TI, pertama-tama perlu mempertimbangkan layanan apa yang akan dikembangkan.

Bisa dibilang, hal tersebut merupakan tantangan pertama dan terbesar. Meskipun mungkin berlebihan untuk mengatakan bahwa segalanya ditentukan oleh ide, namun ide tersebut akan menentukan pendapatan ke depan dan pasar yang terkait.

Mungkin aku terlalu banyak ikut campur, tapi izinkan aku memberi satu saran.

Tennouji-san menatapku dengan ekspresi serius.

Tomonari-san, apa yang ingin kamu ciptakan dan sumbangkan pada masyarakat?

“Aku...

Silakan dipikirkan dengan baik-baik. Itulah jawaban yang paling tepat untukmu.

Bentuk kontribusi sosial sangat beragam. Bahkan hanya untuk kegiatan sukarela saja, ada banyak cara untuk melakukannya.

Jika harus memilih satu di antaranya, apa yang akan aku pilih? ... Apa yang paling dapat mengekspresikan apa yang ingin kulakukan dan yang kurasakan?

Aku memikirkannya baik-baik. Setelah itu, aku mulai memutuskan.

“.... Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin aku coba lakukan.

Jawabannya sudah ada.

Aku mengutarakan ide yang telah kupikirkan terus-menerus sejak semalam.

“Aku ingin membuat situs belanja online yang khusus menjual hadiah.

Semua orang membelalakkan mata mereka.

“Seperti yang dikatakan Tennouji-san, pada awalnya aku memikirkan kontribusi sosial seperti apa yang bisa kuberikan. ... Semenjak datang ke akademi ini, aku telah menerima banyak bantuan dari orang-orang di sini, jadi suatu hari aku ingin membalas budi semuanya.

Itulah sebabnya aku mendapatkan ide tersebut.

Untuk membuat layanan yang terkait dengan pemberian hadiah.

“Aku juga sudah memikirkan detail layanannya... Ketika akan memberikan hadiah, bukannya kamu sering bingung 'Bagaimana cara memberikannya?' Apakah akan diberikan langsung, atau dibeli online... Jika online, di situs mana? Aku ingin membuat layanan yang dapat menghilangkan semua kerumitan itu.

Ketika memberikan hadiah, kamu juga harus memperhatikan hal-hal seperti pembungkusan dan tata krama. Jika semua itu bisa ditentukan secara otomatis atau intuitif, dan aku juga bisa mengelola daftar penerima, itu akan sangat memudahkan.

Singkatnya——aku ingin membuat situs web seperti Jika ingin memberikan hadiah, gunakanllah situs ini.

Ketika aku mengamati reaksi mereka....

... Sepertinya ada permintaan yang cukup normal dengan ide tersebut.

Tennouji-san berkata dengan suara pelan.

Memberi oleh-oleh memang merepotkan, ya. Rasanya bimbang mengenai kado apa yang harus kuberikan dan kepada siapa.

Jika untuk teman, tidak masalah. Tapi jika untuk rekan bisnis, kita juga harus memperhatikan etiketnya.

Sepertinya reaksi Taishou dan Asahi-san juga tidak terlalu buruk.

“Kalau dipikir-pikir, dulu ayahku sempat sedikit kerepotan saat akan mengirim oleh-oleh ke mitra bisnisnya di luar negeri.”

Narika berkata demikian seolah-olah baru mengingatnya.

Sambil melihat reaksi semua orang, aku melihat ke arah Hinako.

Aku bahkan tidak memberitahu Hinako tentang hal ini. Jadi ini pertama kalinya aku melihat reaksinya, tapi...

Itu sangat mencerminkan diri Tomonari-kun, dan kupikir itu ide yang bagus sekali.

Hinako tersenyum lembut.

Mungkin itu hanya imajinasiku saja, tapi sepertinya pendapatnya itu tulus dari hatinya, bukan sekadar akting saja.

Memberikan hadiah adalah salah satu bentuk etika. ... Sejak datang ke sekolah ini, Tomonari-san sudah belajar dengan giat mengenai etika, jadi kurasa ini cocok untuknya.

Meskipun aku tidak berniat seperti itu, tapi mungkin secara tidak sadar aku telah mengaitkannya.

Reaksi mereka semua juga tidak buruk, dan apa yang selama ini kupelajari juga bisa diaplikasikan. Jadi aku tidak perlu ragu-ragu lagi.

“Aku akan mengajukan dengan konsep bisnis ini.

Ya. Sepertinya ide ini akan mendapat penilaian yang baik.

Tennouji-san berkata dengan ekspresi yang penuh keyakinan.

Dalam permainan manajemen, kualitas ide juga dinilai dengan benar. Saat memulai bisnis baru, kontennya akan dievaluasi oleh AI dan instruktur, dan jika dianggap inovatif, game akan berjalan dengan lebih menguntungkan. Dan tenang saja, ada peraturan bahwa ide yang muncul dalam game tidak boleh dicuri untuk dunia nyata.

Ini memang game yang dirancang dengan sangat matang.

Selain itu, jika memulai bisnis dari awal, ada fitur lompat 2 tahun. Sebaiknya gunakan fitur itu setelah bisnisnya mulai berjalan stabil.

Ada fitur seperti itu juga?

Tujuan game manajemen adalah belajar mengelola bisnis dengan berinteraksi dengan siswa lain. Perusahaan baru biasanya memiliki sedikit materi negosiasi, jadi fitur itu disediakan untuk mempertimbangkan hal tersebut.”

Seperti yang diharapkan, tampaknya mereka tidak menyesuaikan semuanya dengan realitas.

Sepertinya ada semacam rel yang sudah diatur untuk mempelajari manajemen secara efisien.

Terima kasih banyak atas penjelasannya.

Tidak perlu khawatir. Bahkan di dunia nyata, saat mendirikan perusahaan, kamu juga pasti akan menerima saran dari berbagai orang. Dalam permainan manajemen, akan lebih efisien jika dimainkan sambil berinteraksi dengan orang lain daripada memainkannya sendiri.

Aku juga sedikit menyadarinya, tapi sepertinya permainan manajemen ini dirancang dengan premis untuk berinteraksi dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar game. Kenyataannya, kami juga telah membentuk aliansi.

Aku mengangguk dalam menanggapi saran Tennouji-san.

Selain itu, kita berdua bertujuan untuk menjadi anggota OSIS...jadi bisa dibilang kita adalah rekan seperjuangan! Khususnya untukku! Terutama bagiku! —kamu bisa mengandalkanku kapan saja!

Tennouji-san berkata sambil menepuk dadanya.

Aku merasa sangat terbantu. Memang tidak ada orang yang lebih bisa diandalkan sebagai sekutu daripada Tennouji-san.

Sementara aku memikirkan hal itu—

... 'Rekan seperjuangan', ya.

Hinako berkata dengan suara kecil.

Hmmm? Apa kamu mengatakan sesuatu, Konohana Hinako?

Tidak. Secara pribadi, aku merasa kalau istilah itu terdengar kurang cocok.

Hinako memejamkan kelopak matanya dan berkata demikian, kemudian dia membuka matanya dan menatapku lekat-lekat.

Jika mau disebut sebagai rekan... setidaknya, kamu harus tinggal di bawah atap yang sama.

“T-Tunggu?!

Hinako yang baru saja menjatuhkan bom tidak masuk akal itu membuatku tiba-tiba berdiri.

Apa dia sedang membicarakan hubungan antara aku dan dirinya?

Di mana dia ingin mempertahankan rasa persaingan dirinya...!

“Ho, Hoooo...?

Cangkir yang dipegang Tennouji-san mulai berdenting.

Tennouji-san tahu bahwa aku tinggal bersama Hinako di rumah keluarga Konohana. Begitu juga dengan Narika, jadi dia terlihat was-was bergantian melihat antara Hinako dan Tennouji-san.

Hanya Taisho dan Asahi-san yang memiringkan kepala mereka dengan heran... Reaksi mereka yang paling membantu.

“H-Hmmph, jarak fisik tidak ada hubungannya itu!”

 Tennouji-san berkata dengan suara gemetar dan dia melanjutkan.

Malahan, semakin jauh jarak fisik yang dimiliki, itu bisa membuat kita merasakan ikatan secara batin! Hanya karena karena jarak fisik kalian semakin dekat, itu belum cukup untuk menilai hubungan yang baik... Itu terlalu dangkal untuk dinilai.

... Begitu ya. Dangkal, ya.

Hinako meminum tehnya dan meletakkan cangkirnya.

Tapi aku sedang mempelajarinya, lho?

“Me-Mempelajari...?

Ya. Akhir-akhir ini aku tertarik dengan hubungan kompleks antar manusia. ... Walaupun mempelajarinya secara otodidak, tapi aku belajar tentang cinta.

Be-belajar cinta...?!

Pasti dia hanya membaca manga shoujo.

Aku tahu dia baru-baru ini meminjam komik dari Yuri, yang bekerja paruh waktu sebagai koki di rumah Konohana setiap minggu, dan selalu meminjam komik darinya.

Tapi Tennouji-san dan yang lainnya, yang tidak mengetahui kebenarannya, membelalakkan matanya karena terkejut.

Um, Konohana Hinako. Jika kamu tidak keberatan, aku ingin bergabung denganmu dalam pelajaranmu....”

Wah! Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda, bukan? Jadi, kita anggap saja begitu!

Sebelum Hinako mempermalukan dirinya sendiri, aku melakukan yang terbaik untuk menjernihkan suasana.

Aneh sekali...

Aku merasa kalau perilaku Hinako menjadi lebih ekstrim akhir-akhir ini.

—Tennoji-san.

Ketika aku kembali duduk di kursiku, aku mendengar suara dari belakangku.

Tanpa kusadari, ada seorang siswi yang datang menghampiri kami.

Suminoe-san?

Aku menyebutkan namanya.

Di sana ada Suminoe-san, teman sekelasku dan Hinako serta yang lainnya.

Suminoe-san. Kira-kira ada urusan apa kemari?

Teman sekelasku sepertinya memiliki sesuatu yang ingin dia diskusikan dengan Tennouji-san mengenai permainan manajemen...

Begitu ya. Baiklah, aku akan segera menanganinya."

“Tidak, sepertinya kamu sedang mengadakan pesta teh, jadi aku mengirimimu detailnya melalui email.”

“Baiklah dimengerti. Terima kasih atas perhatiannya."

Tennoji-san mengungkapkan rasa terima kasihnya.

Asahi-san melihat dengan heran pada percakapan mereka.

Suminoe-san, apa kamu berhubungan dekat dengan Tennoji-san?

Ya. Kami berdua berada di kelas yang sama tahun lalu.

Ketika Suminoe-san menjawab demikian, dan Tennojui-san juga menganggukkan kepalanya.

Suminoe-san selalu mendukungku dengan cara seperti ini.

Taisho memandang mereka secara bergantian sambil berkata, 'Heh~’.

“Rasanya seperti kamu sudah menjadi sekretarisnya Tennouji-san, ya?

Itu suatu kehormatan.

Suminoe-san membalas dengan tersenyum.

“Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, kamu tidak perlu terlalu mengabdi padaku, oke?

“Tidak, aku melakukannya karena aku menyukainya.”

Percakapan mereka berdua terlihat seperti percakapan antara bos dan seorang sekretaris yang cerdik.

...Aku sama sekali tidak mengetahuinya.

Aku dan Suminoe-san adalah teman sekelas, tapi kami tidak pernah banyak berbicara. Dia dan Tennouji-san tampaknya sangat dekat, dan kukira mereka sering bersama tanpa sepengetahuanku.

Hei, hei! Suminoe-san, jika kamu tidak keberatan, bagaimana kalau kamu bergabung dengan kami untuk mengobrol sebentar?

Maafkan aku. Aku merasa senang dengan ajakanmu, tapi ada beberapa urusan yang harus segera kulakukan di rumah, jadi dengan berat hati aku harus menolaknya...

Suminoe-san dengan lembut menolak ajakan Asahi-san.

Suminoe-san lalu berbalik.

Tepat sebelum itu...

...?

Apa itu hanya imajinasiku saja?

Baru saja...untuk sesaat, aku merasa kalau Suminoe-san sedang memelototiku.

“Tennouji-san, apa kamu juga akan membentuk aliansi dengan Suminoe-san?”

Pihak lain pernah membicarakan hal itu, tapi aku masih menundanya.

Menundanya? Walaupun mereka berdua tampak begitu dekat satu sama lain...?

Selagi aku penasaran tentang hal ini, Tennouji-san melanjutkan dengan ekspresi misterius di wajahnya.

Meskipun kemampuannya sempurna, tapi hubungan antara aku dan Suminoe-san sedikit rumit, ...... tidak, ini adalah topik yang sensitif dan tidak boleh dibicarakan dengan mudah.

Tennouji-san hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia mendadak berhenti.

Apa ada sesuatu yang pernah terjadi di antara mereka....?

 

 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

 

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama