Hanayome wo Ryakudatsu Jilid 2 Bab 4 Bahasa Indonesia

 Chapter 4

 

“Woahh~! Luas sekali~!”

“Jadi ini yang disebut vila!? Terima kasih, Nene!”

Yokoyama-san melompat-lompat kegirangan, sementara Nakamura-san mengulurkan kedua tangannya dan mengekspresikan rasa kagumnya dengan sepenuh hati. Kami berada di vila keluarga Fujisaki yang terletak di kawasan resor Tateyama, di Semenanjung Boso, Prefektur Chiba. Interiornya didominasi warna putih dengan ruang tamu yang tinggi dan terbuka, serta dinding kaca di bagian depan yang menawarkan pemandangan yang megah.

Ada balkon yang luas, dan sepertinya sangat menyenangkan menghabiskan waktu di sana sambil merasakan semilir angin malam. Bagian dapurnya juga dibangun dengan meja dapur marmer yang elegan.

“Karena Nene bukan yang membangunnya, aku akan mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu, ya”

“Ya! Terima kasih, Papa Nenechi, Mama Nenechi!”

Meskipun orang tua Nene tidak ada di sini, Yokoyama-san mengucapkan terima kasih dengan suara keras. Nene-chan tersenyum melihat mereka yang ceria.

Tentu saja, hotel yang dikelola oleh Grup Fujisaki berada dekat sini, tetapi mereka lebih memilih vila ini untuk menikmati waktu dengan sedikit orang dan merasa lebih bebas.

“Terima kasih, Arata-san, sudah mengemudikan sampai sini. Semua orang sangat menikmatinya.”

“Sama-sama”

Dibutukan waktu kurang dari dua jam melakukan perjalanan dengan mobil dari Tokyo, sedangkan jika menggunakan kereta bisa memakan waktu hampir tiga jam dengan beberapa kali pergantian, jadi aku mengusulkan untuk pergi dengan mobil agar lebih mudah membawa barang.

Di dalam mobil, ada kuis intro anime yang dipandu oleh Nakamura-san yang membuatku berkompetisi sengit dengan otaku, dan ada juga momen ketika Yokoyama-san berusaha memakan banyak camilan dan diingatkan oleh Nene-chan, “Nanti kamu tidak bisa makan malam”.

Selama perjalanan, kami berhenti di area layanan dan menemukan 'Dekakawa' yang merupakan produk lokal, jadi aku membelinya. 'Dekakawa' yang terbuat dari kulit kacang tanah, hasil produksi Chiba, terlihat sedikit konyol dan menggemaskan.

Saat aku mengingat kembali peristiwa selama perjalanan.

“Nee, Arata-san, meskipun berkendara bersama semua orang itu menyenangkan──

Nene-chan berjinjit dan mendekatkan wajahnya ke telingaku,

“Suatu saat aku ingin pergi berkendara berduaan saja nanti”

Dia berbisik agar hanya aku yang mendengarnya. Setelah itu, dia tersenyum menggoda dan berlari menuju Nakamura-san dan Yokoyama-san.

Kemudian, mereka bertiga, Nakamura-san, Yokoyama-san, dan Nene-chan, berfoto selfie dengan latar belakang pemandangan yang indah untuk mengabadikan kenangan perjalanan. Melihat dia bersenang-senang dengan teman-temannya, dia tampak seperti gadis remaja SMA pada umumnya, namun terkadang Nene-chan terlihat sangat dewasa.

Aku merasakan sedikit panas di wajahku akibat desahan lembut yang terngiang di telinga.

“Semua orang terlihat baik-baik saja, ya”

Otaku-kun menghela napas dan duduk di tanah dengan lemas setelah menurunkan barang-barangnya. 

“Otaku-kun, apa kamu baik-baik saja? Jangan-jangan kamu mengalami mabuk mobil atau semacamnya?”

“Ya, entah bagaimana itu bisa diatasi. Aku biasanya cepat mabuk, tapi karena cara mengemudi Ichinose-sensei yang bagus, jadi aku baik-baik saja. Hanya saja, mungkin aku sedikit gugup karena sudah lama tidak pergi dengan banyak orang.”

“Aku memahami perasaan itu.”

“Apa Ichinose-sensei juga merasakannya?”

“Iya, aku bisa berbicara dengan lancar jika satu lawan satu, tetapi jika banyak orang, aku harus menunggu momen untuk berbicara dan lebih berhati-hati dari biasanya, jadi aku memang terasa tegang.”

“Betul sekali! Aku juga merasa begitu! Ah, senang sekali mendengar Ichinose-sensei merasakan hal yang sama! Aku merasa dekat dengan orang yang bersinar seperti Anda juga memikirkan hal-hal seperti ini.”

Otaku-kun menggenggam kedua tanganku seolah ingin membungkusnya. Aku penasaran, dia menganggapku seperti apa. 

“Aku sama sekali tidak bersinar, kok. Justru Otaku-kun yang bersinar.”

“A-Aku?

“Iya, kamu sangat antusias dengan hobi dan memiliki kepercayaan diri yang kuat, bagiku itu sangat menakjubkan.”

“Be-Begitu ya.”

Meskipun ia merendah, wajah Otaku-kun tampak tersenyum. Reaksinya yang jujur sangat menyenangkan. 

“Apa yang sedang kalian berdua lakukan di sini?”

“Kalian sampai berpegangan tangan segala, terlihat mencurigakan.” 

“Wah, Fujisaki-san!? Bu-Bukan apa-apa, jadi tenang saja!”

Otaku-kun melepaskan tanganku dan mengibaskan kedua tangannya. 

“Baiklah, kami sudah mengambil foto di vila, sekarang ayo kita berangkat, kalian berdua!”

“Eh, Nakamura-san. Kita ‘kan baru saja tiba, memangnya kita mau kemana dengan membawa barang?”

Mendengar pertanyaan Otaku-kun, Nakamura-san tampak sangat senang seolah sudah menunggu saat ini. 

“Tentu saja, ke pantai!”

 

◇◇◇◇

 

Pantai berpasir putih dihiasi oleh payung-payung berwarna-warni. Di depannya, permukaan laut berwarna biru jernih berkilau di bawah sinar matahari yang terik. Aroma laut yang dibawa angin laut menggelitik hidungku, memberikan sensasi nyata bahwa kami sudah sampai di pantai. 

Ichinose-sensei, ada banyak sekali orang di sini!”

“Iya, benar. Karena ini adalah pantai yang populer untuk berwisata.”

Setelah kami tiba di pantai, aku dan Otaku-kun yang sudah selesai berganti pakaian lebih dulu dibandingkan para wanita, berdiri berdampingan sambil melihat ke arah pantai. 

Aku mengenakan celana pendek pantai dan jaket zip-up yang tipis, sedangkan Otaku-kun mengenakan celana pendek pantai dan rash guard. Saat masuk ke laut, aku berencana untuk melepas atasan, tetapi untuk melindungi dari sinar matahari yang kuat, aku perlu mengenakan pakaian lengan panjang. 

Kami berangkat pagi dan tiba di siang hari, segera setelah tiba, kami memutuskan untuk berenang di laut berkat satu kalimat penuh semangat dari Nakamura-san. Nene-chan dan Yokoyama-san tidak terkejut, jadi mungkin itu memang rencana awal mereka.

Dalam perjalanan kali ini, aku dan Otaku-kun mengikuti apa yang ingin mereka lakukan. Setelah menaruh barang-barang, kami segera menuju pantai terdekat, tetapi karena musim liburan musim panas, area pantai sudah ramai dengan banyak orang. Kami tiba tepat saat puncak keramaian. 

“Di sana terlihat seperti pulau kecil, ya. Tapi sepertinya di sana bisa dijangkau melalui jalur darat dari pantai berpasir, jadi apa itu masih bisa menyebutnya sebagai pulau?”

“Ada beberapa tempat yang bisa disebut pulau meskipun tidak dikelilingi laut. Pulau-pulau yang terhubung ke daratan melalui gundukan pasir disebut pulau terhubung. Pulau itu dulunya terpisah oleh laut pada zaman Meiji, seperti yang kamu bayangkan, tetapi akibat pergeseran kerak bumi, daratan terangkat dan pada zaman Showa menjadi bentuknya yang sekarang.”

“Perubahan bentuk bumi seiring waktu itu romantis, ya.”

“Iya, romantis.”

Aku mengangguk mengikuti Otaku-kun yang mengangguk sambil menyilangkan tangan. 

Bahkan bentuk tanah yang tampak tidak berubah pun bisa berubah seiring waktu. Mungkin pikiran besar bahwa tidak ada yang abadi di bumi ini muncul karena suasana terbuka saat bepergian. 

“Hebat sekali, Sensei, kamu mengetahui banyak tentang pulau ini!”

“Meskipun spesialisasiku matematika, jadi gelar guru tidak ada hubungannya. Ketika Nene-chan memberi tahu tempat menginap, aku mencari tahu tentang fasilitas dan tempat terkenal di sekitarnya.”

“Bisa mencari informasi itu sendiri saja sudah luar biasa. Sejak perjalanan dengan Nakamura-san dan yang lainnya diputuskan, aku merasa sangat gugup dan tidak bisa melakukan apa-apa… Ichinose-sensei benar-benar dewasa.”

Otaku-kun menggaruk kepalanya seolah merasa malu dengan ketidakmampuannya. 

Biasanya, aku mencari informasi agar semuanya berjalan lancar, tetapi sebenarnya aku mungkin sudah menantikan perjalanan ini dalam hati. Menyadari hal itu, aku tersenyum kecut mendengar diriku disebut dewasa dan menyadari ketidakcocokan antara tindakan itu. 

“Ngomong-ngomong, apakah Nakamura-san dan yang lainnya belum datang?”

Otaku-kun melihat sekeliling dengan gelisah. 

“Hmm, mungkin mereka membutuhkan banyaj waktu untuk berganti pakaian. Sementara itu, kita bisa menyiapkan payung dan tikar, sepertinya ada rumah pantai di sana.”

“Baik!”

Kami menyewa payung dan tikar di rumah pantai dan mulai bersiap, tapi tidak memakan waktu lama untuk menyiapkannya

Untuk menancapkan payung ke pasir pantai, perlu menggali lubang agar bisa tertancap dalam, tetapi untungnya, barang sewaan itu dilengkapi dengan pemberat, jadi kami hanya perlu meletakkannya. 

“Eh, lihat di sana deh.”

“Wah, mereka bertiga kelihatan cantik dan imut ya.”

Ketika kami selesai bersiap, suara keramaian yang berbeda dari suara ombak terdengar di telingaku

Aku melihat ke arah pandangan orang-orang yang berdengung di sekitarku. 

“Sinar matahari kuat banget, ini sih cuaca yang sempurna di pantai!”

“Yeay, ke pantai! Himarichi, Nenecchi, ayo kita foto-foto nanti!”

“Fufufu, mari kita ambil banyak foto bersama.”

Ada tiga gadis cantik berdiri berjejer dengan pakaian renang di latar belakang laut yang jernih, seolah-olah baru saja melompat keluar dari majalah.

Di sana ada Nakamura-san yang berjalan sambil membuat bayangan di wajahnya dengan tangan, di sampingnya Yokoyama-san yang memegang bola pantai dan bersenang-senang, serta Nene-chan yang melihat mereka dengan penuh kasih. Bukan hanya para pria saja, bahkan para wanita pun, mengarahkan wajah mereka dan melihat ketiga orang tersebut. Para pria memandang mereka dengan tatapan penasaran, sementara dari wanita ada tatapan iri, tetapi ketiga orang itu tampak tidak peduli, mungkin karena sudah terbiasa.

Nakamura-san memakai bi-bi-bi-bikini!? Daya hancurnya terlalu luar biasa!

Ahaha, sepertinya penampilan bikini Himaricchi sangat efektif untuk Otakucchi.”

Melihat reaksi Otaku-kun yang memegangi dadanya dan berjongkok, Yokoyama-san menunjuknya dengan tertawa lucu.

Reaksimu terlalu berlebihan, Otaku-kun. Apa kamu mau lihat lebih banyak?

N-Nakamura-san!? Kamu terlalu dekat!

Hoi hoi, Nenechi juga harus mencontoh dengan baik seperti Himaricchi.

Ya, benar juga.

Usai mendengar kata-kata Yokoyama-san, Nene-chan mendekat dengan senyum nakal.

Aku sedikit tersentak ketika Nene-chan yang mengenakan baju renang, berjalan mendekatiku. Bikini hitam yang sederhana menciptakan kontras yang kuat dengan kulit putihnya, menonjolkan keindahan tubuh Nene-chan yang ramping namun tetap feminin. Hiasan perak menjadi aksen, dan dikombinasikan dengan choker yang selalu dipakainya, penampilannya memberikan kesan berani sekaligus stylish.

Bagaimana menurutmu, Arata-san?

Nene-chan bertanya sambil menggabungkan tangannya di belakang, tapi aku penasaran apa dia menyadari bahwa hal itu akan menekankan payudaranya dan membuatku sulit untuk memfokuskan pandangan mataku. Sebenarnya, apa aku boleh menjawab ketika diminta pendapat tentang baju renangnya? Aku tidak tahu jawaban yang tepat untuk baju renang.

Kamu terlihat cocok dan sangat imut.

Beragam kata pujian muncul di kepalaku, tetapi yang keluar dari mulutku hanyalah kata-kata aman.

Eh, hanya itu?

“Ichinose-sensei, kamu hanya mengatakan itu setelah melihat penampilan Nenecchi yang seksi begini?

Yokoyama-san dan Nakamura-san menatapku dengan tatapan tajam.

Nene-chan memang terlihat sangat menarik dalam penampilan baju renangnya, namun aku ragu untuk mengatakannya. Lebih dari itu.

Maaf, tolong pakai ini.

Aku melepas hoodie yang aku kenakan dan memberikannya kepada Nene-chan. Mau tak mau aku merasa sangat terganggu oleh tatapan pria-pria yang mengarah ke kami.

In-Ini... bukan kemeja pacar, tapi hoodie pacar!

Jangan menunjukkan penampilan itu kepada pria lain... sesuatu seperti itu ‘kan!

Yokoyama-san dan Nakamura-san bersorak kegirangan. Yah, aku tidak bisa membantah bahwa aku merasa tidak nyaman dengan tatapan di sekitar kami.

Tapi, sayang sekali menyembunyikan baju renang yang sudah dipilih dengan susah payah.

“Iya sih, tapi  Miu, coba deh lihat wajah Nene.”

Ehehe...

Ah, Nenecchi kelihat sangat senang karena diberi hoodie."

“Dengan kata lain, begitulah.

Melihat Nene-chan yang tersenyum sambil tersipu malu, sepertinya kedua orang itu setuju. Aku tidak tahu apa yang mereka setujui.

Untuk mengubah alur pembicaraan, aku mengajukan sebuah usulan.

Baiklah, bagaimana kalau kita makan dulu sebelum bermain? Aku yakin kalian belum makan apa-apa sejak sampai di sini, kan?

“Kalau dipikir-pikir, Miu memang merasa sangat lapar!

“Usulan yang bagus, Ichinose-sensei! Tentu saja yakisoba dan es serut tidak boleh dilewatkan!

Apa aku perlu membelikannya untuk kalian semua?” Otaku-kun mengajukan dirinya.

Tidak, tidak, tidak, ayo kita pergi beli bersama!” balas Nakamura-san.

Aku akan menunggu di sini, jadi kalian bisa pergi membelinya bersama-sama.

Karena harus ada seseorang yang menjaga barang bawaan, aku menyatakan diriku untuk itu.

Terima kasih, Ichinose-sensei! Tapi menunggu sendirian pasti membosankan, jadi Nene juga ikut menunggu denganmu.

Nakamura-san berkata demikian sambil memegang kedua bahu Nene-chan dari belakang.

“Ummm, kalau semua setuju, mungkin aku akan melakukannya.”

Miu sih tidak masalah!

Aku juga tidak keberatan.

Tidak, aku bisa menunggu sendirian...

“Jangan khawatir~ tenang saja~. Aku akan membeli sesuatu secara acak, jadi kalian berdua santai saja.

Nakamura-san dan yang lainnya pergi meninggalkanku dan Nene-chan.

Aku berpikir bahwa lebih baik mereka memiliki pengalaman berkeliling stan makanan sebagai siswa, tetapi hasilnya menjadi tidak terduga. Dan kini, aku dan Nene-chan duduk di atas tikar di bawah bayangan payung.

Ketika aku masih menjadi pekerja kantoran dulu, aku tidak pernah punya waktu libur dan tidak pernah bepergian, jadi sulit untuk percaya bahwa aku berada di tempat yang ramai dengan orang-orang. Apalagi bersama Nene-chan dan teman-temannya, rasanya aneh.

“Kamu yakin tidak mau ikutan pergi bersama mereka, Nene-chan?

“Habisnya, aku tidak bisa membiarkan Arata-san sendirian.

Dari cara bicaramu, seolah-olah aku ini anak kecil.

Karena Arata-san tidak bisa hidup tanpa bekal Nene, kan? Orang seperti itu pasti masih anak-anak.

Fufufu, Nene-chan tertawa anggun, membuatku tidak bisa berkata apa-apa.

Mengapa aku mengucapkan hal itu pada hari itu? Meskipun itu adalah perasaanku yang sebenarnya, tapi mengingatnya saja sudah membuatku malu.

“Nee, Arata-san, itu...

Tiba-tiba, Nene-chan menunjuk sesuatu. Ketika aku mengikuti arah jarinya, terlihat sekelompok dua pria dan dua wanita sedang berdebat.

Sekilas, aku khawatir Nakamura-san dan Yokoyama-san mungkin sedang diganggu, tetapi sepertinya tidak. Namun, dari cara pria yang terus mendesak dan wanita yang tampak kesal, jelas itu adalah situasi upaya rayuan.

Itu... Nene-chan, aku akan pergi sebentar.

Di pantai yang penuh suasana menyenangkan ini, aku tidak bisa membiarkan keributan terjadi. Aku berdiri dan mendekat.

Kamu imut sekali, ya.

Kamu menyebalkan.

“Kamu cantik banget, Onee-san. Gimana kalau kalian menikmati laut bersama kami!?

“Sayangnya, aku tidak berniat menghabiskan waktu denganmu. Bisakah kamu berhenti berbicara?

Meskipun suasananya sangat tegang, kedua pria itu tetap berani mendekati mereka. Entah mereka sangat berani atau tidak peka. Apa orang-orang seperti ini tidak peduli jika lawan bicara mereka tidak menyukainya? Mungkin mereka tidak peduli, itulah sebabnya mereka melakukan tindakan seperti merayu.

“Umm, apa kalian ada urusan dengan kenalanku?

Ini adalah kalimat standar untuk membantu orang lain, pengetahuan yang kudapatkan dari anime yang direkomendasikan Nene-chan. Dalam anime, ini adalah cara untuk memberikan tekanan pada orang yang mengganggu dengan berpura-pura menjadi kenalan orang yang sedang kesulitan. Meskipun ini hanya akal-akalan, tapi ternyata kali ini tidak demikian.

Eh... Arata-kun?

Se-Senpai!?

Karena kedua wanita yang terlibat di laut itu benar-benar kenalanku.

Salah satunya adalah senior di tempat kerja dulu, Miyoshi Yui-san. Dia mengenakan bikini sederhana yang menonjolkan proporsinya, dengan pinggang ramping dan garis otot perut yang samar. Tubuhnya yang merupakan kombinasi dari bakat alami dan usaha mau tak mau menarik perhatian. Biasanya dia adalah wanita cantik yang anggun, tetapi sekarang dia terlihat kebingungan karena aku menyapanya.

Satu laginya adalah junior di tempat kerja, Kitagawa Ibuki. Dia mengenakan bikini kotak-kotak dengan celana denim, dan menambahkan hoodie untuk mengurangi paparan kulit. Kakinya yang panjang tidak terlalu kurus, terlihat sehat. Dia menunjuk ke arahku dengan mata kucingnya yang khas, terlihat terkejut.

Tentu saja, Yui-san dan Kitagawa termasuk dalam kategori yang memiliki penampilan menarik, jadi tidak mengherankan jika mereka mendapat perhatian dari pria-pria yang terpengaruh suasana musim panas.

Namun, bukannya Yui-san seharusnya sudah kembali ke Amerika? Mengapa mereka berdua ada di sini? Apa mereka memiliki hubungan? Ada banyak pertanyaan muncul, tetapi saat ini bukan waktunya untuk memikirkan itu.

“Ap-Apa yang kamu kamu? Apa kamu pikir aku akan takut hanya karena kamu sedikit lebih tinggi?

Wajahmu curang, tidak ada harapan menang. Ma-Maksudku, kamu benar-benar mengenal orang-orang ini? Jika kamu ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, sebaiknya minggir!

Dua pria penggoda itu terlihat panik saat melihatku. Biasanya, tinggi badan dan tatapan tajamku membuatku terlihat mengintimidasi, tetapi dalam situasi seperti ini, itu sangat berguna.

Aku benar-benar mengeenal mereka. Benar, kan Yui-san, Kitagawa?

“Kami bukan sekedar kenalan.

Eh?

Yui-san melepaskan pegangan tanganku dan aku merasa panik di dalam hati. Dia bilang akan kembali ke Amerika, dan jika dipikir-pikir, kemungkinan dia ada di sini sangat kecil. Apa mungkin dia hanya mirip orang lain?

Pria perayu itu mendengar kata-kata Yui-san dan mungkin berpikir bahwa aku datang untuk menggoda, lalu ia tertawa terbahak-bahak.

“Noh, dia bilang begitu, kan? Kami yang lebih dulu menyapanya. Cepat pergi saja, bro.

“Umm, ia bukan sekadar kenalan, ia adalah pacarku.

“Hah?”

Secara kebetulan, suara kami bertiga saling tumpang tindih bersamaan. Dalam keadaanku yang tercengang, Yui-san merangkul lenganku. Bersamaan engan sentuhan lengannya, aku merasakan kelembutan payudara Yui-san yang lembut melalui kain tipis dari bikini.

“Duhhh, Arata-kun, kamu ke mana saja sih sampai meninggalkanku? Aku malah dirayu oleh pria menyebalkan ini.

Yui-san, apa yang kamu bicarakan...

Saat aku mencoba bertanya dalam kebingungan karena situasi yang begitu mendadak, lenganku yang lain ditarik dengan kuat.

Ap-Apa yang kamu lakukan, Miyoshi-san! Orang ini justru pacarku, tau!

Ki-Kitagawa!?

Ketika aku menoleh ke samping, Kitagawa dengan wajah cemberut menatap Yui-san dengan tajam. Sesuatu yang lembut meskipun tidak terlalu mencolok mengenai lenganku. Aku merasa terkejut dengan jarak yang tidak biasa ini.

Tunggu, apa sebenarnya yang terjadi? Apa ini strategi untuk mengusir pria perayu dengan berpura-pura bahwa aku adalah pacarnya? Jika itu benar, maka jika Kitagawa ikut bermain, aku akan menjadi pacar mereka berdua dan situasi ini akan menjadi kacau.

Apa maksudnya ini?

Eh, orang ini punya dua pacar... ini Jepang, kan?

Rasanya jadi menyeramkan, ayo kita pergi saja?

Y-ya, sepertinya begitu.

Ekspresi pria perayu itu menunjukkan kebingungan, tetapi perlahan-lahan berubah menjadi ketakutan saat mereka mundur. Meskipun prosesnya berbeda dari yang aku bayangkan, tapi hasilnya lumayan memuaskan.

Terima kasih sudah menolongku, pacarku.

Terima kasih telah membantu. Pa~car~ku?”

Kalian berdua terlalu berlebihan.

Meskipun pria perayu itu sudah pergi, entah kenapa mereka berdua tidak mau melepaskan lenganku, dan sandiwara drama ini terus berlanjut. Saat aku mencoba menggerakkan tanganku untuk memisahkan mereka berdua, aku tidak bisa bergerak karena tidak tahu bagian mana yang akan aku sentuh. Mungkin karena situasi ini, Yui-san terus-menerus menyentuh dadaku dan perutku, sementara aku merasa Kitagawa menatap tubuhku dengan seksama. Seharusnya tidak ada yang baik dari menyentuh atau melihat tubuh pria seperti ini.

“Apa yang sedang kamu lakukan, Arata-san?

Tiba-tiba aku mendengar namaku dipanggil dari belakang, dan seolah-olah sinar matahari yang terik membuat panas tubuhku berkurang. Dengan canggung seperti boneka timah berkarat, aku hanya menggerakkan leherku untuk melihat ke belakang.

Nene-chan...? Meski kamu bertanya begitu, seperti yang kamu lihat. Aku sedang menyelamatkan kenalanku dari upaya rayuan.

Lagipula, orang yang pertama kali menyadari bahwa Yui-san dan yang lainnya sedang dirayu adalah Nene-chan. Dia pasti mengetahui itu.

Awalnya iya, tapi mulai dari tengah-tengah, kalian hanya berpelukan dengan msera, kan?

“Kami tidak sedang bermesra-mesraan kok.”

Kalau begitu, kenapa kalian saling merangkul begitu?

Meskipun dia tersenyum, aku merasa takut dengan nada tenangnya. Di pantai yang panas ini, aku merasa seolah-olah ada badai salju di sini, membuatku menggigil. Pokoknya, jika dibiarkan terus, ini akan menjadi masalah.

“Rasanya, lebih tepatnya aku yang dirangkul. Maaf, Yui-san, bisakah kamu melepaskanku? Lihat, Kitagawa juga cepat.

Ufu, sayang sekali.

“Maaf, Senpai...

Yui-san melepaskan lengannya dengan senyuman yang bersinar. Ternyata dia menikmati situasi ini, ya? Kitagawa tampak panik saat menjauh dan menempelkan kedua tangannya di pipinya, seolah-olah merenungkan, Kenapa aku melakukan itu? Dia terlihat hati-hati, tetapi dia bisa bersemangat di tempat yang tidak terduga. Mungkin dia melakukan ini karena terpengaruh oleh tindakan Yui-san.

Yui-san, kenapa kamu bisa ada di sini?

Nene-chan mengajukan pertanyaan kepada Yui-san. Benar, aku juga ingin mengetahuinya. Ketika aku menolak ajakannya untuk pergi ke Amerika sebelumnya, apa kata-kata Kalau begitu, aku akan pulang itu bohong?

Pada hari itu, bukannya kamu bilang akan pulang?

Aku memang bilang akan pulang, tapi aku tidak bilang akan kembali ke Amerika, ‘kan? Tang kumaksud ialah aku kembali ke Jepang dari Amerika.

Apa-apaan itu? ....me-membuat bingung orang saja.

Kemudian Yui-san melanjutkan seolah-olah sudah menebak pertanyaan kami.

Perusahaan Amerika tempatku bekerja mempunyai rencana untuk membuka cabang di Jepang, jadi selama periode itu, aku mencari properti dan menyelesaikan kontrak di Jepang. Pada awalnya, aku dijadwalkan untuk ditugaskan ke Jepang sebagai anggota awal pendirian, tetapi aku masih berpikir tentang itu. Jika Arata-kun datang bersamaku ke Amerika saat itu, aku bisa menyelesaikan urusan kontrak dan tetap di sana, tetapi kamu bilang ingin tetap di Jepang, kan? Jadi, aku memutuskan untuk pulang ke Jepang. Aku masih belum menyerah untuk mengajakmu.”

Melihat ekspresiku, Yui-san mengibaskan rambutnya dan tersenyum dengan percaya diri seperti raja yang berhasil dengan rencananya. Mau tak mau aku jadi mengagumi keberaniannya untuk bercanda dalam skala seperti ini.

Baru-baru ini, aku resmi ditugaskan ke cabang Jepang. Dan hari ini aku menjadi pengajar seminar sebagai pembicara eksternal dalam perjalanan pelatihan Ichinose Shoji.

Apa ini untuk membangun hubungan dengan Ichinose Shoji, perusahaan terkenal di Jepang?

“Kamu memang cerdas sekali, Arata-kun. Ya, begitulah.

Perusahaan tempat Yui-san bekerja terkenal di Amerika, tetapi jika ingin memperluas skala di Jepang, memiliki hubungan dengan perusahaan lain adalah langkah yang bijak. Yui-san sebenarnya adalah mantan karyawan Ichinose Shoji. Mungkin karena hubungannya itu dia dipilih sebagai pembicara seminar.

Setelah mendengar penjelasan Yui-san, aku mengerti mengapa mereka berdua ada di sini. Namun, sungguh kebetulan bahwa perjalanan pelatihan perusahaan dan tujuan perjalanan kami sama.

Hari ini adalah hari terakhir perjalanan pelatihan, dan sekarang adalah waktu bebas. Ketika aku mendengar dari Arata-kun bahwa kamu memiliki junior selama aku berkunjung rumahmu, aku tidak bisa banyak berbicara selama pelatihan, jadi aku berpikir untuk berbincang santai berdua sambil bersantai. Anak ini benar-benar imut. Tapi dia juga sedikit keras kepala, mirip denganmu, Arata-kun.

Meskipun tidak seburuk diriku, Kitagawa terlihat dingin saat bertemu orang baru. Sekarang dia sudah bisa berkomunikasi dengan orang-orang di departemennya, tetapi awalnya itu sangat sulit. Jika dipikir-pikir, mungkin Kitagawa dan aku memiliki kesamaan.

Miyoshi-san, tolong hentikan. Rambutku jadi berantakan.

Eei~, uiri uiri.

Kitagawa menunjukkan perlawanan saat Yui menariknya lebih dekat dan membelai kepalanya.

Setelah berhasil menjauh dari tangan Yui-san, Kitagawa merapikan rambutnya dan menatap Nene-chan.

“Umm, Senpai, siapa gadis itu?

“Gadis ini adalah Nene-chan, dia umm...

Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya, adik perempuan mantan tunanganku? Jika aku mengatakan itu sekarang, hal itu pasti akan membuat situasi menjadi rumit. Tentu saja, aku tidak bisa memperkenalkannya sebagai muridku. Rasanya juga berbeda dengan teman.

Saat aku sedang merenungkannya, Nene-chan yang berada di belakangku seketika mendekat.

“Senang bertemu denganmu, namaku Nene, istrinya Arata-san.

“Is-Istri!?

Hei, Nene-chan, apa yang baru saja kamu katakan?

Nene-chan meminta maaf sambil menjulurkan lidahnya dengan nakal. Sepertinya dia tidak merasa menyesal. Dia mungkin berusaha menjadikan interaksi ini sebagai kebiasaan.

Melihat Kitagawa yang terkejut, aku berusaha menjelaskan.

Dia adalah gadis yang akrab denganku.

Setelah berpikir demikian, aku memutuskan bahwa penjelasan ini yang paling tepat.

“Gadis yang akrab? Aku tidak pernah mendengar tentang itu!

Hmm, apa aku tidak pernah menyebutkannya? Saat kami berkeliling toko roti beberapa waktu lalu, aku memang bilang bahwa aku sedang belajar memasak, tapi aku tidak menyebutkan siapa yang mengajarkanku.

Kenapa kamu bersama gadis semuda ini...? Hmm? Sepertinya wajahnya familiar.

Kitagawa menatap wajah Nene-chan dan tiba-tiba bersuara seolah mengingat sesuatu. 

Ah! Kamu orang yang pernah kulihat di tempat pernikahan. Kamu adalah adiknya Fujisaki Himeno, kan!? Kenapa kamu bisa ada di sini!?

Karena Kitagawa juga hadir di tempat pernikahan itu, jadi sepertinya dia menyadari Nene-chan. 

Tenanglah dulu, Ibuki-chan, ada banyak hal yang terjadi.

Kitagawa, rincian tentang itu bukanlah pembicaraan yang pantas di sini di tepi laut. Kita bisa membicarakannya saat kita berkeliling toko roti lagi.

Baiklah, aku mengerti... Aku sedikit jengkel dengan raut wajah Miyoshi-san yang menyiratkan, 'Aku sebenarnya sudah tahu', tapi aku akan menahan diri di sini.

Kitagawa mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. 

Di sini adalah kawasan resor, dan aku tidak mempunyai waktu maupun tenaga untuk membahas hal-hal rumit. 

“Jadi kamu adalah mantan junior yang ikut berkeliling toko roti, ya? Selai aprikotnya enak sekali.

Eh, bagaimana kamu bisa mengetahui itu? Dan jika kamu bilang enak, itu berarti kamu sudah mencobanya!? Bagaimana hal itu bisa terjadi!?

“Karena aku memakannya bersama Arata-san saat sarapan.

Sarapan bersama Senpai!?

Nene-chan berbicara kepada Kitagawa, tetapi sepertinya suasana di antara mereka kelihatan tegang. 

Apa jangan-jangan orang yang mengajarkan memasak kepada Senpai adalah kamu? 

Ya, akulah yang mengajarkannya loh? Aku datang ke rumahnya sekali seminggu untuk mengajarinya memasak. Sebelum memasak, kami juga pergi ke supermarket untuk berbelanja.

Bukannya mimpi yang menjadi kenyataan bisa berbelanja bersama di supermarket!?

Hehe, memang begitu.

Kitagawa yang lebih kecil dari Nene-chan mendengus seperti anak kucing, tetapi Nene-chan tampak dengan lincah menghindar. 

“Arata-kun, mari kita tinggalkan anak-anak muda ini, aku ingin kamu mengolesi sunscreen padaku.

““Kami takkan membiarkanmu pergi.””

Saat Yui-san menarik tanganku, Nene-chan dan Kitagawa yang sebelumnya tampak bersemangat kini berdiri menghadang. 

Yui-san, kamu mau pergi kemana dengan menyelonong begitu?

Miyoshi-san, bukannya kamu sudah mengolesi sunscreen saat mengganti pakaianmu!

“Ara~ara~, jadi kalian tidak terlalu terfokus pada pembicaraan kalian sendiri, ya?

Ketika aku mengamati dari pinggir lapangan, aku mendengar suara familiar yang berkata, “Rasanya sulit untuk bergabung dalam percakapan para wanita, ya”

Ohh, Arata, kebetulan banget.

Kyohei, kamu mengetahuinya, kan?

aku melemparkan kata-kata penuh kebencian kepada Kyohei, yang berjalan ke arahku dengan ponselnya sambil tertawa gembira. Saat kami berbicara tentang perjalanan di restoran kecil, aku memang sempat kepikiran dengan cara bicaranya yang aneh. 

Aku tahu bahwa kita akan datang ke tempat yang sama pada waktu yang sama, tapi bertemu di sini adalah kebetulan. Bagaimana dan di mana kita menghabiskan waktu bebas adalah kebebasan pribadi. Datang ke pantai pada waktu yang sama itu di luar dugaan.

Aku berharap itu benar, tetapi Kyohei hanya tertawa. Dia tipe orang yang berharap segala sesuatunya berjalan menyenangkan baginya. 

Ngomong-ngomong, kamu sedang merekam video?

Tentu saja lah, karena aku tipe irang yang menyimpan kenangan.

Kyohei dengan senang hati merekam Nene-chan, Yui-san, dan Kitagawa yang sedang saling memandang. Kyohei memang sering mengunggah video pendek sehari-harinya di media sosial

“Oh iya, Arata, apa kamu sudah mampir ke rumah pantai?

Ah, iya. Aku pergi untuk meminjam perlengkapan seperti payung dan lainnya, memangnya kenapa?

Jadi, kamu belum pergi ke warung yang ada di belakang, ya?

“Anak-anak lain sedang mengurus itu sekarang... 

Aku tidak mengerti apa yang ingin disampaikan Kyohei. 

Eh, apaan nih~ apaan nih~, Nenechi lagi di medan pertempuran!? 

“Uwaaa, ia dikelilingi oleh gadis-gadis cantik!

Aku sudah berpikir bahwa Ichinose-sensei memang populer, tapi aku tak menyangka sampai sehebat ini.

Saat kami membicarakan rumah pantai, Otaku-kun dan yang lainnya baru saja kembali dari berbelanja, mereka membawa yakisoba dan es serut, tapi mereka terlihat terkejut dengan situasi ini. 

“Kalian emua sudah kembali ya, tapi sepertinya kalian membutuhkan waktu lama buat membelinya.

Iya, sepertinya orang-orang di rumah pantai tidak terbiasa memasak, jadi mereka membuat makanan yang sangat hitam dan itu memperlambat semuanya... Tapi, daripada itu, apa yang sedang terjadi?

Aku berusaha untuk berbicara normal, tapi Otaku-kun dan yang lainnya meminta penjelasan tentang situasi ini. Sepertinya sulit untuk menutup mata pada kenyataan ini. 

Aku kebetulan bertemu dengan orang-orang dari tempat kerja lamaku.

Halo, namaku Kyohei, sahabat Arata dan mantan rekan kerjanya. Aku sudah mendengar sedikit tentang kalian dari pria ini. Senang bertemu dengan kalian! 

Kyohei menyimpan smartphone yang sedang merekam dan mulai berbicara kepada semua orang. 

Halo~ halo~, namaku Himari. Senang bertemu denganmu juga! 

Yeay, aku Miu! Salam kenal ya!

H-Halo, aku Otaku! Senang bertemu denganmu!

Kyohei memperkenalkan dirinya dan semua orang mengikutinya. Aku terkesan dengan bagaimana Kyohei memimpin suasana. 

“Pria ini tidak membuat suasana perjalanan kalian terasa berat, kan? Kalian baik-baik saja?

“Oi.

Tega-teganya ia mengatakan hal itu, padahal aku baru saja terkesan. 

Ti-Tidak! Tidak ada yang seperti itu! Ichinose-sensei telah banyak membantuku. Aku sangat berterima kasih karena telah memimpin perjalanan ini.

“Begitulah katanya, syukurlah, ya, Arata.”

Kyohei menepuk-nepuk bahuku. Meskipun ia mengatakannya dengan perhatian, aku merasa sedikit lega karena Otaku-kun menghargainya

“Nee, Kyohei-san, apa yang terjadi dengan ketiga orang itu? Medan perang?

Ah, Miu-chan. Itu jelas-jelas medan perang.

“Sudah kuduga begitu, ‘kan? Wah, gawat~~! 

Sejak tadi, Yokoyama-san bertanya apakah itu medan perang, dan Kyohei mengangguk sebagai jawaban, menunjukkan persetujuannya

Ketika Miu-chan langsung memanggilnya dengan panggilan Kyohei-san, aku merasakan suasana yang mirip di antara mereka berdua. 

Oi Kyohei, apa maksudnya dengan medan perang?

Itulah sebabnya kamu menjadi seperti ini, Arata.

Kyohei mengangkat bahunya dengan tampak putus asa, dan aku merasa sedikit jengkel dengan gerakannya yang aneh itu. 

Yah, memang begitulah sifat Ichinose-sensei.

Sepertinya ia memang sulit dihadapi, ya.

Ah, ahaha...

Nakamura-san dan Yokoyama-san juga. Apa maksudnya dengan kata begitu

Meskipun kata-kata itu abstrak, aku bisa merasakan bahwa itu tidak diucapkan dengan baik. 

Otaku-kun hanya tersenyum canggung tanpa berkata apa-apa. 

“Arata-san lebih menyukai nasi daripada roti, tau? 

Itu karena Senpai belum menemukan berbagai roti yang enak. Begitu ia memahami daya tariknya, aku yakin ia pasti akan beralih. Lagipula, roti dan kopi itu perpaduan yang sempurna.

Nene-chan dan Kitagawa saling menatap dengan tajam. Mengapa pembicaraan tentang makanan muncul di tempat yang begitu terbuka? 

Meski mereka baru pertama kali bertemu, mereka berdua sudah berdebat sengit.

“Padahal aku tidak masalah mana saja, apakah aku lebih menyukai nasi atau roti." 

Ichinose-sensei, ada hal yang tidak bisa dikompromikan dengan gadis-gadis.

Be-Benarkah?

Ya, benar. 

Semua orang selain aku yang memperhatikan mereka berdua ikutan mengangguk. Aku pikir nasi atau roti sama-sama enak... 

Aku akan dengan senang hati memakan apa saja jika Arata-kun yang memasaknya untukku.

Yui-san sih lebih mementikan minum alkohol daripada makan, kan?

Ahaha, mungkin itu benar.

Yui-san mencondongkan tubuhnya mendekat. Aku merasa kalau sedaj tadi, jarak di antara kami terasa dekat, tapi dia tidak sedang mabuk, kan? Mau tak mau aku merasa kesusahan ketika tubuhnya yang mempesona menempel padaku.

Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk membisikkan sesuatu kepada Yui-san saat kami semakin dekat. Aku berusaha agar tubuhku tidak terlalu terlihat. 

“Maaf, Yui-san. Hari ini aku menemani Nene-chan dan yang lainnya dalam perjalanan liburan mereka. Jadi, aku akan membawa Nene-chan kembali ke tempat semula.

Benar juga. Kita tidak bisa merepotkan lebih jauh, jadi kamu bisa menyerahkan Ibuki-chan padaku. 

Seperti yang diharapkan Yui-san, dia segera memahami niatku dan menyetujuinya. 

Kalian berdua, cukup sampai di sini. Nene-chan, semua orang sudah kembali dari berbelanja. Mari kita makan dengan cepat. 

“Sudah, sudah! Ibuki-chan, mari kita bercerita bersama. Aku akan menceritakan kisah Arata-kun saat dirinya masih karyawan baru.

Aku membawa Nene-chan, sementara Yui-san menarik Kitagawa, dan kami pun berpisah. 

Yui-san mengatakan sesuatu yang mencurigakan kepada Kitagawa, tetapi jika aku terlalu memikirkannya, itu tidak akan ada gunanya. 

Setelah itu, kami menikmati yakisoba, cumi bakar, dan jagung bakar yang merupakan makanan khas di rumah pantai yang dibeli oleh Otaku-kun dan yang lainnya

Meskipun bahan-bahannya tidak bisa dibilang berkualitas tinggi dan bumbunya sederhana, suasana di lokasi ini membuat makanan terasa jauh lebih enak. 

Setelah itu, kami bermain bola pantai yang sangat diinginkan oleh Yokoyama-san, lalu bersantai menggunakan pelampung di laut dan menikmati waktu berlibur. 

 

◇◇◇◇

 

Fujisaki-san, sudah kuduga, apa kami juga harus membantu?

Terima kasih, tapi semua orang sudah pergi belanja ke warung untuk makan siang, jadi biarkan kami yang menangani makan malam. Lagipula, semuanya sudah hampir selesai.

Aku mendengar percakapan antara Otaku-kun yang duduk di kursi halaman vila dan Nene-chan yang berada di dapur pulau di samping ruang tamu. 

Aku mendengarkan sambil menusukkan sayuran ke tusuk sate di samping Nene-chan. 

Otaku-kun memang anak yang baik ya.

Rasanya tidak enak jika cuma diam saja... 

Aku mengerti perasaanmu. Tapi jika aku atau Miu membantu, itu justru bisa berbahaya, jadi biarkan Nene dan lainnya yang menangani masakan.

Kalau begitu, aku akan mengikuti kata-katamu.

Masakan Nenecchi sangat enak loh!

“Aku jadi sangat menantikannya. 

Ah, karena kita sudah banyak bermain, perutku jadi lapar!

Di halaman vila, sepertinya mereka sangat menantikan makanan yang akan selesai. 

Aku menyusun tusuk sate sayuran di atas nampan. 

Nene-chan, ini tusuk terakhir yang selesai.

Terima kasih, Arata-san. Aku juga sudah menyelesaikan persiapan di sini.

Baiklah, kalian semua, bisakah kalian bantu membawa ini?”

Tiga orang di halaman datang membantuku ke dapur. 

Sementara mereka membawa, aku menyalakan arang. Ya, makan malam hari ini adalah barbekyu. Menurutku ini merupakan makanan yang sangat cocok untuk perjalanan musim panas. 

Vila milik keluarga Fujisaki ini memiliki ruang dan fasilitas yang cukup untuk mengadakan barbekyu di dalam halaman

Aku memasukkan bahan bakar ke dalam panggangan barbekyu, meletakkan arang di sekelilingnya, dan karena menyalakan arang itu memakan waktu, penggunaan bahan bakar merupakan hal umum menurut indormasi yang kutemukan di internet.

Aku menyalakan bahan bakar dengan menggunakan pemantik panjang. Setelah api benar-benar menyala, aku menggunakan kipas untuk memperbesar api, lalu menambahkan arang untuk memperluas nyala api. 

Woahh, Ichinose-sensei hebat sekali! Kamu terlihat seperti penyihir api!

Otaku-kun yang baru saja selesai menata bahan makanan di meja, melihatku dengan mata berbinar. 

“Apa Ichinose-sensei sudah berpengalaman dalam barbekyu?

Tidak, ini pertama kalinya.

Serius? Aku terkejut karena kamu sangat terampil!

Meskipun aku tidak memiliki pengalaman pergi keluar bersama banyak orang atau melakukan kegiatan outdoor, menonton video streamer outdoor sangat membantuku. 

Aku meletakkan jaring di atas panggangan dan menyusun bahan di atasnya untuk dipanggang. Sambil menunggu matang, masing-masing mengisi gelas kertas dengan minuman. Semua orang memberitahuku bahwa aku boleh minum alkohol, tetapi aku ragu untuk minum sendirian, dan karena besok aku harus menyetir pulang, aku juga memilih minuman non-alkohol. 

“Baiklah kalau begitu, apa kalian semua sudah mendapat gelas!? Ayo! Bersulang!

Kami bersulang mengikuti semangat Yokoyama-san. 

Selamat makan~!

Sebentar dulu, Miu, itu masih belum matang. Di sini.

Terima kasih, Nene-chan, kamu memang pengatur barbekyu.

Hehe, apa-apaan itu?

Nene-chan tersenyum sambil menutupi mulutnya. 

Pengatur barbekyu, meskipun julukan itu terdengar aneh, tapi entah kenapa terasa pas. Ternyata sulit untuk menilai apakah daging sudah matang, dan jika dibiarkan terlalu lama, dagingnya bisa gosong dan tidak enak dimakan. Karena Nene-chan mampu menilai itu, jadi dia benar-benar pengatur barbekyu. 

Pengatur, apa yang ini aman?

“Duhh, bahkan Himari sampai ikut-ikutan segala. Ya, aku rasa sudah pas." 

Kemudian, Otaku-kun dan aku mengikuti contoh Nakamura-san untuk menanyakannya pada Nene-chan. Rasa aman yang absolut sangat luar biasa. 

Mm~! Enak banget! Nene-chan juga pandai barbekyu!

Empuk dan sangat lezat!

Ini bukan sekadar daging yang dipanggang, tetapi bumbunya sangat terasa dan enak!

Hehe, terima kasih.

Nene-chan menunjukkan senyum yang tidak bisa disembunyikan. 

“Rasanya benar-benar enak. Aku tidak menyangka barbekyu bisa semenyenangkan ini.

Itu semua berkat bantuan Arata-san. 

Nene-chan berusaha bersikap merendah seperti itu, tetapi semuanya berkat dirinya. 

Pada awalnya, aku berpikir bahwa barbekyu hanya tentang memanggang bahan, tetapi ternyata tidak. Setiap jenis daging perlu dipersiapkan, menghilangkan kelebihan, memukul, atau menusuk dengan garpu untuk menghancurkan seratnya agar lebih lembut. 

Dengan memberikan bumbu yang tepat, kita tidak memerlukan saus tambahan. Mengenai bumbu, terkadang menggunakan garam atau rempah, jadi tidak semua daging dibumbui.

Aku hanya mengikuti instruksi Nene-chan. Meskipun begitu, aku merasa bisa membantu dan tidak hanya membiarkan Nene-chan mengurus semuanya. 

“Arata-san.

Ketika Nene-chan memanggil namaku, aku menyerahkan botol garam yang ada di dekatku. 

Ya, silakan.

Terima kasih.

Eh! Apa-apaan tadi itu!?

Yokoyama-san menghentikan tangannya yang sedang makan dan mendekati Nene-chan. 

Apa maksudmu? Aku hanya meminta garam.

Nene-chan menjawab seolah-olah itu hal yang biasa, padahal memang seharusnya begitu. 

“Tapi bagaimana Ichinose-sensei bisa tahu!? 

Nene-chan suka rasa yang ringan, jadi kupikir dia mungkin ingin memakanyan dengan rasa garam, dan kebetulan ada garam di sini, jadi aku cuma mengambilnya.

Cuma. Tidak, tidak, tidak, tadi dia hanya memanggil nama Sensei doang loh! 

Kalau dipikir-pikir, memang begitu...

Memang, kenapa aku bisa mengetahuinya, ya? Aku dan Nene-chan saling memandang dengan bingung. 

“Bukannya itu berarti kalian saling terhubung.

Itu terlalu berlebihan.

Otaku-kun!

“Ahem, yhwa, ada apa?

Saat Nakamura-san memanggilnya, Otaku-kun menjawab dengan mulut penuh makanan. 

Bisa minta tolong ambilkan teh?

Keuk. Baik, aku mengerti!

Jadi, begitulah yang biasanya.”

Sambil memperhatikan serangkaian interaksi itu, Yokoyama-san mengangkat jari telunjuknya. Ternyata, bisa berkomunikasi tanpa menyebutkan maksudnya merupakan hal yang cukup langka. 

Mungkin, alasan kenapa bisa memahami Nene-chan karena kami sering makan bersama. 

“Kalian berdua berdiri bersebelahan di dapur tampak seperti pasangan suami istri, kalian benar-benar kelihatan akrab. 

Pasangan suami istri? Miu, itu berlebihan.

“Habisnya memang begitu, ‘kan? Mereka mengenakan celemek yang serasi, dan terlihat cocok!

Yokoyama-san tersenyum ke arah kami. 

Apa itu berarti penampilanku dengan celemek sekarang sudah lebih baik? Karena celemek itu diberikan oleh Nene-chan, aku merasa senang jika dikatakan cocok. 

Setelah itu, meskipun Yokoyama-san dan Nakamura-san memberi tatapan hangat, kami tetap menikmati barbekyu. 

Naru beryama kalinya aku mencoba bumbu khusus untuk daging yang dibeli oleh Otaku-kun, tetapi rasanya berbeda dari garam atau saus dan rasanya sangat enak. 

Di antara semua makanan, onigiri panggang yang disiapkan Nene-chan di tengah-tengah sangat istimewa. Dia benar-benar mengoleskan minyak kedelai dengan kuas dan memanggangnya di atas arang, sangat profesional. 

Eh, teman-teman, boleh aku bicara?

Setelah selesai makan dan membereskan segala sesuatu, Otaku-kun mengangkat tangannya. 

Ada apa?

“Apa kalian tertarik, mencoba ini?  

Eh! Otaku-kun, bagus sekali!

Otaku-kun mengeluarkan set kembang api tangan yang dihiasi warna-warni dan berisi seratus lima puluh batang dengan huruf yang mencolok.

 

◇◇◇◇

 

Masing-masing dari kami memegang kembang api dan mendekatkan ujungnya ke lilin yang sudah disiapkan, lalu menyalakannya. 

Mula-mula terdengar suara pelan, kemudian partikel cahaya meletus dalam pola radial sambil mengeluarkan suara mendesis ringan. Percikan api berubah warna dari emas menjadi hijau, ungu, dan kemudian merah. 

Indahnya!

Yokoyama-san berseru kagum sambil memutar kembang api. Jejak cahaya membentuk lingkaran. 

“Rasanya sungguh menyenangkan bisa bermain kembang api di musim panas. Otaku-kun kamu hebat!" 

Wawawa, Nakamura-san, jangan mengelus kepalaku di depan semua orang!" 

“Hee, jadi tidak apa-apa jika tidak di depan semua orang, ya? 

“Bukan begitu maksudku...

Melihat Otaku-kun yang tampak gugup namun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya membuatku tersenyum. 

Setelah itu, kami semua membawa set kembang api yang disiapkan oleh Otaku-kun dan pindah ke tempat terbuka di dekat pintu masuk vila. 

Hehe, indah sekali ya.

Ya, benar sekali.

Aku dan Nene-chan memegang kembang api jenis sparkler. Berbeda dengan kembang api susuki yang dipegang Yokoyama-san, percikan api berbentuk kristal ini menyebar ke segala arah. Suara bachi bachi yang dihasilkan sangat meriah. 

Ketika aku mendengar suara elektronik yang menyenangkan, aku melihat ke atas dan melihat Nakamura-san memegang smartphone-nnya

Lihat, lihat, ini diambil sangat bagus!

Setelah menunggu hingga kembang apinya padam, Nakamura-san mendekat sambil mengarahkan layar smartphone-nya ke arah kami. Di sana, ada fotoku dan Nene-chan yang berdiri berdampingan, memegang kembang api dan tersenyum.

Smartphone terbaru dapat menangkap cahaya kembang api dengan jelas, pikirku sambil terkesan, tapi Nene-chan tiba-tiba mendekati Nakamura-san. 

“Jangan lupa mengirimkannya nanti!

Tentu saja!

Nene-chan yang jarang berbicara dengan nada tegas, membuat Nakamura-san sedikit terkesut, tapi dia segera mengacungkan tanda perdamaian. Mungkin ini adalah pemandangan yang biasa bagi mereka. 

Himaricchi, tolong fotoin  Miu juga dong~!

“Oke siap~!

Yokoyama-san dengan cepat menggerakkan tangan yang memegang kembang api sambil memanggil Nakamura-san. Gerakan itu sepertinya mencoba membentuk tanda hati. 

Nenecchi juga ayo ikutan! 

Ya, aku akan segera ke sana!

Nene-chan segera berlari menuju mereka. 

Aku yang tertinggal kemudian mendekati Otaku-kun yang sedang mengamati Nakamura-san dan yang lainnya. 

Terima kasih sudah membawa kembang api, Otaku-kun. Berkatmu, kami bisa bersenang-senang.

“Aku senang mendengarnya. Aku sangat ingin merayakan musim panas dengan teman-teman, jadi aku sangat bersemangat. 

Jadi, itulah sebabnya ukuran kembang apinya sampai sebanyak itu.

Kembang api yang dibawa Otaku-kun memiliki kapasitas besar, membuatku bertanya-tanya di mana ia menyimpannya dalam ranselnya. 

Dengan lima orang begini, sepertinya kami bisa bermain sepuasnya sampai merasa bosan. 

Ya, karena ini adalah musim panas terakhir di SMA, aku ingin membuat kenangan yang baik. Karena tahun depan, aku akan terpisah dari Nakamura-san. 

Wajar sekali bagi mereka untuk mengambil jalur yang berbeda setelah lulus SMA, baik melanjutkan pendidikan atau bekerja. Jarang sekali ada yang mengambil jalur yang sama. 

Otaku-kun, kamu ingin mengambil jalur apa?

Aku ingin melanjutkan ke fakultas teknik di universitas dan bercita-cita menjadi insinyur robot. Sejak kecil, aku menyukai robot karena pengaruh anime, tapi setelah melihat robot penyelamat yang beroperasi saat bencana di TV, aku merasa itu sangat mengagumkan.

Robot penyelamat tuh robot yang digunakan untuk pencarian dan pertolongan di tempat yang tidak bisa dijangkau manusia, kan?

Benar sekali. Sekarang juga sudah ada teknologi drone. Rasanya sedikit memalukan, tapi impianku waktu kecil adalah menjadi pahlawan. Namun, seperti yang kamu lihat, aku lemah dan tidak memiliki banyak stamina. Aku berharap bisa membantu orang lain meskipun aku seperti ini.

Itu adalah impian yang sangat mulia.

Terima kasih banyak, kata Otaku-kun sambil tersenyum malu, wajahnya tampak bangga. 

Otaku-kun, kalian sedang membicarakan apa?

Oh, Nakamura-san. Kami sedang membahas tentang jalur karier atau masa depan.

Jadi kalian sedang berbicara tentang impian! Itu topik yang sangat cocok untuk dibicarakan saat bepergian. Ngomong-ngomong, aku berencana melanjutkan ke universitas yang berhubungan dengan fashion karena aku ingin bekerja di bidang itu. Jika mengenakan pakaian bagus dan meningkatkan suasana hati, hari itu akan menjadi yang terbaik.

Setelah Nakamura-san, Yokoyama-san muncul dari belakang. 

“Kalau Miu ingin menjadi perawat. Aku mengaguminya sejak aku melihat betapa baiknya mereka ketika nenekku dirawat di rumah sakit beberapa waktu yang lalu.

Sungguh luar biasa sekali kalian semua sudah memiliki impian yang jelas sejak masih di SMA.

Ichinose-sensei, jalur apa yang kamu impikan saat masih di SMA dulu?

Setelah merasa sedikit ragu, aku berusaha menyampaikan dengan ringan agar tidak terasa berat. 

Aku hanya berpikir untuk masuk universitas yang bagus dan mengikuti jejak ayahku, jadi aku tidak memiliki masa depan yang aku impikan sendiri. Sekarang, aku mencoba berbagai hal yang ingin kulakukan.

“Menurutku itu juga hal yang sangat baik. 

Nene-chan datang terlambat dan mengangguk, mendukung perkataanku. 

“Kalau Nenecchi, apa impian masa depanmu?

Nene ingin menjadi istri yang hebat.

Senyum lebar Nene-chan membuat jantungku berdebar kencang. 

Aku memiliki banyak hal yang ingin dilakukan dalam pekerjaan, tetapi aku pikir penting untuk memiliki keluarga dan hidup bahagia, tidak peduli pekerjaan apa yang aku pilih.

“Aku setuju, pekerjaan bukanlah segalanya.

Aku ingin bersenang-senang bahkan setelah pulang kerja.

Sungguh mengagumkan bahwa seorang pelajar SMA sudah memikirkan tentang keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Saat aku masih pelajar, tujuanku hanyalah untuk masuk perusahaan yang baik dan mendapatkan pekerjaan yang baik. Mungkin pandanganku saat itu terlalu sempit. 

Ah, rasanya terlalu menyenangkan, aku jad tidak ingin pulang besok.

Karena kita semua adalah calon peserta ujian tahun ini. 

Ugh, setelah pulang harus belajar.

“Sudah, sudah, mari kita lupakan dulu kehidupan sehari-hari untuk saat ini!

Ya, benar juga!

Yokoyama-san dengan ceria memegang satu kembang api di setiap tangannya dan menyalakannya. 

Melihat hal itu, Otaku-kun bersemangat dan memegang masing-masing satu kembang api di antara jari-jarinya, totalnya ada delapan, dan mengayunkan tangannya sambil menunjukkan tarian otaku. Nakamura-san tertawa terbahak-bahak sambil merekam videonya

“Nee, Arata-san.

Nene-chan yang berdiri di sampingku bertanya dengan ragu. 

Apa Arata-san akan mendukung impianku? 

Tentu saja. Aku berharap impianmu bisa terwujud.

Karena aku sendiri tidak bisa mewujudkannya, jadi aku sangat berharap mimpinya bisa terwujud.

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama