[LN] Saijou no Osewa Jilid 7 Bab 1 Bagian 2 Bahasa Indonesia

Bab 1Apa Yang Harus Dituju Oleh Tomonari Itsuki

Bagian 2

 

(Sudut Pandang Hinako)

Pada hari ini, Konohana Hinako telah bersiap sepenuhnya.

——Aku ingin membuat hati Itsuki merasa cenat-cenut.

Dia sangat ingin membuat pria yang tidak peka ini menyadari dirinya. Itulah yang sangat dipikirkan dirinya.

Pesta teh hari ini telah mendorong Hinako. Memang benar, akhir-akhir ini Itsuki tampaknya sering diajak bicara oleh para gadis, tapi dia tidak pernah menyangka akan sampai sejauh ini.

(Jika dibiarkan terus berlanjut, seluruh dunia akan menyadari pesona Itsuki...!)

Di dalam otak Hinako yang penuh imajinasi, Itsuki sedang dikerumuni seratus wanita sambil memiringkan gelas anggurnya dan tertawa hahaha. Masa depan seperti itu tidak boleh dibiarkan terjadi.

Baru beberapa saat yang lalu, Hinako membaca manga yang dia pinjam dari Yuri untuk mempelajari strategi kali ini. Itsuki mendatangi kamarnya saat dia sedang membacanya, jadi dia terburu-buru menutup manga itu.

Untungnya, Itsuki sepertinya belum mengetahui isi manga tersebut. Oleh karena itu, rencananya tidak akan mengalami hambatan apapun.

Sekarang saatnya untuk melaksanakan rencana tersebut

...Baiklah!

Hinako yang telah berganti pakaian renang, berjalan dengan penuh semangat menuju kamar mandi.

Itsuki... Maaf sudah membuatmu menunggu."

Ah, iya.

Itsuki sudah lebih dulu masuk ke dalam bak mandi.

Ia sedang membaca sesuatu yang tampaknya seperti dokumen sambil merendam kakinya di bak mandi.

Itu, laporan keuangan perusahaan? Kamu bisa membacanya?

Ya. Takuma-san memintaku untuk bisa membacanya."

Laporan keuangan itu adalah dokumen yang merangkum kondisi keuangan perusahaan.

Jika itu Itsuki yang sebelumnya, ia tidak tahu apa-apa tentang laporan keuangan, tapi sekarang tampaknya ia sudah bisa memahaminya.

Dia ingin memuji kepolosannya, tapi Hinako tidak dalam suasana hati untuk itu.

...Lagi-lagi kakaknya.

Lagi-lagi kakaknya yang itu mengganggu.

Hmm...

Ah, maaf. Sebaiknya aku tidak membicarakan Takuma-san lagi.

Itsuki tertawa canggung sambil meletakkan dokumen itu. Melihat wajahnya, Hinako menyadari bahwa dirinya saat ini sedang cemberut.

(Aku harus bersikap dewasa. Aku harus bersikap dewasa. Aku harus bersikap dewasa. ...Baik!)

Setelah mengingatkan dirinya sendiri tiga kali dan mengesampingkan kejengkelannya kepada kakaknya, Hinako duduk di samping Itsuki.

Ah, um... Hari ini aku merasa lebih lelah dari biasanya~...

Hinako berkata demikian sambil mencuri-curi pandang ke arah Itsuki.

“Aku ingin kamu membersihkan tubuhku juga~...

...Eh?

Badan Itsuki seketika membeku.

Tidak, maksudku, kita sudah berjanji untuk membersihkan badan sendiri-sendiri, ‘kan?

Tapi, hari ini aku benar-benar merasa Lelah, tau~...

Ucap Hinako sambil diam-diam mendekati Itsuki sedikit demi sedikit.

Bisakah kamu... membersihkan tubuhku~?

Hinako menatap Izuki dengan pandangan memohon.

Wajah Itsuki sedikit memerah.

Berhasil...!

Merasakan dampaknya, Hinako pun memutuskan untuk menyerang lebih jauh.

Di-Di sebelah sini juga... aku ingin kamu membersihkannya~?

“Tunggu!?

Hinako berkata sambil sedikit menyesuaikan tali di bahu baju renangnya.

Setelah mendengar itu, Itsuki jelas-jelas terlihat gugup.

Tapi, Hinako juga tidak bisa tetap tenang.

(Ap-Apa aku menyerangnya terlalu keras...?)

Di dalam manga shoujo biasanya seperti ini, tapi mungkin itu terlalu cepat baginya.

Aneh... Di dalam pikiran Hinako, dia seharusnya sudah menatap Itsuki dengan senyum menggoda yang dewasa. Tapi pipinya malah memanas, seperti baru saja keluar dari air panas.

Bagaimana dengan reaksi Itsuki...?

Hinako mengamati ekspresi Itsuki dengan gugup,

“....Itsuki?”

Itsuki mengalihkan pandangannya dengan wajah yang sangat serius seperti patung dewa pelindung di sebelah kanan.

“Hinako, ada hal penting yang ingin kubicarakan.

...Hm?

Itsuki tiba-tiba berkata dengan wajah yang terlihat sedang berusaha kerasa menahan emosi yang hampir meluap.

Eh? Reaksinya berbeda dari yang Hinako bayangkan...

Itu... sama sekali tidak senonoh.

Ti-Tidak senonoh...!?

Donn!!! Terdengar suara keras di dalam kepala Hinako.

Hinako sama sekali tidak ppernah menyangka akan mendapat reaksi seperti itu.

Meskipun terlambat, tapi wanita tidak boleh sembarangan memperlihatkan kulitnya. Ah tidak, sekarang memang sudah terlalu terlambat untuk mengatakan itu...

Itsuki berkata demikian dengan wajah yang sangat canggung.

Si-Siapa...

Wajah Hinako menjadi merah padam dan tubuhnya gemetar.

...Memangnya itu salah siapa!?

Padahal aku sudah berusaha keras karena Itsuki yang tidak peka...!

Hinako mengembalikan tali bajunya ke posisi semula, lalu menghela napas untuk meredakan kemarahannya.

...Tolong, cuci.

Dia mengatakan ini tanpa melakukan kontak mata dengan Itsuki.

"Rambutku. Cepat, dicuci.

Ba-Baik.

Itsuki dengan ragu-ragu mulai mencuci rambut Hinako.

 

◇◇◇◇

 

Itsuki menuju ke kamar Hinako sambil membawa sebungkus keripik kentang.

Setelah menerima laporan dari salah satu pelayan bawahannya, Shizune diam-diam mengikuti Itsuki yang sedang menuju ke kamar Hinako.

Namun, saat dia mengetuk pintu, tidak ada respon sama sekali dari dalam.

Apa jangan-jangan mereka sedang mandi? Dengan pemikiran seperti itu, Shizune bergerak menuju kamar mandi. Di ruang ganti, terlihat pakaian milik keduanya tergeletak.

Shizune diam-diam mengintip ke dalam dan menyaksikan apa yang terjadi.

(Ojou-sama... itu terlalu terburu-buru...)

Itsuki sangat menyayangi Hinako. Oleh karena itu, ia tidak akan melewati batas hanya dengan rayuan ringan. Dalam hal ini, Shizune sangat mempercayai Itsuki.

Jika ingin benar-benar menjatuhkan Itsuki... mungkin akan lebih efektif jika menciptakan suasana yang lebih serius dan berat. Selain itu, dia tampaknya sangat lemah terhadap fakta-fakta yang sudah terjadi.

(... Tidak, kenapa aku malah memikirkan hal-hal seperti itu?)

Sepertinya dia sangat terguncang melihat pemandangan yang aneh. Untuk menenangkan dirinya, Shizune menjauh dari kamar mandi.

Ada manga shoujo yang tergeletak di atas tempat tidur Hinako. Dia mengambilnya dan membaca isinya. ... Ah, begitu rupanya, tampaknya kali ini Ojou-sama mencoba meniru manga ini.

Shizune tanpa sadar menghela napas sambil memegang keningnya.

Sepertinya akan memakan waktu lama bagi Hinako untuk menyadari perbedaan antara manga dengan realitas.

Tiba-tiba, ada panggilan masuk ke dalam ponsel Shizune.

Ketika dia melihat layar ponselmua... Ah, ada masalah lain yang membuatnya ingin menghela napas.

Shizune terpaksa menjawab panggilan tersebut.

Ini salah sambung.

“Tidak, tidak, ini bukan salah sambung.

Dia hampir ingin memutus panggilan seketika itu juga, tapi orang di seberang tidak membiarkannya.

Dia meyakini kalau pria ini—Konohana Takuma— masih tersenyum dengan ringan dan tidak peduli sama sekali.

Lama tidak berjumpa, Shizune. Bisa minta waktumu sebentar?

Tidak bisa. Berbeda dengan seseorang, aku sangat sibuk.

Mengontrol kesibukan juga termasuk pekerjaan, lho. Sebagai kepala pelayan, kamu harus lebih pintar mendelegasikan tugas.

Meskipun Shizune mengatakannnya dengan niat sindiran, tapi Takuma malah menanggapinya dengan serius.

Dasar pria yang menyebalkan.

Aku membutuhkan data tertentu untuk pekerjaan, tapi aku sedang di luar dan tidak bisa mengakses server pusat. Apa kamu bisa mengirimkan daftar pelanggan dari D7 hingga D9 ke komputerku?

... Baiklah.

Jika dia menolak, pria ini pasti akan meminta orang lain. Itu akan menambah beban pekerjaan orang lain, jadi Shizune terpaksa menerima permintaan itu.

Takuma-sama. Apa yang Anda rencanakan terhadap Itsuki-san?

Pertanyaan itu juga pernah ditanyakan Hinako sebelumnya.

Setelah menyadari bahwa Takuma adalah pengamat Itsuki, Hinako curiga jangan-jangan kakaknya merencanakan sesuatu yang tidak baik, dan dia pernah menghubungi Takuma tentang hal itu.

Itsuki-san memainkan permainannya dengan baik....Jujur saja, ia berkembang lebih cepat dari perkiraan. Oleh karena itu, aku ingin tahu apa yang akan ia capai selanjutnya.

Tapi, game-nya akan berakhir dalam sekitar tiga minggu lagi, kan? Meskipun laju pertumbuhannya luar biasa, hasil akhirnya mungkin akan berakhir cukup biasa.

“Aku tidak sedang membahas soal game manajemen saja.

Ditambah lagi, sepertinya hasil akhir dalam permainan pun tidak akan berakhir biasa-biasa saja.

Takuma pasti memiliki firasat yang serupa, sehingga ia sengaja menjawab dengan ambigu.

“Pada akhirnya, kamu ingin menjadikan Itsuki-san orang seperti apa?

Setelah mendengar pertanyaan itu, Takuma terdiam sejenak.

Tumben sekali. Orang ini terlihat kesulitan menjawab.

... Awalnya, aku berniat menjadikannya seorang serial entrepreneur.

Serial entrepreneur adalah istilah untuk pengusaha yang terus-menerus mendirikan perusahaan baru. Mereka akan mendirikan perusahaan, lalu menjualnya setelah mapan, kemudian menggunakan hasil penjualan untuk mendirikan perusahaan baru lagi, dan terus begitu.

Tapi ternyata dia memiliki bakat berbisnis yang melebihi dugaanku. Jadi kupikir lebih baik kalau tidak usah mengambil cara yang berbelit-belit lagi.

Jadi menjadi serial entrepreneur itu hanya salah satu cara saja?

Ya. Sebenarnya itu hanyalah anak tangga untuk membuatnya belajar manajemen.

Ah, begitu rupanya. Memang, jika seseorang mengalami pendirian dan penjualan beberapa perusahaan, kemampuan manajemennya pasti akan terasah dengan baik.

Tapi menyebutnya sebagai cara berbelit-belit berarti...

Hal yang diinginkan Takuma dari Itsuki bukanlah sekedar membekalinya dengan pengetahuan manajemen yang luas.

Jadi, pada akhirnya, apa yang kamu inginkan dari Itsuki-san ialah...

Ya....Aku ingin ia menjadi diriku.

Kali ini Shizune mulai memahami sepenuhnya apa yang diinginkan Takuma dari Itsuki.

Itu bukan hal yang mustahil. Bahkan.... mungkin itu yang paling tepat.

Tanpa diragukan lagi Itsuki memang cocok untuk bidang itu. Ia pasti akan dapat berkembang dengan baik di sana.

Bukannya itu rencana yang bagus?

Takuma berkata dengan nada yang gembira.

... Apa kamu berencana membuat duplikat dirimu sendiri?

Ya. Bukankah itu ideal? Jika ada duplikat diriku di dunia ini, aku bisa mengerjakan dua kali lipat pekerjaan. Mungkin aku bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya kupikir tidak bisa kulakukan.

Itsuki-san tidak akan menjadi seperti dirimu.

Hinako juga pernah mengatakan hal yang sama padaku.

Shizune mendengar tawa kecil Takuma dari seberang telepon.

“Oleh karena itu, Shizune. Bisakah aku meminjam Itsuki-kun pada hari Jumat nanti?

Apa yang ingin kamu lakukan?

Takuma menjawab kepada Shizune bertanya dengan nada curiga.

Kunjungan sosial.

 

◆◆◆◆

(Sudut Pandang Itsuki)

Tiga hari kemudian, hari Jumat.

Karena hari Jumat adalah hari libur saat bermain game manajemen, jadi aku berencana untuk belajar di kamarku di rumah. Namun, setelah sarapan, Shizune-san memanggilku ke ruang kantor.

Dan di ruang kantor sudah ada Takuma-san.

Tanpa basa-basi lagi, Takuma-san langsung memberitahuku bahwa ia ada urusan denganku.

Urusan itu adalah...

Kunjungan sosial?

Ya.

Takuma-san balas mengangguk.

Aku akan menghadiri rapat umum pemegang saham untuk urusan pekerjaan, jadi kamu juga harus ikut.

... Memangnya bisa semudah itu bisa berpartisipasi dalam rapat umum pemegang saham? Jangan-jangan kamu menggunakan koneksi aneh lagi?

Haha, apa yang kamu bicarakan. Kamu adalah calon notaris, jadi kamu akan mengikuti pelatihan di rapat umum pemegang saham, bukan? Kebetulan sekali trainee sepertimu memiliki koneksi dengan perusahaan itu.

Tampaknya ia memang menggunakan koneksi anehnya lagi.

Akhirnya aku juga akan memanfaatkan jaringan Takuma-san yang luar biasa. ...Aku benar-benar minta maaf jika ada orang yang merasa terganggu.

“Tolong izinkan aku untuk bisa ikut berpartisipasi.

Aku sudah menduga kamu akan mengatakan itu.

Tidak ada alasan bagiku untuk menolak tawaran ini, karena aku merasa kalau aku masih perlu belajar lebih banyak lagi.

Jadi, Hinako. Bisakah kamu berhenti memelototiku terus?

...

Hinako, yang sedari tadi berada di belakangku, terus menatap Takuma-san dengan tajam.

Aku datang ke ruang kantor bersama Hinako karena Takuma-san meminta kami untuk pergi bersama, tapi Hinako tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak tiba. Sebaliknya, dia terus menatap Takuma-san dengan pandangan yang tajam dan menusuk.

... Jika kamu melakukan sesuatu yang aneh pada Itsuki, aku tidak akan memaafkanmu.

Aku tidak akan melakukan apa-apa. Karena aku berbeda dengan Hinako.”

A-Apa?!

Oh, apa kamu benar-benar melakukan sesuatu? Dari reaksimu, sepertinya itu terjadi baru-baru ini. Kemarin, dua hari lalu, tidak... jadi tiga hari yang lalu, ya?

A-A-Apa?!

Takuma-san menebak-nebak sambil mengamati reaksi Hinako.

Wajah Hinako memerah seperti apel, dan dia membuka-tutup mulutnya.

Sepertinya dia kembali mengingat kejadian di kamar mandi tiga hari yang lalu. ... Aku juga merasa canggung.

Bo-Bo... Dasar bodoh...!

Hinako, yang kehilangan kendali emosinya, bergegas keluar dari ruangan.

Khawatir dengan keadaan Hinako, Shizune-san juga segera meninggalkan ruang kantor.

“Kalau begitu, ayo kita pergi.

... Baik."

Seolah-olah tidak terjadi apa-apa...

... Apa aku akan baik-baik saja? Apa aku mampu mengikutinya?

Dengan perasaan cemas seperti itu, aku meninggalkan mansion keluarga Konohana.



 

Sebelumnya  |  Daftar isi  |  Selanjutnya

close

Posting Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

Lebih baru Lebih lama