Hanayome wo Ryakudatsu Jilid 2 Selingan 1 Bahasa Indonesia

 

Selingan — Bagian Mantan Tunangan 1

 

Sebuah apartemen kumuh dan bobrok berukuran empat tatami yang tampak akan runtuh kapan saja. 

“Aku pulang, Himeno.

Selamat datang kembali, Minato-kun.

Dengan rambut acak-acakan dan penampilan yang lelah, Minato disambut oleh Himeno yang riasannya berantakan. 

Meskipun sekarang sudah memasuki musim panas, di ruangan yang tidak memiliki AC atau kipas angin, membuka jendela pun tidak bisa mengusir suhu yang panas. 

Saat ini, Himeno dan Minato tinggal di sana. 

 

◇◆◇◆

 

Waktunya berjalan mundur sedikit. Semuanya bermula ketika mereka kembali dari mengunjungi keluarga Fujisaki. 

Ketika Minato dan yang lainnya pulang ke rumah, kedua orang tuanya yang sedang dalam perjalanan bisnis ke luar negeri sudah kembali.

Minato, apa yang sudah kamu lakukan?!

Benar sekali! Apa maksudmu dengan merusak pernikahan orang lain?!

Ayah, Ibu, maafkan aku. Tapi aku telah menemukan cinta sejati! Aku akan hidup dengan cinta ini!

Minato berusaha bertahan dengan kata-kata cinta sejati di tengah tuduhan dari ayah dan ibunya. 

Itu hanyalah kata-kata kosong yang tidak memiliki makna. 

Kamu ini... dari dulu kamu selalu keras kepala dan tidak mendengarkan orang lain setelah kamu mengambil keputusan, tapi kamu menyebabkan masalah bagi orang lain. Aku merasa bingung di mana aku membuat kesalahan dalam membesarkanmu...

Ibunya tidak bisa menahan air mata. Sedangkan ayahnya mengusap punggung ibunya sambil melanjutkan. 

Minato, kita akan pergi meminta maaf kepada mereka yang dirugikan. Mungkin kita bisa menyelesaikannya secara damai.

Apa, jika minta maaf berarti tidak ada hukuman?

Tidak, itu tidak pasti. Kita perlu mendapatkan pengampunan dari pihak lain, dan kita juga harus membayar sejumlah uang kompensasi yang sesuai. Jika tidak, kamu mungkin akan diadili.

Ayahnya sedang memikirkan tindakan selanjutnya. Jika putranya memiliki catatan kriminal, kehidupan anaknya ke depan pasti akan sulit. 

Setidaknya itu harus dihindari. 

Aku tidak punya uang, karena aku tidak bekerja.

Aku yang akan membayar uangnya. Namun, ini merupakan hal terakhir yang bisa aku lakukan padamu.

Apa maksudmu dengan hal terakhir?!

Minato menggeram. 

Aku selalu berpikir kalau kamu adalah anak yang bisa mandiri, jadi aku membiarkanmu bebas, tapi sepertinya aku terlalu memanjakanmu. Jadi setelah semua urusan selesai, kamu harus meninggalkan rumah ini.

Apa...?

Aku sudah memutuskannya. Anggaplah membayar uang ini sebagai bentuk belas kasihan terakhir dari kami.”

Keinginan ayahnya sangat kuat. 

Selain itu, ia selalu berpikir tidak bisa membiarkan putranya yang hanya menganggur, terus-menerus tinggal di rumah. Waktu untuk mengeluarkannya dari rumah akhirnya tiba. 

Dan kamu──

“Namaku Himeno.

Himeno menyela perkataan ayahnya Minato

Kamu bisa menunggu di rumah sampai semuanya selesai. Dan setelah urusan selesai, silakan keluar dari rumah bersama Minato.

Ayahnya Minato mengatakan semua itu tanpa melihat Himeno, yang menjadi penyebab masalah. 

Tidak mungkin! Jika kami diusir dari rumah ini, kami akan tinggal di mana?!

Itu urusan kalian sendiri, jadi kalian harus memutuskannya! Kalian berdua sudah dewasa!

Himeno terkejut mendengar teriakan Ayahnya Minato, sementara Minato hanya bisa menunduk tanpa berusaha melindunginya. 

 

◇◆◇◆

 

Setelah itu, kesepakatan dicapai dengan petugas keamanan yang terluka, dan Minato tidak dihadapkan pada tuntutan hukum. 

Namun, kehidupan kedua orang yang diusir dari rumah sangatlah sulit. 

Sambil mencari rumah yang tidak memerlukan penjamin atau bukti penghasilan, mereka menghabiskan beberapa hari tinggal di kafe internet. Selama itu, Minato bekerja sebagai pekerja harian untuk bertahan hidup. 

Akhirnya, mereka berhasil menemukan rumah ini dan bisa tinggal bersama. 

“Loh, Himeno. Kamu sudah pulang, ya. Pekerjaan paruh waktumu bagaimana?

“Aku pulang kerja lebih awal karena merasa tidak enak badan.

Begitu ya, apa kamu baik-baik saja?

Ya, aku merasa lebih baik setelah istirahat di rumah.

Himeno berkata demikian sambil berbaring di atas futon yang mengisi sepertiga dari ruangan empat tatami dan memainkan ponselnya. 

Begitu, syukurlah kalau begitu. Tapi tolong jaga kesehatanmu. Gajiku saja tidak cukup. Sewa rumah 40 ribu yen, tagihan listrik 6 ribu yen, gas 4 ribu yen, air 4 ribu, biaya ponsel 9 ribu yen untuk dua orang, dan biaya makanan sekitar 60 ribu, totalnya dua orang menghabiskan 113 ribu yen. loh!

Minato-kun, totalnya menjadi 127 ribu yen per bulan.(TN: Wkwkwk masih salah juga)

Oh, begitu ya. Sepertinya pikiranku tidak berjalan dengan baik karena cuaca panas. 

Minato mengakui kesalahan tetapi keduanya tidak menyadari bahwa perhitungan mereka salah. Meskipun begitu, gaya perhitungan asal seperti ini membuat kehidupan mereka semakin sulit. 

Pokoknya, kita harus berjuang dari sini. Kita berdua harus menghasilkan uang.

Benar. Tanpa adanya AC, rasanya panas sekali dan bikin gerah.

Hmm, sepertinya AC masih belum mungkin. Pertama-tama kita harus membeli kipas angin.

Kipas angin?

Minato menjelaskan kepada Himeno yang memiringkan kepalanya dengan kebingungan

Itu loh, yang berputar-putar dan mengeluarkan angin.

Oh, benda retro yang digunakan pada zaman Showa, ya? Mungkin aku pernah melihatnya di buku pelajaran.

Tapi, itu masih digunakan di dunia nyata lho... 

Minato merasa bingung dengan kesenjangan pengetahuan umum antara dirinya dan Himeno, yang tumbuh di keluarga kaya dan tidak memiliki minat pada kehidupan orang biasa. 

Himeno yang semula berbaring kini berdiri dan memeluk Minato. 

“Pada awalnya aku berpikir kalau di sini bakalan sulit karena ukurannya yang sempit, tapi karena bisa dekat seperti ini, jadi bagus, kan?

Benar. Rasanya seperti istana milik kita berdua, kehidupan semacam ini mungkin tidak terlalu buruk!

Ya, aku juga akan mendukungmu, jadi mari kita sama-sama berjuang!

Tampilan mereka yang saling berpelukan sambil tertawa terlihat seperti dua orang yang bertekad untuk memulai kembali menuju masa depan. 

Namun, itu hanya tampak demikian di permukaan, sementara perasaan dalam hati mereka sangat berbeda. 

(Jangan bercanda. Aku merasa kepanasan di sini, cepat menjauh sana. Tapi jika aku bilang begitu, dia akan marah. Aku juga memerlukannya untuk bekerja, jadi aku tidak bisa sembarangan berbicara.) 

(Yang benar saja, aku sama sekali tidak ingin berkeja. Bahkan hari ini saja aku langsung pulang tanpa pergi bekerja paruh waktu. Ah, syukurlah sepertinya tidak ketahuan. Dengan istri secantik ini, si suami biasanya bisa berusaha lebih keras, kan? Tugasku adalah tetap terlihat cantik. Sebagai gantinya, Minato harus bekerja dengan keras di luar.) 

Semua orang mengetahui bahwa kehidupan seperti ini tidak akan bertahan lama.

 

 


Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama