The Result when I Time Leaped Chapter 113


Sesi Belajar Wanita - Bagian 2

Sudut Pandang Hiiragi Haruka
Yah, semoga beruntung hari ini, ucap Natsumi saat dia meninggalkan apartemenku di pagi hari. Sepertinya hari ini adalah hari untuk shiftnya, jadi dia mungkin langsung bekerja.
“…”
Kalau dipikir-pikir lagi mengenai apa yang terjadi tadi malam, itu benar-benar memalukan ... Itu semua dilakukan setelah minum sedikit, tapi tetap saja, melakukan semua itu masih dipertanyakan. Dan mengapa aku harus mendapatkan saran dari Natsumi, yang tidak memiliki pengalaman.
Saat aku membersihkan ruang tamu yang berantakan karena tadi malam, Seiji-kun tiba.
“Halo?”
“Selamat datang. Ayo masuk, masuk.”
Memberi salam yang cocok, Seiji-kun masuk dan duduk di sofa seperti biasa. Hanya menatapnya saja mengingatkanku pada percakapan yang aku lakukan dengan Natsumi saat mandi.
“Haru-chan punya tetek yang cukup bagus, jadi jika kamu melakukan ini dan itu sedikit saja, nanti Dorobo-kun langsung jadi ganas. Mungkin.”
Tetek yang bagus ... Natsumi benar-benar mengatakan sesuatu yang mungkin dikatakan oleh paman tua. Melirik sekilas pada Seiji-kun, aku melihatnya di tengah menguap besar.
“Apa ada yang salah? Apa kamu ngantuk?”
“Ah, ya. Aku akhirnya bisa tidur setelah bermain gim dengan Sana ...”
“Kalian terlihat rukun, seperti biasa.”
“Benarkah? Haruka-san juga cukup dekat dengan Natsumi-chan, ‘kan? ”
“Yah, kurasa begitu?”
Daripada cukup dekat, kita pada dasarnya teman dekat. Namun, Natsumi memang cenderung mengatakan hal-hal yang melanggar batas hanya menjadi teman.
“Tetek erotis Haru-chan akan menjadi asset penting untuk rencana kita dan membuat Dorobo-kun senang!”
Dia pasti melewati batas itu.
Lagian dari awal, tidak satu pun dari kami yang memiliki pengalaman, dan tidak ada ide konstruktif di antara kami. Jadi, aku akhirnya mengenakan sesuatu yang menonjolkan dadaku hari ini! Namun, sepertinya Seiji-kun tidak menyadarinya sama sekali, ketika dia terus menonton TV dengan mata mengantuk.
Setelah membuat dua cangkir kopi, dan begitu aku meletakkannya di atas meja, aku duduk di sebelahnya dan menyilangkan tangan.
“…”
Aku mencoba menyentuh dadaku dengan tanganku.
……
... Tidak ada reaksi ...
Aku juga memakai bra yang sedikit erotis yang mana pernah membuat Seiji-kun benar-benar tertarik.
“Kopi, apa aku harus membantumu dengan meminumnya?”
“Ya…?”
Suaranya tampak lebih mengantuk daripada sebelumnya.
“Mulut ke mulut.”
“Fuun ...”
Ah, ini takkan berhasil. Dia sangat ngantuk sekali sampai-sampai dia tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. 
Biasanya akan seperti ini….
“Kenapa dari mulut ke mulut !? Aku akan meminumnya sendiri!”
Atau sesuatu seperti itu, saat dia memberikan jawaban setengah serius.
“Aku akan meniupnya supaya agak hangat untuk diminum.”
“Ya…”
Aku mengambil cangkir Seiji-kun dan mulai meniupnya.
Dia berusaha keras untuk tetap membuka matanya. Kelopak matanya tampak sangat berat. Namun, entah bagaimana itu agak lucu ... Setelah menutup matanya selama sekitar tiga detik, dia tiba-tiba akan membukanya lagi seolah-olah mengingat sesuatu.
“Jangan terlalu banyak main gim, oke?”
“Ya…”
“Apa kamu mencintaiku?”
“Yeah…….”
“Sangat mencintaiku dari seluruh dunia?”
“... Ye …… ah ...”
“Seiji-kun, antara tipe Onee-san, dan tipe Imouto,  mana yang lebih kamu suka?”
“……Ya…”
Mouu ...
Nampaknya, kesadarannya agak kabur sekarang. Aku bahkan sudah menyiapkan semua rencana ini. Walau bilang begitu, aku masih belum memiliki keberanian untuk menjalankan rencana.
“...? Hmmm? Apa dia akhirnya tertidur?”
Aku menyolek pipinya. Dia sama sekali tidak bereaksi.
“Ah, itu dia. Jika aku mencoba merayu Seiji-kun saat dia tertidur, pasti nggak memalukan. ”
Seperti yang diharapkan, rasanya masih agak memalukan untuk melakukan hal erotis saat dia masih bangun, jadi aku harus berlatih sementara aku memiliki kesempatan.
“Biarkan aku melakukannya sebentar ...”
Aku mengerutkan sikuku dan menunjukkan sedikit lembah-ku. Dan kemudian, dengan mata menengadah, aku menyebut namanya.
“Seiji-kun ...?”
Tentu saja, karena dia sedang tidur, jadi tidak ada jawaban.
“Ya ya. Ini akan menjadi latihan yang bagus.”
Selanjutnya, melepas bajuku setengah , aku sedikit memiringkan daguku sambil menunjukkan bahu.
“Lalu, aku meletakkan tanganku ke mulutku ... dan menatapnya dengan mata berkedip ...”
Aku mencoba melakukan hal yang aku bahas kemarin dengan Natsumi.
“Bukannya ini akan meninggalkan sedikit memar?”
“Itu baik-baik saja. Khususnya untuk Dorobo-kun, ada garis pertahanan kuat yang diberikan olehmu. Melakukan sedikit berlebihan kurasa tak masalah.”
Natsumi memang bilang begitu, tapi aku merasa mungkin lebih baik kalau aku jujur saja dan mengatakan kalau larangan seks itu dicabut.
“Tetap saja, melakukannya sendiri, itu artinya ... aku ... ummm ... akan menunjukkan kalau aku ingin melakukan hal-hal mesum seperti itu ... sangat memalukan ...”
Dikira seperti itu bukanlah sesuatu yang aku inginkan. Itu tidak benar-benar salah ... tapi aku juga tak berpikir kalau itu benar.
Pada akhirnya, aku menggunakan pose dalam gambar gravure sebagai referensi. Buku mesum yang dibawa Natsumi terlalu mesum, jadi aku tidak bisa menggunakannya.
“Kamu belum bangun ‘kan, Seiji-kun?”
Aku bertanya sambil berpikir tidak ada gunanya, tapi aku mengkonfirmasi untuk jaga-jaga.
“Tidak ada respon. Baik. Kalau begitu…”
Duduk di seberang Seiji-kun, aku perlahan-lahan melepas bajuku dan membiarkannya jatuh. Sekarang aku hanya mengenakan kutang saja di bagian tubuhku.
Mufufu. Aku dalam kondisi setengah telanjang begini, tapi Seiji-kun masih belum bangun.
... Seorang gadis yang perlahan melepas pakaiannya di depan pacarnya yang tertidur ...
“...... Apa jangan-jangan aku ini ... cabul?”
Aku menggelengkan kepala. Aku akan kalah jika aku berpikir dua kali tentang itu. Meski aku tidak tahu aku kalah dari apa.
Lagipula tidak ada yang melihat, jadi itu oke~ ♪
“Selanjutnya, kamu akan membuat pose seperti seekor macan kumbang betina!”
“Kenapa macan kumbang?”
“Karena itu memberi sensasi yang fleksibel!”
Ketika mengenai mengeluarkan perasaan yang fleksibel, itu benar-benar masih misteri seberapa banyak efek yang akan terjadi, tapi untuk sekarang, aku mencoba melakukan seperti yang sudah didiskusikan.
“Haru-chan, selanjutnya kamu menangis. Tangisan macan kumbang betina.”
“Nyaaah!”
“Macan kumbang betina takkan bersuara nyaah begitu!”
“Eh? Tapi itu dari keluarga kucing, kan ??”
“Hewan karnicora takkan menangis dengan cara yang imut begitu. Suaranya harus gaoo. Gaoo.”
Nggak. Seperti yang diharapkan, aku masih tidak bisa yakin kalau suaranya gaoo.
“Nyaaaaaaaaaaannnnn.”
Di depan pacarku sendiri, dengan setengah telanjang, aku berteriak nyaah ... 
Tidak, tidak, tidak, aku menggelengkan kepala lagi. Jika aku berpikir dua kali aku kalah. Jika aku berpikir dua kali aku kalah. Jika aku berpikir dua kali aku kalah.
Aku mendekatinya sambil merangkak. Selanjutnya adalah bagian terakhir.
Kamu bisa melakukan ini, Haruka!
Sambil mengangkangi dia, aku akhirnya berhadapan dengan Seiji-kun, yang benar-benar tertidur di sofa.
“Bahkan Dorobo-kun mungkin akan bilang, Mama, dan membenamkan wajahnya ke dadamu.”
“Seiji-kun takkan pernah mengatakan sesuatu yang menjijikkan begitu.”
Seiji-kun adalah pria yang kalem. Natsumi tidak mengerti sama sekali.
“Ba-Baiklah ...!”
Aku meregangkan tangan ke punggungku, dan membuka kait bra-ku.




* Disensor *



“——Aku tidak bisa meneruskannya. Aku tidak bisa. Mending pakai baju.”
Tiba-tiba aku turun dari pangkuan Seiji-kun, dan satu per satu, aku mmakai pakaian yang sudah kulepas. Aku telah menyelesaikan misi yang telah aku rencanakan untuk dilakukan.
Jam menunjukkan sudah jam dua belas siang.
“Mending aku menyiapkan makan siang.”
Apa yang harus aku buat? Sambil memikirkan bahan-bahan yang ada di dalam lemari es, aku pergi menuju ke dapur.

Sudut Pandang Sanada Seiji
…… A-apa ... itu.
Apa-apaan ... itu (kedua kalinya).
Apa-apaan itu tadi !?
Aku pikir itu cuma mimpi, tapi sepertinya tidak begitu.
Ketika aku mendengar dia berteriak nyaaaaaan, aku sedikit membuka mataku, dan melihat Hiiragi-chan mengangkangiku dengan pakaian dalamnya saja.
Ah, ini mimpi.
Atau begitulah yang aku pikirkan.
Namun, bukan itu masalahnya. Itu adalah situasi seperti mimpi . Hanya memikirkannya saja membuatku tidak bisa berdiri dari sofa.
... Hiiragi-chan, apa jangan-jangan dia itu orang cabul ...?
Sepertinya dia mengira aku sedang tertidur, jadi lebih baik aku tidak bertanya kejadian tadi padanya.



close

1 Komentar

Budayakan berkomentar supaya yang ngerjain project-nya tambah semangat

  1. kenapa ada sensor. Hey, hey, anda sangat tidak rasional terhadap kaum eue...

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama