Hanayome wo Ryakudatsu Jilid 2 Selingan 3 Bahasa Indonesia

 

Selingan — Bagian Mantan Tunangan 2

 

Himeno, tolong ambilkan air.

Ehhh, kamu bisa mengambilnya sendiri ‘kan, Minato-kun. 

Di dalam apartemen sempit, Himeno dan Minato sedang berbaring di atas dua futon berjejer. 

Tadi aku sudah mengambilkannya, kan? Lagipula, sepertinya kondisi tubuhku semakin memburuk dan aku merasa berat untuk bergerak. 

Aku juga merasa capek. Apa kamu tidak khawatir padaku, Minato-kun?

Himeno yang sedang memainkan ponselnya tiba-tiba bangkit dan mendekati Minato yang tidak bisa bergerak. 

Karena perubahan lingkungan, tempat tinggal yang tidak nyaman, dan makanan yang tidak memadai sebelumnya membuat kesehatan mereka terganggu. 

"Aku khawatir kok, tapi kita berdua saling mengerti, kan? Kalau kamu masih bisa bergerak, tolonglah. Sepertinya kamu masih punya waktu untuk main ponsel.

Enggak, ini sudah batas kemampuanku. Aku tidak bisa bergerak lagi. Aku hanya memainkan ponsel dengan jariku, jadi itu sama sekali tidak bikin capek.

Himeno jatuh kembali ke atas futonnya. Minato menggertakkan giginya saat melihat itu

"Himeno, sejak datang ke sini kamu terus-terusan main ponsel, tapi jangan bilang kalau kamu juga mengeluarkan uang untuk membeli item dalam game.

Aku tidak melakukan itu, kok.

Kalau begitu, kamu lagi ngapain?" 

Ah, jangan marah-marah begitu juga sih.

Lagipula, Himeno mulai berbicara. 

Bukannya itu salah Minato-kun juga karena tidur dengan kipas angin mengarah ke arahmu, kan?

“Itu sama sekali tidak benar. Itu karena aku lupa mengatur mode ayun, jadi kebetulan saja kipas anginnya hanya mengarah kepadaku.” 

“Masa sih? Padahal aku terbangun beberapa kali karena merasa tidak nyaman, dan saat itu aku menggerakkan kipas anginnya, tau? Tapi setiap kali terbangun, anginnya selalu mengarah ke Minato-kun.

“H-Hee, begitu ya. Aneh banget, mungkin itu barang cacat... Kenapa barang aneh begini bisa dijual ya?

Minato mengeluh tentang toko tempat dirinya membeli kipas angin, sementara Himeno menatapnya dengan tatapan tajam. 

Karena tidak tahan dengan suasana panas di apartemen tua yang tidak memiliki AC dan kondisi isolasi yang buruk, Minato segera mencari cara untuk memperbaiki kondisi. Tentu saja ia tidak bisa memembeli AC dengan gajinya, jadi ia berusaha membeli kipas angin. Itu hanyalah barang murahan yang dibeli toko barang bekas. 

Namun, kipas angin itu tidak rusak. Minato juga terbangun karena tidak nyaman dan mengatur kipas angin mengarah ke dirinya sendiri. Jadi, Minato dan Himeno hanya terlibat dalam permainan saling mengganggu di malam hari. 

Mungkin wajar jika Minato yang berusaha membuat dirinya nyaman justru mengalami masalah kesehatan. 

(Jika aku melakukannya dengan benar sejak awal, mungkin tidak akan terjadi seperti ini.) 

Minato berdiri dan menuju ke arah kulkas sambil mengingat kejadian kemarin.

 

◇◇◇◇

 

Ehhh! Minato-kun, kamu sedang tidak enak badan!? Kamu demam? Kalau begitu, serahkan saja padaku!

"O-oh... tolong, ya. 

Minato sudah belajar bahwa Himeno tidak memiliki kemampuan untuk menjalani kehidupan dengan baik, tetapi karena kondisi tubuhnya yang buruk, sehingga dirinya tidak bisa berpikir jernih. 

Karena merasa lelah dan tidak ingin melakukan apa-apa, ia langsung menerima tawaran Himeno, tetapi ia segera menyesali keputusannya. 

“Minato-kun, ini handuk basahnya. Sepertinya bagus kalau ditaruh di dahimu. 

O-oh. Makasih, ya.

(Himeno tidak punya cooling sheet, jadi dia membuatnya dengan handuk. Dia juga punya sisi yang baik...) 

Minato berusaha untuk menghargai kebaikan Himeno. 

"Ah, rasanya... tidak enak! Panas!! Apa-apaan ini?!

Minato mengibaskan handuk yang diletakkan di dahinya. Ia kemudian meraih handuk itu dan mengarahkannya kepada Himeno. 

Ini sih bukan handuk basah, tapi handuk uap! 

Eh, itu bukan handuk uap kok. 

Kalau begitu, kenapa rasanya panas sekali?

Umm, mungkin karena dibuat dengan air panas? Tapi itu ‘kan basah, makanya itu handuk basah!

Haaahhhh? Mana ada orang waras yang membuatnya dengan air panas?!

Karena aku melihat di internet kalau kamu berkeringat, katanya kamu akan lebih cepat sembuh.

"Di ruangan yang panas begini, kalau kamu meletakkannya di kepalaku, bisa-bisa aku bakalan mati. Hah.

Eh! Jangan mati! Minato-kun!

Himeno yang menganggap serius perkataan Minato langsung memeluknya. 

Ugh, sesak... Tidak apa-apa, tolong lepaskan...

Minato cepat-cepat menepuk punggung Himeno untuk melepaskannya. 

Alih-alih membaik, kondisinya justru semakin memburuk karena dirawat. 

 

◇◇◇◇

 

Ah, aku sudah berusaha merawatnya, jadi mungkin aku juga terjangkit.Uhuk uhuk

Himeno berpura-pura batuk. 

(Ini mantap sekali karena aku tidak perlu bekerja jika aku merasa tidak enak badan! Lagipula Minato-kun juga mengkhawatirkanku, dan bisa bersama di rumah seperti ini sangat menyenangkan.) 

Tanpa menyadari bahwa Himeno berpura-pura sakit, Minato membuka kulkas dan mengambil air serta minuman jelly. 

Minato tidak terlalu berharap pada makanan yang dimasak Himeno, jadi selama beberapa hari terakhir dirinya hanya makan minuman jelly yang hambar

Ah, sialan. Bulan ini juga aku harus membayar sebanyak ini lagi. Memangnya tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan sedikit mungkin tanpa perlu memikirkan biaya sewa?

Minato bergumam sambil memandang tumpukan tagihan utilitas yang berserakan di atas meja. Di antara tagihan itu, ia menemukan sebuah selebaran dan mengangkatnya. 

Lowongan kerja di resor? Bekerja dengan tinggal di asrama dan mendapat jaminan makanan? Ini dia!

 

 

Sebelumnya || Daftar isi || Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama