[LN] Saijou no Osewa Jilid 6 Bab 4 Bagian 1 Bahasa Indonesia

Bab 4 Game Manajemen

Bagian 1

 

Pagi harinya.

Dalam perjalanan menuju akademi, aku melamun sambil memandangi pemandangan di luar.

Itsuki-san, apa kamu baik-baik saja?

...Ya.

Shizune-san terlihat khawatir padaku, tapi saat ini aku bahkan tidak bisa berpura-pura ceria.

Hinako dan Shizune-san mengetahui bahwa saham perusahaanku dibeli oleh Suminoe-san. Hal ini sudah diumumkan secara besar-besaran di berita game, jadi Narika, Taishou, dan Asahi-san juga pasti sudah mengetahuinya. Mereka semua menghubungiku dengan telepon atau pesan karena mengkhawatirkanku.

...Itsuki?

Hinako yang berada di sampingku juga menatapku dengan tatapan khawatir.

Aku teringat saat aku terlalu tenggelam dalam game dan membuat semua orang khawatir.... Aku menepuk kedua pipiku, berusaha mengubah suasana hatiku.

Aku baik-baik saja. Setelah tidur semalam, aku sudah merasa sedikit tenang.

...Hm.

Situasinya tetap tidak akan berubah meskipun aku merasa putus asa.

Aku berusaha kembali mendapatkan suasana hati yang positif, lalu turun dari mobil lebih dulu dari Hinako seperti biasa.

Kalau begitu, Hinako. Sampai jumpa lagi di akademi.

Hm. Tunggu aku ya.

Aku terus memikirkan strategi selanjutnya sambil berjalan menuju ke akademi.

Tapi saat aku memasuki gerbang sekolah dan mendekati gedung sekolah—

Ara, Tomonari-san. Selamat pagi.

Aku bertemu dengan gadis yang paling tidak ingin kutemui.

...Suminoe-san.

Sepertinya kamu ingin mengatakan sesuatu.

Tentu saja.

Ketika aku melihat sekelilingku, teman-teman sekelas diam-diam memperhatikan kami. Sepertinya sudah banyak yang menebak hubungan antara aku dan Suminoe-san berdasarkan berita di dalam game.

Agar tidak mengatakan sesuatu yang memalukan karena emosi sesaat, aku berusaha tenang dan membuka mulut.

...Kamu melakukan tindakan yang cukup ekstrem, ya?

Sudah kubilang, kan? Aku berharap kalau kamu tidak menyesalinya.

Suminoe-san terlihat tidak merasa bersalah sama sekali saat mengatakan itu.

Secara umum, pengambilalihan perusahaan berarti mendapatkan kendali atas sebuah perusahaan dengan cara membeli sahamnya. Ada berbagai cara untuk mendapatkan saham, bisa dengan negosiasi dengan pemegang saham lalu membeli, atau bisa juga dengan tender offer (TOB) untuk membeli saham dari pemegang saham yang tidak terspesifikasi.

Tapi kali ini, cara yang dilakukan Suminoe-san bisa dibilang tidak terlalu umum.

Perusahaan Tech Capital yang diakuisisi Suminoe-san adalah perusahaan modal ventura, yaitu perusahaan investasi yang fokus pada perusahaan rintisan (startup). Mereka menyediakan pendanaan bagi perusahaan rintisan yang kesulitan mengumpulkan modal, dan sebagai gantinya menerima saham perusahaan rintisan tersebut. Jika perusahaan rintisan tumbuh sesuai ekspektasi, mereka akan mendapatkan keuntungan dari saham tersebut.

Karena Tomomari Gift mendapat pendanaan dari Tech Capital, jadi perusahaan Tech Capital memegang saham Tomomari Gift sebagai imbalannya.

Oleh karena itu, ketika Suminoe-san mengakuisisi perusahaan Tech Capital, artinya dia menguasai saham Tomomari Gift yang dipegang TechCapital. Dengan kata lain, perusahaan Suminoe-san sekarang berada dalam posisi untuk mengendalikan Tomomari Gift secara tidak langsung.

Ini adalah———pengambilalihan tidak langsung.

Hal inimerupakan cara berpikir di mana jika seseorang tidak mau menuruti keinginanmu, kamu bisa mengendalikannya dengan mempengaruhi atasannya.

Cara tersebut memang tidak melanggar hukum. Tapi cara yang memaksakan dengan uang seperti ini jelas tidak menyenangkan.

Aku sudah bilang kalau aku tidak mau diakuisisi, tapi...

Dunia bisnis tidak sesederhana itu, tau?

Setelah mendengar itu, aku hanya bisa diam.

Saham Tomomari Gift yang dimiliki Tech Capital berjumlah sekitar 40% dari total saham. Jika mereka menguasai mayoritas saham, Tomomari Gift akan dengan mudah dijadikan anak perusahaan. ...Atau mungkin bahkan sekarang pun, kebebasan operasional Tomomari Gift sudah sangat berkurang meskipun belum dijadikan anak perusahaan, karena Suminoe-san menguasai sebagian besar hak suaranya.

Tolong jangan salah paham dulu, aku tidak hanya mengincar perusahaanmu saja.

Suminoe-san berkata demikian sambil tersenyum santai.

Pada akhirnya, aku ingin menguasai beberapa perusahaan yang didanai oleh Tech Capital. Hal itu demi menjadikan perusahaanku sebagai pemain terbesar di industri IT.

Perusahaan Tech Capital mempunyai aset yang jauh lebih besar dibandingkan Tomomari Gift. Membeli Tech Capital hanya untuk mengendalikan Tomomari Gift secara tidak langsung sangat tidaklah efisien. Aku sudah menduga pasti dia mempunyai tujuan lain yang ingin dicapai.

Tapi aku tak menyangka kalau tujuan utamanya adalah hal itu.

“Ufufu... Apa itu terlalu mengejutkan? Bahwa aku memiliki ambisi semacam itu?

Ya, begitulah... Apa itu semua demi Tennouji-san?

Tentu saja.

Suminoe-san menjelaskan ambisinya.

“Aku ingin menjadi tangan kanan Tennouji-sama di masa depan. Suatu hari nanti, aku ingin melayani orang yang akan mengguncang negara ini... tidak, bahkan seluruh dunia. Di dalam game manajemen ini, aku sedang berlatih untuk mencapai itu.

Meskipun obsesi Suminoe-san terhadap Tennouji-san terlihat berlebihan, tapi kata-katanya terdengar seperti upaya sungguh-sungguh dari seorang pekerja keras.

Kemampuan mengelola perusahaan besar itu pasti akan berguna suatu hari nanti jika dia melayani Tennouji-san. Mungkin itulah sebabnya Suminoe-san berusaha memperbesar SIS.

Yah, tentu saja aku juga punya niatan untuk menjatuhkanmu.

Ternyata memang beneran ada.

Aku merasa seperti orang dungu karena sudah mendengarkannya dengan serius.

Menyingkirkan rintangan juga termasuk latihanku. Aku tidak akan memaafkanmu yang sudah merayu Tennouji-sama.

...Merayu?

Baru pertama kalinya aku disebut merayu seseorang.

Sebenarnya aku memiliki gambaran seperti apa di dalam pikiran Suminoe-san?

Selama ini, Tennouji-sama adalah orang yang sangat teguh. Di balik penampilannya yang anggun, tersembunyi usaha keras yang tak terbendung demi mengalahkan musuh abadinya, Konohana-san.

Suminoe-san bercerita tentang Tennouji-san selama ini.

Tapi, Tennouji-sama telah berubah. ——Ini semua karena salahmu.

Suminoe-san menatapku dengan tajam.

Sejak dia bertemu denganmu, Tennouji-sama menjadi lebih longgar. ......Secara spesifiknya, di sekitar waktu ujian kemampuan pada bulan Juni! Dari sekitar saat itu, ada tanda-tanda perubahan pada Tennouji-sama...!

Suminoe-san berkata sambil mengepalkan tinjunya karena marah.

Karena terlalu spesifik sampai-sampai terasa menakutkan.

Memang, itu adalah saat masalah perjodohan Tennouji -santerselesaikan. Memang benar kalau Tennouji-san perlahan-lahan berubah pada saat itu, tapi memangnya itu bisa terlihat dengan begitu jelas?

Bahkan, sejak saat itu, jarak antara kamu dan Tennouji-sama menjadi lebih dekat...!! Frekuensi kontak mata di sesi minum teh sepulang sekolah meningkat 2,7 kali, dan jarak saat berjalan bersama pun menjadi lebih dekat 4 cm! Kamu takkan bisa menipu penglihatanku!!

Menakutkan, menakutkan, menakutkan———.

Suasananya menjadi serius. Yah, dia memang bermaksud serius, sih...

Jadi kamu memperhatikan kami saat sedang pesta minum teh, ya...

Tentu saja aku memperhatikannya!! Sambil meneteskan air mata darah!!

...Padahal kamu bisa ikut bergabung dengan kami, kok?

“Mana mungkinlah! Kecuali membahas pelajaran atau game manajemen, membicarakan hal-hal pribadi membuatku sangat gugup dan bisa mati!

Bukannya kamu ingin mendukungnya baik secara publik maupun pribadi?

“Jika itu Tennouji-sama yang dulu, mana mungkin dia akan bekerja sama dengan Konohana-san. ......Mana mungkin dia bertingkah akrab seperti itu.

Itu mungkin...persis seperti yang dikatakan Suminoe-san.

Hinako pernah mengatakan bahwa dia mungkin dibenci oleh Suminoe-san. ......Mungkin inilah alasannya. Suminoe-san sangat mengagumi Tennouji-san, jadi dia mungkin secara tidak sadar menganggap Hinako, yang merupakan saingan Tennouji-san, sebagai musuhnya.

“Oleh karena itu, aku akan menjatuhkanmu supaya Tennouji-sama tersadar. ......Jika terbukti kalau kamu bukanlah orang yang terlalu hebat, Tennouji-sama pasti akan tersadar dari imajinasinya. Ini juga merupakan misiku sebagai tangan kanan Tennouji-sama.

Setelah mengetahui tujuan Suminoe-san, aku jadi teringat dengan apa yang dikatakan Tennouji-san sebelumnya.

Tetapi... dia dulu sangat menghormatiku, jadi sekarang dia mungkin memiliki perasaan campur aduk terhadapku.

Baik aku maupun Tennouji-san sendiri menganggap bahwa perubahan Tennouji-san adalah hal yang positif.

Namun, sepertinya ada satu orang yang tampaknya membenci perubahan itu.

“Kamu tidak pantas berada di samping Tennouji-sama. ......aku memintamu untuk segera meninggalkan permainan ini.

Setelah berkata demikian, Suminoe-san membalikkan badannya dan melangkah pergi.

 

◆◆◆◆

 

Pada akhirnya, aku masih tidak bisa menemukan cara untuk melawan Suminoe-san saat bel pulang berbunyi.

Setelah kembali ke kediaman keluarga Konohana, aku terus memikirkannya sendirian di kamar.

Aku tidak bisa membiarkannya seperti ini terus, aku harus segera mencari solusi. ......Didorong oleh kegelisahan tersebut, aku mulai mencari cara untuk lepas dari pengaruh tidak langsung perusahaan Suminoe-san, dan membuat daftar hal-hal yang bisa kulakukan sendiri.

Tok tok, tiba-tiba aku mendengar pintu kamarku diketuk.

Setelah aku menjawab Ya, Hinako pun masuk.

Kerja bagus. ......Aku membawakan teh untukmu.

Terima kasih.

Aku menerima cangkir itu dan meminumnya perlahan.

Rasa manis yang segar seakan melepaskan ketegangan yang melekat di dalam pikiranku.

......Rasanya lebih enak dari biasanya.

Be-Benarkah...!?

Ketika aku mengomentarinya dengan jujur, Hinako sangat terkejut.

“Semua itu sepadan dengan kerja kerasku...

Melihat Hinako tersenyum bahagia membuatku ikutan senang.

......Dia memang memiliki kemampuan yang sangat tinggi.

Jika dia berniat melakukannya, Hinako bisa melakukan hal-hal yang sulit dengan baik. Masalahnya adalah dia jarang bersemangat, tapi belakangan ini setelah pulang ke rumah dia terlihat lebih bersemangat.

Hinako sedang tumbuh. ......Aku juga tidak boleh kalah.

Aku sudah mendapat teh yang lezat, jadi ayo berusaha lagi.

Aku menegakkan punggung yang tadi membungkuk, berusaha menemukan semangatku lagi.

Saat aku kembali menghadap layar laptopku lagi, Hinako mendekat dan melihat layar bersamaku.

Soal Suminoe-san... apa kamu masih merasa kesulitan?

Ya. Jujur saja, aku ingin mengacak-acak rambutku karena masalah tersebut.

Bahkan sebelum Hinako datang ke kamarku, aku terus-menerus mengacak-acak rambutku.

Hmm... Kalau begitu, serahkan saja padaku.

Tiba-tiba Hinako mengatakan hal itu.

Aku menolehkan pandanganku ke arah Hinako.

Soal Suminoe-san... Ada solusi yang bagus.

Solusi?

Ya... Aku akan melindungimu, Itsuki.

Hinako menyatakannya dengan senyum yang lembut.

Izinkan aku membeli sahammu melalui penawaran saham baru. ......Dengan begitu, aku akan menjadikan perusahaanmu sebagai anak perusahaanku, dan melindungimu dari Suminoe-san.

Karena Takuma-san menyuruhku belajar tentang saham, jadi aku memahami apa yang dikatakan Hinako.

Penawaran saham baru adalah cara untuk mendapatkan dana dengan menerbitkan saham baru kepada pihak ketiga tertentu. Hal ini memiliki keuntungan bisa memberikan saham ke pihak yang terpercaya, tapi juga perlu diperhatikan kemungkinan dilusi kepemilikan saham lama.

Jika pemegang saham lama kehilangan kendali akibat dilusi, hak-hak mereka harus dilindungi. Tapi ini juga berarti bisa melepaskan diri dari kendali pemegang saham lama.

Sekarang pemegang saham utama Tomonari Gift adalah SIS Corporation....dengan kata lain, perusahaan milik Suminoe-san.

Jika aku memberikan sejumlah saham baru kepada Hinako melalui penawaran saham baru, maka pemegang saham utama akan berpindah dari Suminoe-san ke Hinako, dan Tomonari Gift akan berada di bawah lindungan Grup Konohana. Dengan begitu aku bisa lepas dari kendali Nona Suminoe-san. Meskipun harus masuk ke dalam Grup Konohana, tapi Hinako tahu apa yang ingin kulakukan, jadi aku tidak akan dikekang.

Strategi pertahanan akuisisi seperti itu memiliki nama khusus.

... Itu disebut 'White Knight', ya?

Ya.

Hinako mengangguk dengan wajah yang kelihatan puas.

Di tengah-tengah ancaman akuisisi yang bermusuhan, tiba-tiba muncul pembeli yang bersahabat untuk menyelamatkan perusahaan. Ini adalah penamaan yang tepat bagi perusahaan yang membutuhkan pertolongan.

Aku akan menjadi 'Ksatria Putih' bagi Itsuki.

Hinako membusungkan dadanya dengan bangga.

Namun entah mengapa.... aku tidak bisa langsung menganggukkan kepalaku.

Sebenarnya, ketika aku mendengar usulan Hinako, aku langsung terkejut dalam hati, Ah, ternyata ada cara yang seperti itu juga!

Tapi pada saat yang sama...

(...Apa itu benar-benar baik?)

Aku merasa ada yang janggal.

Aku merasa seolah-olah aku tidak boleh menerima uluran tangan ini.

Jika memikirkan tentang perusahaan, mungkin memang sebaiknya aku menerima bantuan Hinako. Seperti yang dikatakan Suminoe-san, pada dasarnya, perusahaan rintisan menerima tawaran akuisisi adalah hal yang terhormat. Dalam kasus Suminoe-san, aku menolak tawaran akuisisinya karena kami mempunyai visi yang berbeda. Tapi Hinako adalah pembeli yang bersahabat, dia mengenal perusahaan Tomonari Gift dan direkturnya (aku) dengan baik.

Perusahaan yang aku perjuangkan dengan penuh perhatian kini diincar oleh Grup Konohana, perusahaan raksasa. Tidak ada kehormatan yang lebih besar dari ini. ... Setidaknya, seharusnya begitu.

Meski begitu, ada sesuatu yang mengganjal di hatiku...

(... Ah)

Benar juga.

Ya, tentu saja, aku mulai menyadari di mana letak masalahnya.

Bukannya baru-baru ini aku membicarakannya dengan Tennouji-san?

 

Aku ingin berdiri sejajar dengan Hinako.

 

Hinako, Tennouji-san, Narika, Asahi-san, Taishou, Kitak, dan... Suminoe-san. Aku sedang berusaha untuk menjadi setara dengan mereka dalam arti yang sebenarnya.

Alasan aku ingin menjadi anggota eksekutif di Grup Konohana, alasan aku ingin menjadi anggota OSIS, alasan aku berusaha keras dalam permainan manajemen semuanya karena alasan itu.

... Kalau begitu, tidak bisa.

Aku tidak bisa menerima uluran tangan Hinako di sini.

Jika aku menerima perlindungannya, aku tidak akan pernah bisa setara dengannya.

... Maaf, Hinako.

Aku menundukkan kepala dan berkata.

Aku tidak bisa menerima tawaran itu.

... Eh?

Mungkin jawabanku sangat tidak terfuga sama sekali sehingga membuat Hinako mengeluarkan suara lirih.

Ke-Kenapa...?

Aku tidak bisa diselamatkan dengan belas kasihan.

Pertama-tama, tidak ada alasan bagi perusahaan Hinako untuk mengakuisisi perusahaanku. Bukan karena dia melihatku sebagai target investasi. Hinako hanya tulus ingin membantuku yang sedang kesulitan.

Dengan kata lain, itu bukan karena alasan bisnis atau semacamnya... Hanya kebaikan hatinya semata.

Itulah mengapa aku tidak bisa menerimanya.

... Aku ingin setara dengan Hinako.

Jika aku berada di bawah perlindungan Hinako, aku tidak akan pernah bisa setara dengannya.

Di Akademi Kekaisaran, ada banyak siswa yang mengagumi Hinako dari jauh, memandangnya dengan tatapan kagum dan memujinya.

Tapi aku, meski ini mungkin terdengar kasar, tidak ingin menjadi seperti mereka.

Aku tidak ingin hanya memandangnya dari jauh. Aku tidak ingin menjadi bawahannya.

Aku ingin menjadi seseorang yang pantas berdiri di sampingnya.

Jadi, bisakah kamu percaya padaku? Aku akan mengatasi masalah ini dengan kemampuanku sendiri. ... Jika aku mengandalkanmu di sini, aku merasa aku tidak akan pernah bisa berdiri di sampingmu.

Aku menyampaikan isi hatiku.

Setelah terdiam sejenak, Hinako akhirnya menanggapi dengan...

... Baiklah.

Hinako keluar dari ruangan dengan wajah tertunduk. Telinga yang terlihat dari sela-sela rambutnya terlihat memerah.

....Apa aku membuatnya marah?

Aku tahu Hinako tidak memandang rendah diriku.

Hinako pasti tulus ingin membantuku dengan kebaikan hatinya. Jadi wajar saja jika dia merasa kesal karena aku menolaknya.

Tapi... Ini adalah sesuatu yang tidak bisa aku kompromikan.

Sekarang saatnya aku membuktikannya dengan tindakan.

... Baiklah!

Sembari menyemangati diriku sendiri lagi, aku kembali menghadap layar laptopku lagi.

 


Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama